Kehilangan kasih mula-mula.
Apabila ada suatu sidang jemaat yang sangat kokoh berpegang pada ajaran yang benar, tak kenal lelah melayani Tuhan, bahkan sampai harus menderita sengsara karena Tuha, itulah jemaat Efesus. Militansi mereka bagi Tuhan tak diragukan lagi. Kecintaan mereka pada kebenaran Injil tidak kenal kompromi. Bahkanmereka mengritik pengajar-pengajar palsu dan membongkar kesesatan mereka, baik dari segi pengajaran maupun moralitas (ayat 2,6). Sungguh, mereka menjalankan amanat rasuli untuk “menguji roh” (ayat 1Yoh. 4:2, bdk. 1Tes. 5:21) yang pada galibnya berakar dari ajaran Tuhan Yesus sendiri semasa kehidupan bumiah-Nya (Mat. 7:15-20). Tuhan sendiri memuji Jemaat Efesus: “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu ...” (Why. 2:2a).
Namun, Tuhan juga menegur keras jemaat Efesus karena ada kekurangan, yang menurut pandangan Tuhan, fatal “Engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula” (ayat 14). Keseriusan teguran ini diperkuat dengankomentar bahwa hal meninggalkan kasih yang semula merupakan kejatuhan yang sangat dalam, serta seruan bertobat yang dibarengi dengan nubuatan hukuman bagi penolakan untuk bertobat (ayat 5). Dia yang memiliki otoritas mutlak atas Gereja sekaligus sangat menaruh perhatian terhadapnya (ayat 1b) memang tidak main-main.
“Meninggalkan kasih mula-mula” atau “kasih menjadi dingin” (Mat. 24:12) bukan menunjuk pada lunturnya kasih kepada Tuhan. Mereka masih tekun melayani, mempertahankan kebenaran Injil. Bahkan menderita aniaya, sebagai rutinitas dan bukan kecintaan mereka kepada Tuhan. Juga, sering kali kecintaan kepada kebenaran, melunturkan kasih kepada sesama, dan memandangnya dari segi benar-salah semata. Suasana persekutuan yang pada mulanya begitu indah, kini berubah menjadi suasana dingan dan kaku, yang setiap saat bisa meletus dalam silang sengketa yang mengarah pada perpecahan.
Renungkan: Berpegang pada kebenaran dalam kasih (Ef. 4:15) memang tidak mudah. Kita cenderung memilih salah satu. Tapi Tuan menghendaki keduanya ada dalam diri kita dan nyata dalam Gereja.
Jumat, 17 Oktober 2014
Kehilangan kasih mula-mula. Wahyu 2:1-7
Label:
Tafsir Wahyu,
Wahyu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2014
(294)
-
▼
Oktober
(71)
- Ditolong Oleh Firman
- Musik Dan Pengeras Suara
- Dibayangi
- Menjaring Angin
- Menjaring Angin
- Menghalau Galau
- Anggota Baru Keluarga
- Anggota Baru Keluarga
- Semuanya Bersama
- Semuanya Bersama
- Pertolongan Pertama
- Pertolongan Pertama
- Pulau Kecil
- Pulau Kecil
- Menghalau Galau
- Membersihkan Lemari
- Membersihkan Lemari
- Orang Yang Mengerti
- Orang Yang Mengerti
- Pujian Yang Tak Layak Diterima
- Pujian Yang Tak Layak Diterima
- Perang Kata-Kata
- Perang Kata-Kata
- Fondasi Yang Benar
- Fondasi Yang Benar
- Sahabat Sejati
- Sahabat Sejati
- Batas tipis toleransi dan kompromi. Wahyu 2:18-29
- Bahasa pembusukan. Wahyu 2:12-17
- Miskin tetapi kaya. Wahyu 2:8-11
- Kehilangan kasih mula-mula. Wahyu 2:1-7
- Kristus yang Ilahi. Wahyu 1:9-20
- Pesan penting di masa gawat. Wahyu 1:1-8
- Melihat Lalu Mencari
- Melihat Lalu Mencari
- Dia Tak Pernah Terlelap!
- Jalan Memutar Yang Misterius
- Melihat Dengan Terbalik
- Perjumpaan Abadi
- Perjumpaan Abadi
- Wallpaper: Aku Tidak Akan Meninggalkan Engkau
- Perkataan Yang Tepat Pada Waktunya
- Perkataan Yang Tepat Pada Waktunya
- Tempat Beristirahat
- Tempat Beristirahat
- Kuasa Untuk Mengubah
- Kuasa Untuk Mengubah
- Pelajaran Dari Hula Hoop
- Sayap yang Patah
- Apa Yang Kamu Harapkan?
- Belajar Menanti Allah
- Kibarkan Bendera
- Mengapa Tuhan?
- Pelajaran Dari Hula Hoop
- Apa Yang Kamu Harapkan?
- Apa Yang Anda Harapkan?
- Belajar Menanti Allah
- Belajar Menanti Allah
- Kibarkan Bendera
- Kibarkan Bendera
- Mengapa Tuhan?
- Penolong Setia
- Penolong Setia
- Domba Merah Muda
- Domba Merah Muda
- Budaya Sekali Pakai
- Budaya Sekali Pakai
- Cahaya Yang Menyusup
- Perjalanan Sang Gadis Kecil
- Dalam Badai
- Dalam Badai
-
▼
Oktober
(71)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar