Senin, 6 Oktober 2014
20:7 Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku.
20:8 Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.
20:9 Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
20:10 Aku telah mendengar bisikan banyak orang: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!"
20:11 Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!
20:12 Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
20:13 Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.
TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah. —Yeremia 20:11
Ketika Ayah masih kecil, ia harus memberi makan untuk kawanan babi yang lapar di peternakan tempat ia dibesarkan. Ia membenci tugas tersebut karena babi-babi itu suka menabraknya hingga jatuh saat ia masuk ke dalam kandang mereka. Tugas itu tidak mungkin dapat dikerjakan Ayah, seandainya ia tidak mempunyai penolong setia yang menemaninya. Penolong setia itu adalah seekor anjing gembala Jerman bernama Sugarbear. Sugarbear biasa menempatkan diri di antara Ayah dengan babi-babi itu sembari menahan kawanan babi yang ganas itu sampai Ayah menyelesaikan tugasnya.
Nabi Yeremia mengemban tugas yang sulit untuk mengumandangkan pesan-pesan Allah kepada bangsa Israel. Tugas itu membuatnya harus menanggung siksaan fisik, caci maki, pemenjaraan, dan pengucilan dari kaum sebangsanya. Walaupun Yeremia bergumul dengan kekecewaan yang amat mendalam, ia mempunyai Penolong yang setia menyertainya melalui segala kesulitan itu. Allah berjanji kepadanya, “Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau” (Yer. 1:19).
Allah tidak mengabaikan Yeremia, dan Dia tidak akan mengabaikan kita. Dia terus-menerus memberikan pertolongan melalui kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam diri setiap orang percaya (Yoh. 14:16-17). Sang Penolong memberi kita pengharapan (Rm. 15:13), memimpin kita ke dalam kebenaran rohani (Yoh. 16:13), dan mencurahkan kasih Allah ke dalam hati kita (Rm. 5:5). Kita dapat meyakini bahwa Allah setia menolong kita di tengah kesulitan yang sedang kita tanggung. Seperti Yeremia, kita dapat menyatakan, “TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah” (Yer. 20:11). —JBS
Engkau, Allah, selamanya menjadi sumber pertolongan kami.
Dan Engkaulah pengharapan kami kini dan sampai selamanya.
Kami bersyukur sebab Engkau tidak akan pernah
mengabaikan kami. Engkau senantiasa setia.
Pengharapan terbesar kita di bumi adalah pertolongan dari Allah di surga.
Artikel ini termasuk dalam kategori Santapan Rohani, SaTe Kamu
from WarungSateKaMu.org
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar