Judul: Peranan orang tua dalam rencana AllahOrang tua adalah figur penting dalam keluarga, juga dalam rencana Allah bagi umat. Ini kita lihat dalam hidup Musa.
Ketika rencananya gagal, Firaun memerintahkan untuk membunuh bayi laki-laki Israel dengan membuang mereka ke sungai Nil. Pada waktu itulah Musa lahir. Ibu Musa melihat anak itu baik dan sehat. Namun, Stefanus memberikan gambaran bahwa Musa itu elok di mata Allah (Kis 7:20). Jelas ibu Musa tidak dapat menyerahkan anaknya kepada tentara Mesir. Lalu ia menyembunyikan Musa selama tiga bulan (2). Tampaknya masa itu dipakai si ibu untuk memikirkan cara menyelamatkan bayinya. Karena sesudah masa tiga bulan ia meletakkan bayinya dalam peti dan menghanyutkannya di sungai Nil. Tentu bukan kebetulan jika si bayi hanyut dengan melewati tempat puteri Firaun mandi. Bukan kebetulan pula jika sang putri memutuskan untuk memelihara bayi itu, meski ia memperkirakan bayi itu adalah bayi orang Israel. Tidak tersirat kekhawatiran mengenai perintah sang raja menyangkut bayi orang Israel.
Kakak Musa yang mengikuti "perjalanan" bayi Musa di sungai, langsung mendatangi putri Firaun dan menawarkan diri untuk mencarikan inang penyusu. Menurut Anda sebijak itukah kakak si bayi? Tentu ibu mereka pegang peranan dalam hal ini. Si ibu tidak mau kehilangan anak laki-lakinya sehingga ia mempersiapkan kakak si bayi untuk memantau si adik dan kemudian berbicara seperti itu kepada sang putri. Suatu strategi yang cemerlang!
Dari rangkaian peristiwa ini, kita melihat Allah yang memakai si ibu untuk menyelamatkan bayinya, bukan hanya demi hidup si bayi melainkan bagi kepentingan besar di masa mendatang. Dan Allah memberikan kehormatan kepada orang tua Musa untuk mempersiapkan anaknya dalam menggenapi rencana Allah. Sejalan dengan itu, tentu ada tanggung jawab besar dalam mendidik anak untuk memahami rencana Tuhan bagi diri mereka. Maka orang tua harus melihat pentingnya peran yang diberikan Tuhan kepada mereka. Peran itu harus dijalankan dengan serius, peka terhadap tuntunan Tuhan, serta dengan mengandalkan kekuatan yang dari Tuhan.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/24/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar