(sambungan)
Orang-orang Farisi di masa Yesus turun ke dunia pun setali tiga uang. Mereka memiliki keadaan hati yang mendukakan hati Yesus. Hati mereka sangat keras dan itu mengakibatkan mereka tidak lagi peka lagi terhadap kebenaran. Kekerasan hati dan kepala mereka itu membuat mereka tidak lagi bisa mendengar suara dan teguran Tuhan. Dalam banyak kesempatan yang tercatat dalam Alkitab kita bisa melihat kemunafikan mereka. Mereka merasa sebagai orang-orang yang paling rohani, paling suci,paling tahu segalanya, paling hebat, dan kesombongan ini membuat hati mereka mengeras. Mereka rajin menghakimi orang lain tetapi tidak pernah introspeksi terhadap diri sendiri. Kepekaan pun lenyap dari diri mereka. Bayangkan orang-orang seperti inilah yang berstatus sebagai tokoh-tokoh agama yang seharusnya bisa menjadi panutan buat orang lain. Bukankah hal ini pun masih terpampang secara nyata hari ini di dunia? Orang atau kelompok yang mengaku merepresentasikan Tuhan di muka bumi ini justru menunjukkan perilaku yang sangat buruk yang bisa terlihat secara kasat mata alias terang-terangan. Kembali kepada orang-orang Farisi tadi, lihatlah bahwa itu semua membuat hati Yesus berduka bahkan marah. "Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka..." (Markus 3:5). Yesus sudah rela mengorbankan segalanya demi keselamatan manusia. Ia rela turun dan mengambil rupa sebagai hamba, melepaskan atribut keIlahianNya demi kita. Tapi lihatlah bagaimana sikap dan reaksi penolakan dari para orang Farisi itu. Tentu itu sangat menyakiti hatiNya.
Orang-orang Israel di jaman Musa dan orang-orang Farisi pada masa Yesus menunjukkan kekerasan tengkuk atau kebebalan yang sama. Hatinya sama-sama membatu. Mereka terus memelihara ketidakpercayaan dan lebih tertarik untuk melihat hal-hal duniawi ketimbang mempertebal iman mereka secara benar. Bangsa Israel menunjukkan pribadi yang gampang ketakutan, panik dan sulit percaya kepada Tuhan meski sudah mengalami sendiri begitu banyak kuasa Tuhan secara nyata dalam hidup mereka, orang Farisi terus takut kehilangan pamor dan status di mata manusia ketimbang mematuhi Tuhan. Pada akhirnya kita bisa melihat bahwa tidaklah menjadi soal apapun alasan kita untuk tidak mematuhi Tuhan, untuk terus membangkang dan mengabaikan teguranNya. Ketidakpatuhan, pembangkangan, biar bagaimanapun dan apapun alasannya akan tetap merugikan kita.
Marilah kita ambil pelajaran dari kedua kisah di atas dan janganlah bermain-main dengan dosa. Firman Tuhan berkata: "Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya." (Roma 6:12). Kita tidak boleh membuang-buang kesempatan dengan terus mengabaikan teguran Tuhan, karena nantinya kita sendiri yang rugi ketika apa yang dikatakan Amsal 29:1 kemarin dengan : "suatu waktu akan hancur dan tak dapat diperbaiki lagi" tidak harus terjadi dalam hidup kita. Kita pun harus terus berusaha saling mengingatkan selagi waktu untuk itu masih ada. "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." (Ibrani 3:13). Kita mengingatkan orang lain, sebaliknya kita pun jangan bebal ketika diingatkan.
Tidak pernah ada gunanya bagi kita untuk terus menunda-nunda, karena tidak ada satupun dari kita yang tahu sampai kapan kesempatan itu diberikan bagi kita. Benar Tuhan panjang sabar dan selalu siap mengampuni, tetapi jika kita terus menyalahgunakan kesempatan itu, akan ada waktu dimana kita akan menyesal berkepanjangan karena kekerasan hati atau kedegilan kita. Karena itu Firman Tuhan berkata: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman" (Ibrani 3:15) Bila Roh Tuhan datang untuk mengoreksi, patuhlah, dengarlah dan ikutilah petunjukNya dengan segera. Jagalah agar hati kita tetap lembut, dan patuhilah Tuhan dengan sepenuhnya. Kekerasan hati dan kepala yang berlarut-larut pada suatu saat akan membawa penyesalan yang bisa jadi tidak lagi bisa diperbaiki. Karenanya tetaplah lembutkan hati dan dengarkan teguran Tuhan segera sebelum semuanya itu terlambat.
Patuhi Tuhan secara serius agar bisa selamat sampai tujuan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
April
(152)
- Renungan Harian Kita: Melibatkan Allah
- Melibatkan Allah
- Renungan Harian Air Hidup: MEMPEROLEH BERKAT LEBIH...
- Saat Teduh: Rindu akan keselamatan orang lain
- Saat Teduh: Mengenal Sepintas Kitab Hagai
- Saat Teduh: Sibuk dengan Urusan Sendiri
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Rindu akan ...
- RSS Santapan Harian: Selasa, 1 Mei 2012 - Rindu ak...
- RSS Renungan Harian: Selasa, 1 Mei 2012 - HATI PEN...
- Saat Teduh: Hati Penuh Pujian
- Nyanyian Burung Menyambut Pagi
- renungan harian online: Nyanyian Burung Menyambut ...
- renungan harian online: Nyanyian Burung Menyambut ...
- 30 April
- 1Mei
- Renungan Harian Air Hidup: SALOMO: Hati yang Mulai...
- Saat Teduh: Kitalah umat pemenang
- Saat Teduh: Iman dalam Tindakan
- Saat Teduh: Sudah Tahu Akhirnya
- RSS Santapan Harian: Senin, 30 April 2012 - Kitala...
- RSS Renungan Harian: Senin, 30 April 2012 - SUDAH ...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Kitalah uma...
- Saat Teduh: Sudah Tahu Akhirnya
- Ikat Pinggang
- renungan harian online: Ikat Pinggang
- renungan harian online: Ikat Pinggang
- Saat Teduh: Perlombaan Iman
- Saat Teduh: Kesempatan Bersaksi
- Saat Teduh: Hidup dengan Iman
- Saat Teduh: Roh menguatkan dan menolong
- Saat Teduh: Hanya anjing menggonggong
- Saat Teduh: Perlombaan Iman
- Saat Teduh: Hanya anjing menggonggong
- Renungan Harian Air Hidup: MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK...
- RSS Santapan Harian: Minggu, 29 April 2012 - Hanya...
- RSS Renungan Harian: Minggu, 29 April 2012 - KESEM...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Hanya anjin...
- Saat Teduh: Kesempatan Bersaksi
- Mari dan Lihatlah (2)
- renungan harian online: Mari dan Lihatlah (2)
- renungan harian online: Mari dan Lihatlah (2)
- Minggu Paskah IV
- Saat Teduh: Roh menguatkan dan menolong
- Saat Teduh: Hidup dengan Iman
- Renungan Harian Air Hidup: MENGUATKAN HATI KEPADA ...
- RSS Santapan Harian: Sabtu, 28 April 2012 - Roh me...
- RSS Renungan Harian: Sabtu, 28 April 2012 - APA PE...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Roh menguat...
- Saat Teduh: Apa Pertanyaannya?
- Mari dan Lihatlah (1)
- renungan harian online: Mari dan Lihatlah (1)
- renungan harian online: Mari dan Lihatlah (1)
- 28 April
- Saat Teduh: Hidup dipimpin Roh Allah
- Saat Teduh: Perjanjian yang Baru (3)
- Saat Teduh: Pertemuan Ilahi
- Saat Teduh: Perjanjian yang Baru (3)
- Saat Teduh: Hidup dipimpin Roh Allah
- 27 April
- Renungan Harian Air Hidup: MEMBALAS KASIH DAN KEBA...
- RSS Santapan Harian: Jumat, 27 April 2012 - Hidup ...
- RSS Renungan Harian: Jumat, 27 April 2012 - PERTEM...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Hidup dipim...
- Saat Teduh: Pertemuan Ilahi
- renungan harian online: Terburu-buru Menyimpulkan
- Terburu-buru Menyimpulkan
- renungan harian online: Terburu-buru Menyimpulkan
- Renungan Harian Kita: Berapa Tinggi Anda?
- Berapa Tinggi Anda?
- 26 April
- 25 April
- Hindari Sikap Munafik
- RS: Awasi Keputusan Kita
- Menghindari Gesekan dalam Pelayanan (2)
- Menghindari Gesekan dalam Pelayanan (1)
- 24 April
- RS: Karena Kasih Karunia
- Berat Masalah
- 23 April
- Create Your Own God?
- Minggu Paskah III
- Sepasang Telinga untuk Menjadi Pendengar yang Baik
- RS: Pikirkan yang Terbaik
- 21 April
- Protect Your Heart
- Wanita di mata Allah
- Pimpinan Tuhan
- 20 April
- RS: Kasih Karunia-Nya Cukup
- Ambient
- Urusan Kecil
- 19 april
- Sang Pemancing
- Pengusaha & Malaikat
- RS: Tiap Hari Dia Tanggung
- Mendoakan Pemimpin
- 18 April
- RS: Selalu Baru Tiap Pagi
- Kriteria Pemimpin dan/atau Gembala
- What A Needle Can Do?
-
▼
April
(152)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar