Ayat bacaan: Pengkotbah 4:6
====================
"Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin."
Suatu kali ketika saya berada di sebuah mal, saya tiba-tiba didatangi oleh karyawan di toko yang sedang saya masuki. Ia berkata bahwa mal harus tutup karena ada ancaman bom yang diterima oleh mal tersebut. "Tapi tetap tenang pak, jangan panik.." katanya mengingatkan. Ketika saya keluar, saya pun melihat kepanikan para pengunjung dan karyawan-karyawati yang bekerja di mal tersebut. Ketika itu saya berada di lantai 5, jadi saya bisa menyaksikan dari satu lantai ke lantai lain di bawahnya bagaimana orang berlari menuruni eskalator dengan berdesak-desakan. Saya memilih untuk berdoa dan menyerahkan ke dalam tangan Tuhan. Saya tidak berlambat-lambat, tapi saya juga tidak panik. Saya hanya bergegas sambil terus berdoa. Puji Tuhan tidak ada apa-apa yang terjadi pada saat itu karena itu hanyalah ulah orang iseng saja.
Dalam hidup ini kita menghadapi begitu banyak masalah. Bagaimana kita menyikapinya akan sangatlah menentukan seperti apa hasilnya kelak. Kepanikan akan membuat kita terburu-buru dalam mengambil keputusan atau bahkan membuat kita tidak bisa berpikir jernih. Akibatnya bukan berkurang, tetapi masalah malah akan bertambah. Sebaliknya ketenangan akan sangat membantu kita dalam bisa menyelesaikan masalah. Kita bisa berpikir dengan baik sambil terus berusaha mendengar apa kata Tuhan. Kekuatiran, stress, rasa takut akan sesuatu, kalut atau panik akibat dera masalah siap merampas sukacita dari hidup kita dan membuat kita hidup tanpa kedamaian dan ketenangan. Saya dahulu termasuk orang yang mudah panik dan cemas. Padahal seringkali pada akhirnya apa yang terjadi tidaklah seseram apa yang saya bayangkan. Pikiran saya bisa jauh lebih cepat memandang hal-hal yang terburuk, seperti paranoid, ketimbang berpikir tenang dalam mencari penyelesaiannya. Kini saya belajar untuk tetap tenang dan menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan. Dan seperti itulah seharusnya kita menjalani hidup ini seperti yang diinginkan Tuhan.
Pengkotbah pernah menyatakan betapa pentingnya ketenangan jiwa dan pikiran dalam hidup ini. Katanya itu jauh lebih penting dari usaha mati-matian kita untuk memenuhi segala kebutuhan hidup yang bisa menjadi sia-sia jika kita melakukannya dengan jiwa yang tidak tenang. "Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin." (Pengkotbah 4:6). Setiap manusia, setiap saat, bisa terbentur masalah. Seperti itulah hidup. Tidak ada satupun orang yang tidak pernah berhadapan dengan masalah. Life is never easy, it can be really hard at times. Stres bisa menghampiri kita kapan saja. Tapi ingat, pilihan untuk memanjakan stres atau menolaknya bukan tergantung dari situasi yang kita hadapi melainkan tergantung atas keputusan dan reaksi kita dalam menyikapinya. Amsal berkata "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7). Dalam versi King James dikatakan: "For as he thinketh in his heart, so is he." Apa yang kita pikirkan, itulah yang terjadi. Kalau kita berpikir positif dengan tenang, maka hasil positif pula yang kita peroleh. Sebaliknya jika kita terus ketakutan dan berpikir negatif, maka seperti itu pula hasil akhirnya. Jika kita memilih untuk mau disiksa oleh masalah, maka masalah akan menelan kita dengan segera. Tapi jika kita memilih untuk menyerahkan segala perkara kepada Tuhan, Dia sanggup mengulurkan tanganNya yang tidak pernah kurang panjang, untuk melepaskan kita. Tuhan sanggup memberi kita kekuatan, memulihkan kita, menyegarkan dan memberikan ketenangan pada jiwa kita.
Paulus bukanlah orang yang tidak punya masalah. Justru beban dan penderitaannya berat setelah ia bertobat. Tapi ia menyadari pentingnya untuk berpikir positif, tentu saja dengan menyadari bahwa ada Tuhan yang berjalan bersamanya dan memberinya kekuatan. Karena itulah ia bisa dengan tenang berkata: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Selanjutnya perhatikan apa yang ditulis dalam Nahum. "TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya" (Nahum 1:7). Tidak ada satupun yang tidak sanggup Tuhan lakukan, tiada sesuatu yang mustahil bagiNya. (Lukas 1:37). Jika burung pipit saja ada dalam kehendak Bapa, apalagi kita yang begitu dikasihi dan istimewa bagiNya. Yesus dengan tegas berkata "Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Matius 10:31). Dan ada begitu banyak lagi janji perlindungan Tuhan yang siap melepaskan kita dari kesesakan dan memberikan kita kelegaan, memulihkan kelelahan jiwa kita dan kembali menyegarkannya dengan damai sukacita berlimpah. Jika kita memilih untuk tidak tenggelam pada masalah dan penderitaan tapi memutuskan untuk memandang kepada Tuhan dalam keadaan apapun, disanalah kita bisa menyerukan seperti kata-kata Pemazmur: "Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." (Mazmur 116:7). Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan demikian: "Return to your rest, O my soul, for the Lord has dealt bountifully with you." Kembalilah beristirahat dengan tenang, hai jiwaku, karena Tuhan TELAH begitu murah hati kepadamu. Itulah yang harus terus kita lakukan. Kita harus rajin mengingatkan jiwa kita untuk tidak terjebak pada ketakutan atau kecemasan, segala bentuk kekuatiran yang bisa mendatangkan stres bahkan penyakit. Kita harus mengingatkan jiwa kita untuk tetap tenang dan menyadari bahwa Tuhan sesungguhnya selalu bersama kita dan tidak pernah meninggalkan kita.
(bersambung)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
Maret
(114)
- RS: Successful Factor
- Tali Kekang
- Minggu Palma
- 31 Maret
- RS: Just Focus on God
- Hati Sekeras Batu Cadas
- Tembok Perubahan
- RS: Remove All The Chains
- Menjadi Anak yang Berbakti (2)
- 30 Maret
- 28 Maret
- 29 Maret
- RS: Fall and Rise Up Again
- Menjadi Anak yang Berbakti (1)
- RS: Go Forward or Back Off
- Rajin Ala Rut
- RS: The Road was Never Easy
- Bahagia Bersama Firman Tuhan
- 27 Maret
- RS: The Amazing Purpose
- Firman Tuhan Meneguhkan
- Yesus Kristus-Anugerah Allah bagi Manusia
- Pasti Menang Dalam Dia
- RS: Factor of Spiritual Growth
- Demi Semangkuk Kacang Merah
- Minggu Prapaska V : Yer 31:31-34; Ibr 5:7-9; Yoh 1...
- 24 Maret
- RS: Visible of Spiritual Growth
- Pengampunan Itu Memerdekakan Iman
- The Gospel Of Grace
- RS: Measure of Spiritual Growth
- Membangun Hubungan yang Saling Menguatkan
- 23 Maret
- Memberi Dan Memiutangi Tuhan
- RS: Result of Spiritual Growth
- 22Maret
- Bertambah Kuat dalam Tuhan
- RS: Purpose of Spiritual Growth
- Tuhan sebagai Fokus Yang Paling Utama
- 21 Maret
- Teruslah Bersikap Sabar
- 20 Maret
- RS: Reason of Spiritual Growth
- SIKAP DI DALAM DOA
- Total dalam Mendidik
- RS: Imamat yang Rajani
- Gadis Penjual Apel
- Fokus Kepada Tuhan
- Empat Ekor Binatang
- 19 Maret - HARI RAYA ST YUSUP, SUAMI ST MARIA
- DOSA KESOMBONGAN
- Sikap Acuh Tak Acuh
- RS: Do You Love Me?
- Minggu Prapaska IV
- Kemarahan
- RS: Hamba yang Setia
- 17 Maret
- Air Hidup
- RS: Most Important Person
- Zakheus diantara Yesus dan orang Farisi
- 15 Maret
- 16 Maret
- RS: Saat Mulai Sibuk (SMS)
- Lie to Me
- Perjalanan Karir
- RS: Love General Check up
- Kasih Tanpa Batas
- Mengampuni
- 14 Maret
- 13 Maret
- RS: Just Still Do our Call
- Masuk Lubang
- Luka Batin
- 12 Maret
- RS: Just Watch our Words
- Fokus pada Kasih dan Karunia Tuhan bukan pada Masalah
- Tetap Tenang (2)
- RS: Just Stay Tune [2]
- Tetap Tenang (1)
- Minggu Prapaska III
- RS: Just Stay Tune [1]
- Hubungan Terputus
- 10 Maret
- RS: Just Rise Up Again
- Memakai Baju Zirah
- 9 Maret
- Someone Or Something
- 8 Maret
- RS: Just Focus on God
- Kehidupan Kekristenan Kita
- Tuhan Maha Besar
- RS: Having Healthy Community
- Deterjen
- Menghargai Hidup
- 7 Maret
- RS: Build Good Attitude
- Kaya dalam Kemurahan
- Tiada Kemenangan Tanpa Latihan
- 6 Maret
- RS: Build Good Values
-
▼
Maret
(114)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar