Rabu, 18 Februari 2015
1:19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
1:23 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
1:24 Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
1:25 Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
1:26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Barangsiapa . . . bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. —Yakobus 1:25
Seberapa sering kamu melihat bayangan Anda pada cermin? Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa orang pada umumnya becermin 8-10 kali sehari. Survei lain mengatakan bahwa hitungannya bisa mencapai 60-70 kali sehari, jika yang disebut becermin juga termasuk lirikan sekilas untuk melihat bayangan kita di jendela toko dan di layar ponsel.
Mengapa kita begitu sering becermin? Kebanyakan ahli setuju bahwa alasannya adalah untuk memeriksa penampilan kita, terutama sebelum mengikuti rapat atau pertemuan. Jika ada yang salah dengan penampilan kita, kita ingin memperbaikinya. Mengapa becermin jika kita tidak berencana mengubah sesuatu yang salah?
Rasul Yakobus mengatakan bahwa membaca atau mendengarkan firman Allah tanpa menerapkannya adalah sama seperti seseorang yang melihat ke cermin lalu melupakan apa yang telah ia lihat (1:22-24). Namun yang lebih baik bagi kita adalah melihat dengan lebih cermat dan bertindak sesuai dengan yang kita lihat. Yakobus mengatakan, “Barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya” (ay.25).
Jika hanya mendengarkan firman Allah tanpa menerapkannya, kita menipu diri kita sendiri (ay.22). Akan tetapi, ketika kita menguji diri sendiri dalam terang firman Allah dan menaati perintah-Nya, Allah akan membebaskan kita dari segala sesuatu yang menghalangi kita untuk menjadi semakin serupa dengan-Nya hari lepas hari. —DCM
Terima kasih, Tuhan, untuk Alkitab, firman-Mu bagi kami.
Berilah kami hikmat dan bimbingan ketika kami membacanya
lembar demi lembar. Buatlah kami peka terhadap suara-Mu
dan berilah kami hati yang mau taat.
Alkitab adalah cermin yang memungkinkan kita melihat diri sendiri sebagaimana Allah melihat kita.
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 23-24; Markus 1:1-22
Photo credit: heddaselder / Foter / CC BY-NC-SA
Artikel ini termasuk dalam kategori Santapan Rohani, SaTe Kamu
from WarungSaTeKaMu.org
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar