Judul: Tuhan, Raja dan Hakim yang adilHukuman ("celakalah", ayat 1) ini tertuju kepada Asyur yang akan menyerang Yehuda atau kepada musuh yang lain. Strukturnya jelas: hukuman kepada musuh (1); doa memohon perlindungan Tuhan (2-6); keadaan negeri yang berkabung karena musuh (7-9); Tuhan yang bangkit melawan musuh (10-16); serta pujian kepada Tuhan, Raja dan Hakim yang Adil (17-24). Alurnya jelas dan terpusat pada bagian akhir perikop ini, yaitu pengagungan kepada Tuhan sebagai Raja dan Hakim yang adil.
Ayat 1 merupakan judul atau pengantar perikop. Isi dimulai di ayat 2. Sang nabi mengajarkan bahwa umat seharusnya bergantung dan memohon perlindungan hanya kepada Tuhan (2-4). Bukan kepada Mesir dan berhala, seperti yang telah ditandaskan sang nabi pada perikop-perikop sebelumnya. Tuhan harus ditempatkan sebagai satu-satunya Pelindung dan Raja bagi umat Yehuda, karena Dialah satu-satunya Raja mereka (5-6). Jika umat menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya Pelindung dan memohon perlindungan hanya kepada Dia melalui doa, maka Dia peduli. Sebelum umat berdoa pun Dia sudah peduli. Dia peduli terhadap teriakan umat yang berkabung dan merana (7-9). Karena kepedulian-Nya, Dia bangkit dan menolong umat-Nya (10-16). Dia akan memukul mundur Asyur, negara adidaya itu. Meski secara manusia Yehuda tidak akan sanggup melawan Asyur, tetapi Tuhan akan menolong umat-Nya dengan memukul Asyur hingga mundur.
Oleh karena Tuhan peduli dengan memberi perlindungan, maka sudah selayaknya Dia dipuji. Puncak pujian ada di ayat 22. Di ayat itu, Tuhan dipuji sebagai Hakim dan Raja. Dia dipuji sebagai Hakim karena menegakkan keadilan yang didasarkan atas kasih-Nya kepada umat-Nya. Dia dipuji sebagai Raja karena Dia peduli terhadap rakyat-Nya (umat-Nya) dengan memberikan perlindungan.
Sudahkah Anda melihat bagaimana Tuhan menegakkan keadilan-Nya di bumi ini? Sudahkah Anda mengalami kepedulian-Nya terhadap Anda? Maka pujilah Tuhan karena perbuatan-Nya yang baik bagi kita!
Diskusi renungan ini di Facebook:https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar