Judul: Kenaikan Tuhan YesusPeristiwa kenaikan Tuhan Yesus didahului dengan penampakan-Nya yang berulang-ulang kepada para murid setelah kebangkitan-Nya. Dan ini terjadi selama empat puluh hari. Alkitab mencatat bahwa Yesus terus menyatakan Injil Kerajaan Allah kepada murid-murid-Nya supaya mereka mengingat semua pengajaran yang telah Ia berikan (Kis 1: 3).
Mengapa Tuhan Yesus naik ke surga? Yohanes 16:28 menyatakan bahwa Yesus datang dari Bapa dan kembali kepada Bapa. Jadi memang Yesus harus kembali kepada Bapa karena Ia sudah menggenapi semua tugas yang diberikan oleh Bapa-Nya. Lalu bagaimana kelanjutan tugas tersebut di dunia ini? Murid-murid Yesus harus melanjutkannya sampai Dia datang kembali. Maka Ia pun mempersiapkan para murid-Nya untuk bersama Dia sampai pada peristiwa kenaikan-Nya.
Walau peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus adalah peristiwa perpisahan, tetapi ini bukanlah peristiwa yang menyedihkan. Ekspresi para murid menyatakan sikap penyembahan kepada Allah, suatu sikap tunduk dan memuliakan Tuhan Yesus. Bahkan mereka pulang dengan bersukacita (52). Mengapa? Pertama, peristiwa ini menjadi dasar tentang bagaimana para murid akan menjalankan kehidupan misi Tuhan Yesus selanjutnya. Mungkin saja mereka belum mengetahui dengan pasti bagaimana keadaan mereka setelah ditinggal oleh Tuhan Yesus. Kedua, berkat Tuhan Yesus yang telah mereka terima justru memberi keteguhan dalam hati bahwa Allah menyertai dan memelihara kehidupan mereka, apa pun kondisi yang mereka alami.
Sesungguhnya kehidupan orang percaya bukan meratap sedih berkepanjangan karena berbagai perpisahan yang pernah dialami, melainkan harus memiliki sikap hati yang penuh pengharapan kepada Allah. Inilah dua kondisi yang harus ada pada kita. Allah sanggup menyertai kita dengan berkat-Nya sekaligus Allah mengutus kita untuk menjalankan misi-Nya melalui kehidupan kita secara pribadi, keluarga, dan juga gereja. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk menjadi saksi-saksi-Nya.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/09/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar