Kamis, 19 Februari 2015
39:1 Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.
39:2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
39:3 Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
39:4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
39:5 Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
39:6 Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
39:20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
“Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” —Matius 26:39
Kiranya segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendakmu.” Itulah salam yang sering diucapkan selama perayaan Tahun Baru Tionghoa. Seindah-indahnya ucapan itu, peristiwa-peristiwa yang terbaik justru terjadi saat segalanya sesuai dengan kehendak Allah dan bukan menurut kehendak saya sendiri.
Seandainya bisa memilih, Yusuf tentu tidak ingin menjadi budak di Mesir (Kej. 39:1). Akan tetapi, meski diperbudak, ia “berhasil” karena “TUHAN menyertai [dirinya]” (ay.2). Tuhan bahkan memberkati rumah tuannya “karena Yusuf” (ay.5).
Yusuf tentu tidak akan memilih untuk dipenjara di Mesir. Namun hal itu terjadi ketika dengan semena-mena, ia dituduh berbuat kejahatan seksual. Akan tetapi, untuk kedua kalinya kita membaca: “TUHAN menyertai Yusuf” (ay.21). Di dalam penjara, ia memperoleh kepercayaan dari kepala penjara (ay.22) sehingga “apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil” (ay.23). Pengalaman Yusuf mendekam di penjara ternyata menjadi awal dari proses hidupnya yang menanjak hingga menduduki posisi penting di Mesir. Tidak banyak orang yang rela ditinggikan dengan cara yang digunakan Allah untuk meninggikan Yusuf. Namun Allah sanggup memberkati Yusuf, sekalipun ada, dan bahkan melalui keadaan-keadaan yang tidak mengenakkan.
Allah memiliki maksud atas keberadaan Yusuf di Mesir, dan Dia memiliki maksud atas kita di mana pun kita ditempatkan-Nya sekarang. Alih-alih berharap segala sesuatu terjadi menurut kehendak kita, kita bisa mengatakan, sebagaimana diucapkan Juruselamat kita sebelum Dia melangkah ke kayu salib, “Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Mat. 26:39). —CPH
Ya Tuhan, aku cenderung mengejar hasratku sendiri. Ampuni
keegoisanku dalam mengejar aktivitas yang berpusat pada diriku
sendiri. Tolong aku untuk mengutamakan-Mu dan untuk mengenali
karya-Mu dan kehendak-Mu yang patut kulakukan dalam hidupku.
Sering kali, menunggu dengan sabar merupakan cara terbaik untuk melakukan kehendak Allah.
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 25; Markus 1:23-45
Artikel ini termasuk dalam kategori Santapan Rohani, SaTe Kamu
from WarungSaTeKaMu.org
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar