Lukas 15:20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 78; Roma 6; Ulangan 3-4
Salah satu kisah perumpamaan yang begitu menyentuh di Alkitab adalah kisah si anak hilang. Dikisahkan tentang si anak bungsu yang kurang ajar kepada ayahnya. Berfoya-foya, bergelimang dalam dosa dan melupakan ayahnya sama sekali.
Sampai suatu saat, ketika dia menyadari kesalahannya, dan beriktiar untuk kembali. Si anak bungsu ini bahkan sadar bahwa ia tidak layak lagi untuk diterima. Dia telah mengkhianati ayahnya, bahkan wajar kalau sang ayah memutuskan tali keluarga dengannya. Jadi jauh-jauh hari dia sudah merangkai kata-kata, berharap agar ayahnya mau menerima dia kembali, meskipun hanya sebagai salah satu pegawainya.
Pada hari dia kembali, sang ayah sudah berdiri dan menunggu di jalan. Dia berlari-lari menyambut anaknya ketika ia masih jauh dan memeluknya.
Dia bahkan tidak memberi kesempatan untuk anaknya tawar-menawar untuk menjadi salah seorang pegawainya. Dia menyambut dan menerimanya kembali sebagai anak walau sang anak tidak layak memperolehnya, hanya karena satu hal: kasih karunia.
Demikian juga Allah kita, kasih karunia-Nya tidak memberi ruang bagi kita untuk tawar-menawar. Kita tidak dapat membuat Allah lebih mengasihi kita dengan apapun yang kita beri atau buat, dan kita juga tidak dapat membuat Dia menolak kita dengan kesalahan apapun yang kita perbuat. Asalkan kita datang kepada-Nya, kasih karunia-Nya membereskan segalanya.
Tidak ada yang dapat kita lakukan supaya Allah lebih mengasihi kita atau kurang mengasihi kita.
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 78; Roma 6; Ulangan 3-4
Salah satu kisah perumpamaan yang begitu menyentuh di Alkitab adalah kisah si anak hilang. Dikisahkan tentang si anak bungsu yang kurang ajar kepada ayahnya. Berfoya-foya, bergelimang dalam dosa dan melupakan ayahnya sama sekali.
Sampai suatu saat, ketika dia menyadari kesalahannya, dan beriktiar untuk kembali. Si anak bungsu ini bahkan sadar bahwa ia tidak layak lagi untuk diterima. Dia telah mengkhianati ayahnya, bahkan wajar kalau sang ayah memutuskan tali keluarga dengannya. Jadi jauh-jauh hari dia sudah merangkai kata-kata, berharap agar ayahnya mau menerima dia kembali, meskipun hanya sebagai salah satu pegawainya.
Pada hari dia kembali, sang ayah sudah berdiri dan menunggu di jalan. Dia berlari-lari menyambut anaknya ketika ia masih jauh dan memeluknya.
Dia bahkan tidak memberi kesempatan untuk anaknya tawar-menawar untuk menjadi salah seorang pegawainya. Dia menyambut dan menerimanya kembali sebagai anak walau sang anak tidak layak memperolehnya, hanya karena satu hal: kasih karunia.
Demikian juga Allah kita, kasih karunia-Nya tidak memberi ruang bagi kita untuk tawar-menawar. Kita tidak dapat membuat Allah lebih mengasihi kita dengan apapun yang kita beri atau buat, dan kita juga tidak dapat membuat Dia menolak kita dengan kesalahan apapun yang kita perbuat. Asalkan kita datang kepada-Nya, kasih karunia-Nya membereskan segalanya.
Tidak ada yang dapat kita lakukan supaya Allah lebih mengasihi kita atau kurang mengasihi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar