- Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus -
Baca juga: Mengenal sepintas kitab Hagai
Bacaan Alkitab hari ini: Hagai 1
Tidak peduli dengan urusan Tuhan dan sibuk dengan urusan sendiri berarti tidak peduli terhadap kehadiran dan pemerintahan Allah.
Pada tahun 520 BC, kondisi Israel sudah jauh berbeda dari kondisi saat mereka pulang dari pembuangan. Raja Darius mendukung penuh pembangunan Bait Allah dan tidak ada lagi tentangan dari orang Samaria. Sekalipun demikian, bangsa Israel berkata, "belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN" (1:2). Mereka enggan membangun Bait Allah sekalipun kondisi sudah membaik karena mereka merasa bahwa kehidupan mereka sulit dan panen mereka tidak maksimal. Ketimbang mendirikan Bait Allah yang tidak jelas masa depannya, mereka merasa lebih baik dan lebih penting untuk memperjuangkan kepentingan dan rumah mereka sendiri. Mereka tidak sadar bahwa kondisi mereka yang sulit—panen yang tidak pernah maksimal—justru disebabkan oleh keengganan memba-ngun Bait Allah serta hati yang terlalu berfokus pada kepentingan mereka sendiri, bukan kepentingan Tuhan (1:9b, 10-11).
Keengganan membangun Bait Allah merupakan kejahatan serius karena keengganan itu menunjukkan ketidakpedulian akan kehadiran dan pemerintahan Allah yang dilambangkan oleh keberadaan Bait Allah. Ketidakpedulian itu dipertegas oleh fokus kesibukan mereka pada urusan pribadi. Nabi Hagai memperingatkan seluruh bangsa itu untuk bertobat dan segera melanjutkan pembangunan Bait Allah agar berkat Allah turun atas mereka. Fokus pada kepentingan pribadi dan ketidakpedulian terhadap rencana Allah merupakan tanda ketidakpedulian—bahkan tanda pemberontakan—terhadap kehadiran dan pemerintahan Allah atas hidup kita. Sepatutnyalah, kepentingan Allah mendapat tempat utama dalam hidup kita![H]
Hagai 1:4 "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?"
Like this:
Be the first to like this post.
Filed under: Renungan Harian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar