Ayat bacaan: Mazmur 3:6
====================
"Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!"
"Ganti tahun, nasib tetap sama." Demikian kata seorang tukang ojek yang sering mangkal di dekat rumah saya. Bagi banyak orang sepertinya itu menjadi sebuah hal yang lazim. Mereka lelah menanti perubahan nasib ke arah yang lebih baik dan berhenti berharap untuk itu. Tidur tidak pernah menjadi lebih nyaman, malah yang ada kita semakin sulit tidur. Gelisah, cemas atau bahkan takut menanti seburuk apa tahun yang akan datang. Tidur adalah sesuatu yang mudah dan gratis, begitu kata ayah saya pada suatu kali. Apakah ia merupakan orang yang senang-senang saja tanpa masalah? Tidak juga. Sama seperti kita, ia pun berhadapan dengan berbagai masa naik dan turun. Tetapi ternyata itu tidak pernah mengganggu waktu tidurnya. Di usianya yang sudah lanjut, ia masih sangat bugar dan aktif.
Mungkin seperti itu bagi orang-orang seperti ayah saya, tapi sama sekali tidak demikian bagi orang yang gampang cemas dan mengalami kesulitan menutup mata. Bagi mereka yang seperti ini, tidur bisa jadi menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan dan mahal harganya. Hidup di dunia yang semakin lama semakin sulit akan membuat hal-hal yang bisa mengganggu kedamaian kita bertambah banyak pula. Berbagai masalah, konflik, situasi sulit bisa menimbulkan stres dan depresi, dan hal-hal seperti itu tentu bisa mengganggu bahkan merampas damai sejahtera maupun sukacita dari diri kita. Akibatnya jangankan bisa nyenyak, untuk bisa memejamkan mata saja sudah sulit. Ada yang bahkan memerlukan obat terlebih dahulu agar bisa tidur setidaknya sebentar. Ternyata, tidur nyenyak atau tidak bukan tergantung dari ada tidaknya masalah melainkan akan sangat tergantung dari kondisi hati kita. Ketenangan, kedamaian, sukacita, itu semua akan membuat kita bisa tidur dengan nyaman. Sebaliknya ketika membiarkan semua itu dirampas oleh masalah-masalah yang kita alami, maka kita pun tidak akan pernah bisa menikmati tidur yang berkualitas lagi.
Daud pernah mengalami masa-masa sulit ketika Absalom, puteranya sendiri melakukan makar untuk menggulingkan dirinya dari tampuk kepemimpinan. Kisah ini bisa kita baca dalam kitab 2 Samuel 15. Pemberontakan Absalom begitu parah hingga membuat Daud harus melarikan diri dari Yerusalem untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang buruk. Bayangkan bagaimana rasanya dikudeta, apalagi oleh anak sendiri. Tentu situasi itu berat untuk dialami. Bagaimana reaksi Daud menghadapi itu? Mazmur 3 mencatatnya dengan lengkap. Mari kita lihat bagian dari Mazmur ini.
Perikop yang bertajuk "Nyanyian pagi dalam menghadapi musuh" dimulai dari seruan Daud akan banyaknya musuh yang bangkit menyerangnya. (ay 2). Bahkan mereka begitu merasa di atas angin sehingga dengan sombong berkata "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah." (ay 3). Habislah riwayat Daud kali ini, begitu pikir mereka. Tapi Daud tidak terpengaruh. Ia berkata "Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku." (ay 4). Dalam keadaan berat seperti itu, Daud masih bisa mendengar jawaban Tuhan. (ay 4). Oleh sebab itulah Daud bisa tetap tenang, bahkan ia bisa tetap tidur dengan tentram. "Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!" (ay 6). Daud tetap bisa beristirahat dengan tenang karena ia tahu pasti bahwa Tuhan ada bersamanya dan akan tetap menopangnya. Dan itulah kunci dari ketenangan kita. Damai sejahtera dan sukacita sejati itu sesungguhnya berasal dari Tuhan dan tidak tergantung dari kondisi di sekitar kita dan apa yang tengah kita alami. seperti apa yang sudah dibagikan dalam renungan kemarin, kita harus terus meneguhkan hati kita dan tetap mempercayakan segalanya ke dalam tangan Tuhan untuk bisa menerimanya. "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." (Yesaya 26:3).
Masalah bisa sangat besar, bahkan diatas kekuatan kita. Tetapi bisakah kita tetap yakin bahwa Tuhan lebih besar dari masalah apapun itu? Daud tahu pasti tentang itu. Berkali-kali dalam kesesakan dan himpitan masalah ia tahu harus berseru kepada siapa untuk mendapatkan ketenangan. Baginya, Allah adalah gunung batu yang teguh, dimana ia bisa bersandar dengan aman. "Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah." (Mazmur 62:8). Hal yang sama pun berlaku bagi kita. Damai sukacita sejati tidaklah terletak pada ada tidaknya masalah, tetapi bagaimana sikap kita dalam memandang sebuah masalah. Kalau kita percaya masalah itu lebih besar dari Tuhan, maka jangan heran apabila kita akan terus menerus tenggelam dalam stres dan depresi sehingga tidur pun menjadi sesuatu yang langka bagi kita. Sebaliknya, jika iman anda berkata bahwa Tuhan itu lebih besar dari masalah seberat apapun, anda akan bisa melewati rintangan badai apapun dalam keadaan tenang dalam damai sejahtera dan sukacita sejati dari Tuhan. Memasuki Tahun yang baru yang tinggal sebentar lagi, mari kita perkuat iman kita. Masalah mungkin akan tetap ada, tetapi bersama Tuhan tidak ada yang perlu kita cemaskan.
Sleep tight, sweet dream, because God is far greater than any problems
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
Desember
(94)
- Situasi Terjepit? Andalkan Tuhan!
- HR SP Maria Bunda Allah
- 31 des
- Merespon Teguran Dengan Positif
- Renungan Tahun Baru - Mengandalkan Tuntunan Tuhan
- Kuasa Untuk Menikmati
- 29 des
- Pesta Keluarga Kudus
- 28 des
- Susah Tidur
- Berbagi Kasih di Masa Natal
- Terang Dunia
- 27 des
- White Christmas
- 26 des
- 24 des
- Natal
- MgAdven IV
- Kesukaan Besar Bagi Semua
- Renungan Harian Air Hidup: HADIAH TERBESAR BAGI DU...
- Kegagalan Yang Mahal
- Dahsyat dan Ajaib
- RENUNGAN NATAL 2012-YESUS ADALAH IMANUEL
- Renungan Harian Air Hidup: KERAJAAN ALLAH DI BUMI
- Ruang Bagi Yesus (2)
- Renungan Harian Air Hidup: KRISTUS ADALAH KEPALA
- Ruang Bagi Yesus (1)
- Renungan Harian Air Hidup: SUKACITA TUHAN
- 22 des
- Menantikan Kristus (2)
- Renungan Harian Air Hidup: BERKAT YANG TERUS MENGALIR
- 21 des
- Menantikan Kristus (1)
- Renungan Harian Air Hidup: KEKRISTENAN ADALAH KRISTUS
- 19 des
- 20 des
- Daniel: Kuasa di Balik Doa
- Renungan Harian Air Hidup: DUA MACAM MASALAH
- Sibuk (2)
- Renungan Harian Air Hidup: BATU-BATU HIDUP
- 18 des
- Sibuk (1)
- Renungan Harian Air Hidup: JANGAN PERNAH MALU
- 17des
- Crown of Creation
- Renungan Harian Air Hidup: HARAPAN MEMBUTUHKAN DASAR
- MgAdven III
- 15des
- Keselamatan Berlaku Bagi Semua Orang
- Renungan Harian Air Hidup: DIA MENJAGA HIDUP KITA
- Meneladani Kristus Menjelang Natal
- 14des
- Renungan Harian Air Hidup: CARA TUHAN AJAIB
- MOU
- 13 des
- 12des
- Renungan Harian Air Hidup: TUHAN YANG MEMEGANG KEN...
- Tuhan Tidak Akan Pernah Lupa
- Renungan Harian Air Hidup: MENGAPA HARUS KUATIR?
- 11des
- Damai Sejahtera Berasal dari Tuhan
- Renungan Harian Air Hidup: DASAR-DASAR PENGABDIAN
- Tuhan Menanti-nantikan
- 10des
- Renungan Harian Air Hidup: HARUS ADA PENYANGKALAN ...
- Kuasa Tuhan Diatas Kelemahan Kita
- Renungan Harian Air Hidup: PERDAMAIAN DENGAN ALLAH
- Pengantar Paket Pos
- MgAdven II
- Renungan Harian Air Hidup: TIDAK AKAN GENTAR
- 8des - HR SP Maria dikandung tanpa noda
- 7des
- Semangat!
- Mata Hati
- Renungan Harian Air Hidup: LEBIH DARI PEMENANG
- Iman (2)
- 6 Des
- Yang Paling Kuat
- Renungan Harian Air Hidup: HIDUP BENAR DI HADAPAN ...
- Iman (1)
- Kebahagiaan Sejati
- Renungan Harian Air Hidup: BERJALAN BERSAMA TUHAN
- 5des
- Kaya atau Miskin?
- Renungan Harian Air Hidup: KISAH NEBUKADNEZAR
- Penundukan Diri
- Kita adalah misionaris
- Renungan Harian Air Hidup: KEKUATAN MANUSIA ADALAH...
- Burung Pipit
- Minggu Adven I
- 1des
- Renungan Harian Air Hidup: KEBANGGAAN DIRI SENDIRI
- Memasuki Masa Advent : Berjaga-jaga dan waspada ak...
- Renungan Harian Air Hidup: PERDAMAIAN DENGAN ALLAH
-
▼
Desember
(94)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar