Lukas 6:45
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 110; Lukas 22; Hakim-Hakim 7-8
Amsal 4:23, ‘Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.' Menurut ayat tersebut, kita dinasehati untuk menjaga hati dengan penuh kewaspadaan. Terkadang kita memang tidak dapat melindungi hati kita sepenuhnya, karena beberapa kejadian di luar kendali kita. Seperti perdebatan dengan rekan kantor, teguran kasar dari atasan dan sebagainya. Tapi kita sendirilah yang menentukan seberapa lama luka hati itu akan menetap.
Kalau kita mau melepaskan pengampunan dan kembali berpikir positif, luka hati kita pasti pulih dengan sendirinya. Namun ada juga luka hati yang sering sengaja kita buat sendiri. Seperti mengingat-ingat kesalahan orang lain atau menggali kenangan-kenangan buruk yang mengecilkan hati dan merendahkan diri dalam memori otak pikiran kita. Untuk kasus ini, kita sendiri yang menentukan seberapa banyak luka yang ingin ditaruh di hati kita.
Hanya Anda sendiri yang lebih tahu hal-hal apa saja yang pernah dan bisa melukai hati Anda. Dengan hati yang terluka, sulit untuk bisa hidup maksimal atau berprestasi di bidang apapun. Luka hati adalah beban untuk kita melompat meraih impian dan cita-cita. Semakin ringan beban itu, dengan penuh sukacita kita dapat berlari makin kencang menuju ke puncak kesuksesan yang Tuhan telah sediakan.
Lupakanlah kesalahan yang pernah Anda perbuat, tapi jangan lupakan pelajaran yang Anda terima.
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 110; Lukas 22; Hakim-Hakim 7-8
Amsal 4:23, ‘Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.' Menurut ayat tersebut, kita dinasehati untuk menjaga hati dengan penuh kewaspadaan. Terkadang kita memang tidak dapat melindungi hati kita sepenuhnya, karena beberapa kejadian di luar kendali kita. Seperti perdebatan dengan rekan kantor, teguran kasar dari atasan dan sebagainya. Tapi kita sendirilah yang menentukan seberapa lama luka hati itu akan menetap.
Kalau kita mau melepaskan pengampunan dan kembali berpikir positif, luka hati kita pasti pulih dengan sendirinya. Namun ada juga luka hati yang sering sengaja kita buat sendiri. Seperti mengingat-ingat kesalahan orang lain atau menggali kenangan-kenangan buruk yang mengecilkan hati dan merendahkan diri dalam memori otak pikiran kita. Untuk kasus ini, kita sendiri yang menentukan seberapa banyak luka yang ingin ditaruh di hati kita.
Hanya Anda sendiri yang lebih tahu hal-hal apa saja yang pernah dan bisa melukai hati Anda. Dengan hati yang terluka, sulit untuk bisa hidup maksimal atau berprestasi di bidang apapun. Luka hati adalah beban untuk kita melompat meraih impian dan cita-cita. Semakin ringan beban itu, dengan penuh sukacita kita dapat berlari makin kencang menuju ke puncak kesuksesan yang Tuhan telah sediakan.
Lupakanlah kesalahan yang pernah Anda perbuat, tapi jangan lupakan pelajaran yang Anda terima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar