Kristus yang Ilahi.
Sebagai sastra apokaliptik, Kitab Wahyu sarat dengan simbol alias penanda. Tidak jarang simbol-simbol itu terlihat sangat dahsyat namun juta terkesan ganjil. Tapi, simbol-simbol itu dalam kitab ini tidak dimaksudkan untuk membingungkan umat Allah. Sebagai penanda, simbol bersinggungan dengan suatu realitas yang sangat agung dan bermaksud menuntun kita pada pengenalan dan penghayatan akan realitas tersebut.
Ketika bertutur tentang penyataan diri Kristus, simbol-simbol itu bersaksi tentang kemuliaan-Nya dan sikap-Nya yang senantiasa penuh perhatian terhadapnya. Sementara gereja sepanjang masa dan tempat dilambangkan dengan tujuh kaki dian, Kristus dikatakan berjalan di antara ketujuh kaki dian tersebut. Artinya, Kristus kerap kali melawan Gereja-Nya.
Kristus, yang disimbolkan sebagai sosok serupa Anak Manusia, yang mengingatkan kita pada otoritas-Nya sebaga Raja sekaligus Hakim (bdk. Dan. 7:13-14; Mrk. 14:62; Mat. 16:27; 24:30; 25:31, dst.), kali ini tampil dalam hubungan yang sangat intens dengan Gereja-Nya. Ia sedang berurusan dengan ketujuh sidang jemaat di Asia Kecil, yang bukan secara kebetulan memiliki ciri-ciri yang bakal terdapat pula pada sidang-sidang jemaat di sepanjang sejarah Gereja. Sosok serupa Anak Manusia, yakni Yesus Kristus itu, nampak sangat dahsyat dalam simbol-simbol yang melukiskan keilahian-Nya (ayat 14-15,16) sekaligus otoritas-Nya atas Gereja (ayat 16) dan kematian (ayat 17-18). Atas dasar semua inilah Yesus Kristus, Tuhan yang bangkit itu berfirman kepada Gereja-Nya.
Menghayati keagungan Tuhan yang bangkit, Yohanes tidak menyesali keadaannya sebagai tawanan karena Kristus. Menyebut dirinya sendiri sebagai “saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan, dan dalam ketekunan menantikan Kristus”, rupanya ia juga ingin supaya orang-orang percaya lainnya tetap setia kepada Sang Kristus pada masa-masa sukar itu. Ia juga mengajak mereka, dalam sidang-sidang jemaat yang di dalamnya mereka bernaung, untuk mendengarkan firman Tuhan, Raja Gereja.
Jumat, 17 Oktober 2014
Kristus yang Ilahi. Wahyu 1:9-20
Label:
Tafsir Wahyu,
Wahyu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2014
(294)
-
▼
Oktober
(71)
- Ditolong Oleh Firman
- Musik Dan Pengeras Suara
- Dibayangi
- Menjaring Angin
- Menjaring Angin
- Menghalau Galau
- Anggota Baru Keluarga
- Anggota Baru Keluarga
- Semuanya Bersama
- Semuanya Bersama
- Pertolongan Pertama
- Pertolongan Pertama
- Pulau Kecil
- Pulau Kecil
- Menghalau Galau
- Membersihkan Lemari
- Membersihkan Lemari
- Orang Yang Mengerti
- Orang Yang Mengerti
- Pujian Yang Tak Layak Diterima
- Pujian Yang Tak Layak Diterima
- Perang Kata-Kata
- Perang Kata-Kata
- Fondasi Yang Benar
- Fondasi Yang Benar
- Sahabat Sejati
- Sahabat Sejati
- Batas tipis toleransi dan kompromi. Wahyu 2:18-29
- Bahasa pembusukan. Wahyu 2:12-17
- Miskin tetapi kaya. Wahyu 2:8-11
- Kehilangan kasih mula-mula. Wahyu 2:1-7
- Kristus yang Ilahi. Wahyu 1:9-20
- Pesan penting di masa gawat. Wahyu 1:1-8
- Melihat Lalu Mencari
- Melihat Lalu Mencari
- Dia Tak Pernah Terlelap!
- Jalan Memutar Yang Misterius
- Melihat Dengan Terbalik
- Perjumpaan Abadi
- Perjumpaan Abadi
- Wallpaper: Aku Tidak Akan Meninggalkan Engkau
- Perkataan Yang Tepat Pada Waktunya
- Perkataan Yang Tepat Pada Waktunya
- Tempat Beristirahat
- Tempat Beristirahat
- Kuasa Untuk Mengubah
- Kuasa Untuk Mengubah
- Pelajaran Dari Hula Hoop
- Sayap yang Patah
- Apa Yang Kamu Harapkan?
- Belajar Menanti Allah
- Kibarkan Bendera
- Mengapa Tuhan?
- Pelajaran Dari Hula Hoop
- Apa Yang Kamu Harapkan?
- Apa Yang Anda Harapkan?
- Belajar Menanti Allah
- Belajar Menanti Allah
- Kibarkan Bendera
- Kibarkan Bendera
- Mengapa Tuhan?
- Penolong Setia
- Penolong Setia
- Domba Merah Muda
- Domba Merah Muda
- Budaya Sekali Pakai
- Budaya Sekali Pakai
- Cahaya Yang Menyusup
- Perjalanan Sang Gadis Kecil
- Dalam Badai
- Dalam Badai
-
▼
Oktober
(71)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar