Judul: Bersyukur untuk perjanjian kekalSeberapa jauh kita mengingat sejarah kehidupan kita, dan mampu bersyukur untuk kasih setia Tuhan? Di masa kecil, ada kasih sayang orang tua, ada kecukupan dalam hidup, dst. Pernah kita mensyukurinya? Saat beranjak dewasa, kita bertemu secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Pengalaman itu menjadikan rasa syukur yang tiada terhingga. Bahkan memampukan kita, saat menghadapi situasi tidak enak, masalah bertubi-tubi saat ini, tetap bersyukur kepada Tuhan.
Mazmur 105 adalah mazmur syukur karena kasih setia Allah dalam sejarah umat-Nya. Ayat 1-6 mengajak umat Israel bersyukur karena Allah telah berkarya bagi mereka dengan perbuatan-Nya yang ajaib. Ayat-ayat selanjutnya adalah catatan sejarah Israel yang merupakan bukti kasih setia-Nya kepada mereka.
Inti bagian pertama Mazmur ini (1-11) adalah kasih setia Allah yang dinyatakan lewat ikatan perjanjian-Nya. Siapakah Israel yang boleh mengalami kebaikan Tuhan. Inilah perjanjian anugerah! Isi perjanjian itu adalah mereka menjadi umat Tuhan dengan tanah Kanaan sebagai milik pusaka mereka (11). Inilah Perjanjian kekal (8, 11) karena Allah tidak pernah ingkar janji! Di kemudian hari bangsa Israel secara harafiah kehilangan tanah pusaka karena dosa-dosa mereka. Namun, Allah tetap mengasihi dan memelihara mereka. Pemazmur meyakini kasih setia Tuhan tidak pernah berubah.
Di dalam Kristus, Allah mengikatkan perjanjian-Nya dengan kita. Perjanjian itu bersifat anugerah. Perjanjian itu bersifat kekal! Allah Tritunggal penjamin keselamatan kita (Yoh 10:28-30; Ef 1:13-14). Di dunia ini, Tuhan bisa mendisiplin kita oleh karena ketidaksetiaan kita kepada-Nya, seperti Allah mendisiplin Israel sehingga kehilangan tanah pusaka.Akan tetapi, kasih setia Allah tak pernah berubah. Mari kita bersyukur untuk kasih setia-Nya dengan bertekad menjalani hidup berkenan kepada-Nya.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/12/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar