Ayat bacaan: Zefanya 2:1-2
==================
"Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN."
Sukakah anda melihat orang yang acuh tak acuh ketika anda mengajaknya berbicara? Acuh tak acuh adalah sebuah sikap yang tidak serius dalam mengerjakan atau menanggapi sesuatu. Orang dengan sikap seperti ini bisa cuek terhadap lawan bicaranya dan menunjukkan ketidaktertarikannya lewat sikap dan air muka. Mereka tidak memperhatikan apa yang dikatakan, bahkan memandangpun bisa jadi tidak. Mereka biasanya bersikap kurang bersahabat, dingin dan sebagainya. Secara fisik mereka ada di depan kita, tetapi pikiran mereka melayang kemana-mana. Berbicara kepada orang dengan tipe seperti ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan tidak jarang mereka menimbulkan rasa sakit hati bagi lawan bicaranya. Jika kita sebagai manusia saja jengah berhadapan dengan orang-orang yang sikapnya acuh tak acuh, apalagi Tuhan. Dia tidak suka jika kita bersikap seperti itu kepadaNya. Setelah segala kebaikan dan kemurahan Dia curahkan tanpa henti kepada kita, ketika keselamatan Dia anugerahkan justru disaat kita masih berselubung dosa, tidakkah keterlaluan apabila kita masih sanggup bersikap acuh tak acuh terhadapNya?
Orang akan begitu rajin berdoa jika berada dalam keadaan terjepit. Mereka mudah berseru pada Tuhan bahkan disertai ratap tangis. Namun ketika Tuhan mengulurkan tanganNya dan melepaskan dari masalah, mereka pun segera melupakan Tuhan dan sibuk dengan dunia masing-masing. Mungkin berterimakasih, tetapi itu pun tidak bertahan lama. Doa menjadi semakin jarang dengan beragam alasan. Buat apa? Toh semuanya baik-baik saja. Begitu mungkin pikir mereka. Apalagi jika diminta untuk terlibat dalam pelayanan, seribu satu alasan pun tiba-tiba bermunculan untuk menolak. Begitu seringnya anak-anak Tuhan terlena dalam kenyamanan dan kemudian melupakan Tuhan, namun kembali datang ketika masalah kembali muncul. Itupun mungkin hanya sebagai alternatif terakhir bila tidak ada lagi kekuatan atau orang yang bisa diandalkan. Begitu seterusnya. Tuhan hanya dijadikan sebagai alat penolong dan tempat mengemis, tidak lebih, tidak kurang. Sikap seperti ini tidaklah berkenan di hadapan Tuhan.
Bangsa Israel dahulu kala sering menunjukkan sikap seperti ini. Hati mereka dengan Tuhan begitu cepatnya berubah-ubah. Mereka dengan mudah menangis meminta pertolongan, berseru-seru pada Tuhan, namun ketika pertolongan datang, sesaat kemudian mereka sudah menunjukkan sikap tidak puas dan kembali bersungut-sungut. Pada saat-saat tertentu mereka memuliakan Tuhan, namun sesaat kemudian mereka kembali bersikap acuh tak acuh. Lebih parah lagi, mereka tega menduakan Tuhan dengan ikut-ikutan menyembah dewa-dewa. Sikap seperti ini sangat tidak disukai Tuhan. Maka melalui Zefanya Tuhan memberi teguran keras. "Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN." (Zefanya 2:1-2). Ini teguran sangat keras yang dijatuhkan kepada sebuah bangsa yang tidak tahu terima kasih. Walaupun sudah berulangkali mengalami kuasa Tuhan, begitu banyak mukjizat yang mereka saksikan dengan mata kepala sendiri, tetapi mereka masih juga menunjukkan perilaku tidak terpuji dalam berbagai hal. Kalaupun mereka beribadah, seringkali itu hanya seremonial atau rutinitas semata. Untuk masalah ini pun Tuhan pernah menegur tak kalah keras. "Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan, maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi." (Yesaya 29:13-14). Hal-hal yang ajaib atau keajaiban yang menakjubkan disini bukan hal-hal yang baik atau positif, tapi yang buruk. Dalam versi BIS diterjemahkan sebagai "pukulan bertubi-tubi". Sangatlah tidak pantas memperlakukan Tuhan yang luar biasa baik dan begitu mengasihi kita dengan sangat setia dengan cara yang acuh tak acuh alias tidak serius sepenuh hati seperti ini.
Dalam Wahyu teguran yang keras juga dialamatkan kepada jemaat di Laodikia. "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Sikap suam-suam kuku kurang lebih sama dengan sikap acuh tak acuh. Sikap seperti ini bisa mendatangkan murka Tuhan, dan itu wajar mengingat betapa baiknya Tuhan kepada kita. Hari-hari ini ada banyak diantara anak-anak Tuhan yang tidak lagi memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan. Ada banyak diantara mereka yang lebih mementingkan perkara duniawi ketimbang melibatkan diri dalam pekerjaan Tuhan, atau untuk bersekutu intim dengan Tuhan sekalipun. Mereka melayani bukan karena mengasihi Tuhan tapi karena ingin terlihat hebat dimata manusia. Sebesar apa sebenarnya porsi Tuhan dalam hidup kita hari ini? Seberapa besar kerinduan kita kepadaNya? Dimana posisi Tuhan dalam hidup kita? Apakah kita mau mendengar apa kata Tuhan dengan baik atau jam-jam yang kita pakai untuk berdoa hanyalah rutinitas belaka, atau malah hanya dipakai sebagai sarana meminta? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting yang patut kita jadikan bahan introspeksi agar kita jangan sampai menjadi lengah dan terjatuh.
Kita harus tetap memiliki rasa takut akan Tuhan. Takut disini bukan berarti bentuk-bentukketakutan duniawi, atau takut dihukum, takut dicampakkan ke neraka dan sebagainya. Takut akan Tuhan berbicara mengenai rasa hormat kita kepadaNya. Bagaimana kepatuhan kita pada perintahNya, tidak mau mengecewakan Tuhan karena kita mengasihiNya, mengenal pribadiNya dan kerinduan untuk selalu memuliakanNya. Ini adalah bentuk rasa takut yang sehat, yang akan membawa kita lebih dekat lagi kepadaNya. Takut akan Tuhan tidak saja bisa membawa kita untuk menerima keselamatan yang kekal sifatnya, namun Tuhan juga menjanjikan kita untuk tidak akan berkekurangan, seperti apa yang dikatakan Daud. "Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!" (Mazmur 34:9). Sikap acuh tak acuh dari lawan bicara kita bisa menyakiti hati kita, tapi kita sering lupa bahwa sikap acuh tak acuh kepada Tuhan pun akan membuatNya kecewa, dan itu akan sangat menyakiti hatiNya. Jangan salahkan Tuhan jika kita akan menuai hal-hal yang buruk sebagai konsekuensinya. Oleh karena itu seriuslah dalam membangun hubungan dengan Tuhan. Dengarkan baik-baik pesan dan peringatanNya, takutlah akan Dia dan taatlah dengan sungguh-sungguh. Tuhan lebih dari layak untuk itu.
Hindari sikap acuh tak acuh, seriuslah dalam membangun hubungan dengan Tuhan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
Maret
(114)
- RS: Successful Factor
- Tali Kekang
- Minggu Palma
- 31 Maret
- RS: Just Focus on God
- Hati Sekeras Batu Cadas
- Tembok Perubahan
- RS: Remove All The Chains
- Menjadi Anak yang Berbakti (2)
- 30 Maret
- 28 Maret
- 29 Maret
- RS: Fall and Rise Up Again
- Menjadi Anak yang Berbakti (1)
- RS: Go Forward or Back Off
- Rajin Ala Rut
- RS: The Road was Never Easy
- Bahagia Bersama Firman Tuhan
- 27 Maret
- RS: The Amazing Purpose
- Firman Tuhan Meneguhkan
- Yesus Kristus-Anugerah Allah bagi Manusia
- Pasti Menang Dalam Dia
- RS: Factor of Spiritual Growth
- Demi Semangkuk Kacang Merah
- Minggu Prapaska V : Yer 31:31-34; Ibr 5:7-9; Yoh 1...
- 24 Maret
- RS: Visible of Spiritual Growth
- Pengampunan Itu Memerdekakan Iman
- The Gospel Of Grace
- RS: Measure of Spiritual Growth
- Membangun Hubungan yang Saling Menguatkan
- 23 Maret
- Memberi Dan Memiutangi Tuhan
- RS: Result of Spiritual Growth
- 22Maret
- Bertambah Kuat dalam Tuhan
- RS: Purpose of Spiritual Growth
- Tuhan sebagai Fokus Yang Paling Utama
- 21 Maret
- Teruslah Bersikap Sabar
- 20 Maret
- RS: Reason of Spiritual Growth
- SIKAP DI DALAM DOA
- Total dalam Mendidik
- RS: Imamat yang Rajani
- Gadis Penjual Apel
- Fokus Kepada Tuhan
- Empat Ekor Binatang
- 19 Maret - HARI RAYA ST YUSUP, SUAMI ST MARIA
- DOSA KESOMBONGAN
- Sikap Acuh Tak Acuh
- RS: Do You Love Me?
- Minggu Prapaska IV
- Kemarahan
- RS: Hamba yang Setia
- 17 Maret
- Air Hidup
- RS: Most Important Person
- Zakheus diantara Yesus dan orang Farisi
- 15 Maret
- 16 Maret
- RS: Saat Mulai Sibuk (SMS)
- Lie to Me
- Perjalanan Karir
- RS: Love General Check up
- Kasih Tanpa Batas
- Mengampuni
- 14 Maret
- 13 Maret
- RS: Just Still Do our Call
- Masuk Lubang
- Luka Batin
- 12 Maret
- RS: Just Watch our Words
- Fokus pada Kasih dan Karunia Tuhan bukan pada Masalah
- Tetap Tenang (2)
- RS: Just Stay Tune [2]
- Tetap Tenang (1)
- Minggu Prapaska III
- RS: Just Stay Tune [1]
- Hubungan Terputus
- 10 Maret
- RS: Just Rise Up Again
- Memakai Baju Zirah
- 9 Maret
- Someone Or Something
- 8 Maret
- RS: Just Focus on God
- Kehidupan Kekristenan Kita
- Tuhan Maha Besar
- RS: Having Healthy Community
- Deterjen
- Menghargai Hidup
- 7 Maret
- RS: Build Good Attitude
- Kaya dalam Kemurahan
- Tiada Kemenangan Tanpa Latihan
- 6 Maret
- RS: Build Good Values
-
▼
Maret
(114)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar