Renungan:
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan bentuk relasi atasan- bawahan, bos-anak buah, tuan-hamba. Ada kecenderungan bahwa dalam relasi-relasi yang tadi disebutkan, terdapat jarak antara tuan dan hamba atau atasan dan bawahan. Banyak pula terjadi, seorang atasan memperlakukan bawahan dengan sesuka hatinya, kadang si bawahan juga pastah saja dengan nasibnya sebagai bawahan.
Berbeda dengan relasi antara Yesus dengan para muridnya, antara Yesus dan kita. Para murid Yesus, termasuk kita yang adalah hamba Tuhan Yesus. Namun, Yesus sungguh memberikan keteladanan yang berbeda sebagai Tuan. Terhadap hamba-hambaNya, Yesus menempatkan para murid dan juga kita justru sebagai sahabat-sahabatNya. Sebagai hamba, kita diperlakukan istimewa oleh Yesus. Maka sudah sepatutnya kita bersyukur, karena kita ini adalah hamba yang istimewa di mata tuannya. Namun, karena begitu istimewanya kita, kadang kita yang hamba ini lupa diri. Tanpa kita sadari cara berdoa kita yang memaksa Tuhan untuk segera mengabulkannya adalah cara yang dipakai oleh tuan terhadap hambanya. Berarti kita telah menjadi tuan atas Tuhan sendiri, karena kita ingin doa kita segera dikabulkan. Kalau tidak maka kita menjadi marah dan berpaling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar