Selasa, 17 Februari 2015
1:1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.
1:2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
1:6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
1:7 sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.
1:8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.
1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,
1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. —1 Tesalonika 1:8
Buku karya James Michener yang berjudul Centennial (Seabad) berisi sebuah kisah fiksi tentang sejarah pada masa pendudukan wilayah barat Amerika. Berkisah melalui pandangan mata seorang pedagang berdarah Perancis-Kanada yang bernama Pasquinel, Michener menyatukan kisah-kisah tentang Arapaho dari Great Plains (Dataran Besar) dan komunitas para pendatang dari Eropa di St. Louis. Ketika si petualang yang bertabiat keras itu berpindah-pindah di antara kota yang semakin padat penduduk dengan area-area yang terbuka di dataran sekitarnya, dirinya kemudian menjadi sebuah jembatan yang menghubungkan dua dunia yang sangat jauh berbeda.
Para pengikut Kristus juga memiliki kesempatan untuk membangun jembatan antara dua dunia yang sangat jauh berbeda—antara orang-orang yang mengenal dan mengikut Yesus dengan mereka yang tidak mengenal-Nya. Jemaat Kristen mula-mula di Tesalonika telah membangun jembatan untuk menjangkau dunia mereka yang masih menyembah berhala. Oleh karena itu, Paulus mengatakan tentang mereka, “Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat” (1Tes. 1:8). Jembatan yang mereka bangun memiliki dua komponen: “firman Tuhan” dan teladan iman mereka. Setiap orang dapat melihat dengan jelas bahwa mereka telah “berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar” (ay.9).
Ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada orang-orang di sekitar kita melalui firman-Nya dan melalui hidup kita, kita dapat menjadi jembatan bagi mereka yang belum mengenal kasih Kristus. —WEC
Ya Bapa, tolong kami untuk menjalani hidup sedemikian rupa agar
orang lain ingin mengenal Putra-Mu. Kiranya kami tidak hanya
mencoba untuk melakukan apa yang “benar” melainkan untuk
hidup sebagai umat yang telah diampuni dan dikasihi oleh-Mu.
Hidupilah Injil, maka orang lain akan mendengarkanmu.
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 21-22; Matius 28
Artikel ini termasuk dalam kategori Santapan Rohani, SaTe Kamu
from WarungSaTeKaMu.org
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar