"Kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya"
(2Kor 10:17-11:2; Mat 25:1-13)
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."(Mat 25:1-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Lusia, perawan dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hidup dan bertindak secara bijak dan syukur bijaksana kiranya merupakan dambaan semua orang, lebih-lebih para pemimpin atau atasan dalam hidup bersama. Warta Gembira hari ini memberitakan perihal kebijaksanaan dengan perumpamaan sepuluh gadis, dimana lima bijaksana dan lima tidak bijaksana. Digambarkan bahwa mereka sedang menantikan kedatangan penganten, namun lama menunggu tidak datang-datang, maka mengantuklah mereka dan tertidur pulas. Tiba-tiba tengah tidur pulas penganten pun datang, dan mereka yang tidak persiapan dengan baik tak mampu menyambut kedatanganNya. Persiapan memang penting dalam hidup dan bertindak kita, konon dikatakan bahwa orang yang mempersiapkan diri dengan baik dan memadai, maka sukeslah apa yang dicita-citakan atau harapkan. Dengan ini kami berharap kepada anda sekalian: hendaknya dalam mengerjakan segala sesuatu yang menjadi tugas dan kewajiban, kita mengadakan persiapan yang baik dan memadai. Bagi kita semua marilah kita sadari dan hayati bahwa kematian kita masing-masing akan terjadi, tak seorang pun dari kita yang mengetahuinya. Hidup ini adalah persiapan untuk mati, pindah dari dunia fana yang sementara ke dunia baka yang abadi. Persiapan untuk itu yang baik adalah senantiasa berusaha menghayati panggilan dan melaksanakan tugas pengutusan sebaik dan seoptimal mungkin. Apa yang kita lakukan hari ini menentukan masa depan kita, maka marilah hari ini kita hidup dan bertindak sebaik mungkin. Jauhkan aneka bentuk kemalasan dan hidup seenaknya hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi.
· "Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan" (2Kor 10:17-18). Bermegah antara lain bergembira ria dan bersenang-senang, dan kiranya hal ini juga menjadi dambaan dan kerinduan semua orang. Kita semua dalam bersenang-senang hendaklah senantiasa 'di dalam Tuhan' , tidak seenaknya hanya mengikuti nafsu duniawi, seperti mabuk-mabukan, apalagi kenikmatan yang terkait dengan seks alias berhubungan seks bebas, yang akan berakibat kesengsaraan dan penderitaan yang tak kunjung henti. Jika hari ini kita mengenangkan pesta St.Lusia, perawan dan martir, maka perkenankan kami mengajak rekan-rekan muda-mudi atau remaja untuk senantiasa berusaha mempertahankan 'keperawanan', yang berarti entah laki-laki atau perempuan hendaknya tidak terjebak pada hubungan seks bebas. Untuk itu dalam pergaulan hendaknya menghadirkan diri sesopan mungkin dan jangan menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga merangsang lawan jenis untuk bertindak jahat atau amoral. Memang pertama-tama dan terutama kami berharap pada rekan-rekan perempuan yang masih gadis untuk senantiasa berpakaian sopan, dan jangan menghadirkan diri atau berpakaian yang mengudang rekan-rekan laki-laki, apalagi si hidung belang, untuk melakukan yang tak senonoh, entah dalam hatinya maupun dalam tindakannya: secara pribadi berarti langsung beronani atau bermasturbasi, sedangkan secara sosial, jika tak mungkin berhubungan seks dengan anda, maka yang bersangkutan tergerak untuk ke pelacuran.
"Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku! Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia" (Mzm 31:3-6)
Ign 13 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar