Ayat bacaan: Wahyu 2:9
==================
"Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis."
"Saya mau ikut Yesus supaya usaha saya yang hampir bangkrut bisa kembali pulih." kata seorang yang sepertinya berprofesi sebagai pengusaha pada suatu kali sambil mesem-mesem kepada temannya. Lantas temannya menjawab, "ya, saya juga mau coba, supaya sakit saya sembuh.." Saya kebetulan berada tidak jauh dari mereka di sebuah cafe sehingga mendengarnya. Ikut Yesus kok coba-coba? Tapi banyak orang memang berpikir seperti itu. Mereka hanya ingin berkat, pertolongan dan kesembuhan saja secara sempit untuk di dunia ini. Mereka tidak berpikir soal keselamatan, apalagi berpikir untuk mengasihi Yesus secara tulus. Benar, Tuhan bisa melakukan itu semua. It's no big deal to Him. Tapi apakah hanya itu yang membuat kita menerimaNya sebagai Tuhan? Ibaratnya orang berpacaran, bagaimana perasaan anda jika pasangan anda hanya ingin coba-coba dan hanya ingin harta saja? Tentu sakit sekali rasanya bukan?
Kita tidak akan pernah bisa hidup selamanya dan sepenuhnya tanpa masalah. Menjadi pengikut Yesus tidak serta merta berarti bahwa kita akan seratus persen aman, bebas masalah, hidup nikmat tanpa kendala. Dan lihatlah betapa seringnya iman kita diuji. Mudah bagi kita untuk berkata bahwa "Tuhan itu amat baik" ketika hidup sedang aman-aman saja, tetapi mampukah kita berkata hal yang sama ketika tengah mengalami penderitaan atau permasalahan? Mampukah kita tetap setia dan taat meski keadaan kita sedang tidak baik? Ini sebuah pertanyaan yang jawabannya akan menunjukkan sejauh mana kita mengasihi dan percaya kepadaNya. Jika hanya mengharapkan berkat saja kita akan cepat menjadi dingin, bahkan dengan mudahnya menuduh Tuhan dan meragukannya ketika masalah sepertinya tidak kunjung teratasi. Akan hal ini, mari kita lihat perbedaan antara dua jemaat diantara 7 jemaat yang kepada mereka diberikan pesan dan teguran dalam kitab Wahyu, yaitu jemaat Smirna dan Laodikia.
Diantara ketujuh gereja dalam kitab Wahyu, hanya ada dua yang tidak ditegur Tuhan, yaitu jemaat di Smirna dan Filadelfia. Mari kita lihat bagaimana Smirna yang lokasinya terletak di salah satu bagian dari Turki saat ini bisa luput dari teguran bahkan menuai pujian langsung dari Tuhan.
Seperti apa profil jemaat Smirna? Apakah mereka jemaat yang kaya raya dan hidup berlimpah-limpah juga tanpa problema? Justru sebaliknya. Mereka bukanlah jemaat yang kaya secara finansial. Mereka pun mengalami banyak kesusahan dalam mempertahankan iman mereka. Tekanan dari penguasa Roma terus menerus menerpa mereka dan itu sangatlah menyulitkan. Mereka dianaktirikan, disisihkan dan diperlakukan tidak adil, cacian dan fitnah, bahkan tidak jarang mereka mengalami penganiayaan dalam mempertahankan iman mereka. Setiap hari dalam hidup mereka harus menghadapi cercaan dan fitnahan dari orang-orang yang menganggap diri mereka paling benar yang akan tanpa sungkan-sungkan menyakiti mereka. Sudah miskin, tertekan dan dianiaya pula. Seandainya jemaat Smirna hanya memandang atau berharap pada berkat duniawi saja, buat apa mereka rela mengalami semua itu? Tentu mereka sudah meninggalkan Tuhan dan kembali kepada kehidupan lama mereka. Tapi jemaat Smirna menunjukkan ketangguhan iman mereka. Lewat segala penderitaan mereka ternyata mereka bisa membuktikan keteguhan mereka hingga merekapun kemudian menuai pujian dari Tuhan.
Sekarang mari kita lihat seperti apa bunyi pujian yang diberikan kepada mereka. "Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis." (Wahyu 2:9). Wow! Dipuji langsung oleh Tuhan, itu tentu berjuta rasanya. Meski miskin materi, tapi engkau kaya iman. Begitu kira-kira kata Tuhan. Itulah kualitas jemaat Smirna yang luar biasa. Yesus mengatakan bahwa "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Mungkin sulit bagi jemaat Smirna untuk makan enak dan mewah setiap hari, bahkan mereka mungkin merasa heran apabila satu hari berlalu tanpa adanya tekanan atau masalah. Tetapi mereka ternyata menjadi tegar dalam ketaatan mereka kepada Sang Roti Hidup, the Bread of life. Di mata dunia mereka mungkin miskin dan rendah, tetapi sama sekali tidak demikian di mata Tuhan.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar