"Kalau kamu tetap bertahan kamu akan memperoleh hidupmu"
(Why 15:1-4; Luk 21:12-19)
"Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." (Luk 21:12-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Kutipan di atas menggambarkan adanya permusuhan dan peperangan yang membabi buta, saling menghancurkan dan memusnahkan. Kekacauan atau keributan dapat terjadi di sana-sini dan dalam keadaan demikian ada kecenderungan orang untuk hidup dan bertindak seenaknya sendiri, atau bahkan meninggalkan iman kepercayaannya. Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar dalam situasi dan kondisi macam apapun kita tetap setia pada iman kepercayaan kita, karena "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu", artinya selamat. Kami percaya bahwa kita semua mendambakan hidup selamat dan damai sejahtera dalam kondisi atau situasi apapun, maka marilah kita senantiasa setia pada iman kepercayaan kita. Kiranya setelah cukup lama kita berusaha hidup baik, menghayati sabda-sabda Tuhan, berpartisipasi dalam aneka kegiatan ibadat maupun pendalaman iman kita semakin handal dan mendalam dalam hal iman. Maka hendaknya terus diperdalam dan diperkembangkan iman kepercayaan anda kepada Tuhan, agar ketika harus menghadapi aneka kekacauan dan keributan kita tidak mengingkari iman kita dengan hidup seenaknya, mencari keuntungan pribadi. Dalam keributan dan kekacauan kita dipanggil untuk menjadi saksi iman, orang yang tak tergoyahkan oleh aneka godaan dan rayuan untuk melakukan kejahatan. Ketika secara fisik kita tak mampu mengatasi kekacauan atau keributan, maka hendaknya dihadapi secara spiritual, yaitu dengan berdoa. Percayalah bahwa jika kita sungguh-sungguh berdoa pasti kita akan terbebaskan dari aneka pencobaan, godaan dan rayuan untuk berdosa.
· "Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu." (Why 15:4). Kutipan ini kiranya mengajak dan mengingatkan kita semua agar dalam situasi dan kondisi apapun kita tetap setia pada iman, tetap beriman pada Penyelenggaraan Ilahi atau Tuhan, "karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakimanMu". Aneka musibah dan bencana alam memang pada umumnya menyadarkan dan memotivasi orang untuk kembali bersembah sujud kepada Tuhan, meninggalkan cara hidup dan cara bertindak yang tidak sesuai dengan perintah dan kehendak Tuhan. Apakah untuk bertobat atau memperbaharui diri orang harus menunggu adanya korban lebih dahulu? Baiklah kita tidak perlu menunggu adanya korban segera bertobat atau memperbaharui diri, demikian juga tidak perlu menunggu perintah dari orang lain. Kami percaya bahwa anda sekalian setiap hari berdoa, yang berarti berusaha bersembah sujud kepada Tuhan, maka hendaknya kebiasaan tersebut jangan menjadi luntur atau ditinggalkan, melainkan terus-menerus diperkembangkan dan diperdalam sehingga pribadi kita seutuhnya berbakti kepada Tuhan alias hidup suci, bersih dan bermoral. Pendidikan moral atau budi pekerti di dalam keluarga-keluarga maupun di sekolah-sekolah hendaknya menjadi perhatian, dengan kata lain anak-anak sedini mungkin dibiasakan dan dididik secara inklusif dalam kesibukan mereka dalam hal moral atau budi pekerti luhur. Cara atau metode pendidikan moral atau budi pekerti hemat saya pertama-tama melalui tindakan atau perilaku bukan wacana atau omongan. Perilaku atau tindakan anda sendirilah yang akan menjadi hakim bagi anda alias yang menentukan baik atau buruknya pribadi anda. Dari buahnya dikenal pohonnya, dari perilakunya dikenal siapa orangnya, demikian kata sebuah pepatah.
" Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa."(Mzm 98:1-2)
Ign 28 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar