Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 61; Markus 5; Bilangan 5-6
Konon minuman energi, paling laris terjual di kompleks pelacuran dan klub-klub malam. Karena itu si A (sebut saja begitu) seringkali mengunjungi tempat-tempat itu. Tentu bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh, tetapi profesinya sebagai penjual minuman energi mengharuskannya bertindak demikian. Saking seringnya A mengunjungi tempat hiburan malam itu, ia sampai hafal dengan para pengunjungnya, beberapa bahkan telah dikenalnya.
Di sisi lain, si A adalah seorang di ‘persimpangan jalan' dan sedang mempertimbangkan untuk memeluk Kristen. Ia rajin mempelajari kekristenan dari buku-buku dan kaset khotbah, meskipun belum memberanikan diri berkunjung ke gereja. Sampai suatu kali ia memutuskan untuk pergi ke gereja di suatu hari Minggu karena keyakinan imannya yang semakin menebal.
Tetapi kenyataan berbicara lain dan malah terjadi antiklimaks. Ia malah kemudian memutuskan untuk urung menjadi pengikut Kristus. Pasalnya, orang-orang yang dijumpai dan dikenalnya di lokasi itu, adalah orang-orang yang sama yang ditemuinya di gereja. Astaga!
Sayang sekali! Karena tersandung dengan perbuatan orang-orang Kristen yang tidak berubah itu, satu jiwa hilang. Kisah di atas tentu menjadi peringatan bagi kita semua agar dalam setiap segi hidup selalu memancarkan terang Kristus. Dengan begitu tidak ada orang yang tersandung ketika melihat kehidupan kita, sebaliknya malah terberkati.
Jadilah saluran berkat, bukan batu sandungan.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 61; Markus 5; Bilangan 5-6
Konon minuman energi, paling laris terjual di kompleks pelacuran dan klub-klub malam. Karena itu si A (sebut saja begitu) seringkali mengunjungi tempat-tempat itu. Tentu bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh, tetapi profesinya sebagai penjual minuman energi mengharuskannya bertindak demikian. Saking seringnya A mengunjungi tempat hiburan malam itu, ia sampai hafal dengan para pengunjungnya, beberapa bahkan telah dikenalnya.
Di sisi lain, si A adalah seorang di ‘persimpangan jalan' dan sedang mempertimbangkan untuk memeluk Kristen. Ia rajin mempelajari kekristenan dari buku-buku dan kaset khotbah, meskipun belum memberanikan diri berkunjung ke gereja. Sampai suatu kali ia memutuskan untuk pergi ke gereja di suatu hari Minggu karena keyakinan imannya yang semakin menebal.
Tetapi kenyataan berbicara lain dan malah terjadi antiklimaks. Ia malah kemudian memutuskan untuk urung menjadi pengikut Kristus. Pasalnya, orang-orang yang dijumpai dan dikenalnya di lokasi itu, adalah orang-orang yang sama yang ditemuinya di gereja. Astaga!
Sayang sekali! Karena tersandung dengan perbuatan orang-orang Kristen yang tidak berubah itu, satu jiwa hilang. Kisah di atas tentu menjadi peringatan bagi kita semua agar dalam setiap segi hidup selalu memancarkan terang Kristus. Dengan begitu tidak ada orang yang tersandung ketika melihat kehidupan kita, sebaliknya malah terberkati.
Jadilah saluran berkat, bukan batu sandungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar