Judul: Tidak boleh ditolakTampaknya banyak paradoks dalam kehidupan Kristen yaitu hal-hal yang terlihat bertentangan, tetapi sesungguhnya tidak. Di satu pihak, kita harus sadar bahwa kita tidak layak dipakai Allah. Di pihak lain, kita harus menerima panggilan Allah dalam kesadaran bahwa kita tak layak.
Karena pengalaman pahitnya di masa lampau, saat saudara-saudaranya menolak kepemimpinannya (Kel 2:14), Musa mati-matian menolak panggilan Tuhan untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Allah kemudian memberikan dua tanda, yaitu tongkat yang mejadi ular dan tangan yang menjadi putih oleh kusta. Tanda ini dapat dilakukan Musa saat orang Israel meragukan panggilan Allah terhadap Musa. Bahkan Allah juga menjanjikan bahwa jika orang Israel masih tidak percaya, maka dia dapat mengubah air dari sungai Nil menjadi darah untuk meyakinkan mereka. Namun Musa tetap tidak mau percaya, dan malah berdalih bahwa ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan masih dengan sabar mengatakan bahwa Dialah yang membuat lidah, maka Dia pula yang akan menyertai lidah Musa dan mengajari Musa tentang apa yang harus dia katakan. Namun Musa masih tetap tidak mau. Ia malah meminta Tuhan untuk mencari orang lain. Tentu saja ini membuat Tuhan murka dan berkata bahwa Ia telah mengutus Harun -kakak Musa- untuk menjadi juru bicara Musa. Nah, apa lagi alasan yang dicari-cari Musa? Maka pada akhirnya, Musa tidak dapat menghindari lagi panggilan Allah tersebut. Sayang sekali jika orang menerima pelayanan karena terpaksa atau dipaksa.
Dari penolakan Musa, kita belajar memahami bahwa kita memang tidak layak dipakai Allah. Namun jika kita yang tidak layak ini diperkenan Allah untuk melayani Dia maka kita seharusnya tidak menolak panggilan itu. Kita justru harus melihat panggilan Allah tersebut sebagai suatu hak istimewa dan anugerah yang perlu disyukuri. Jika Allah melayakkan dan memampukan kita untuk melayani Dia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak. Maka marilah melayani Tuhan sesuai dengan panggilan yang dipercayakan pada kita.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/05/29/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar