Judul: Perlindungan Allah Julius Caesar, konsul Romawi yang terkenal itu, setelah menyerbu Mesir melaporkan kepada Senat, "Veni, Vidi, Vici" (Aku datang, aku melihat, aku menaklukkan/menang). Hal tersebut tidak terjadi ketika para musuh Israel menyerbu dan mengepung Gunung Allah, Sion. Malah mereka dikatakan "tercengang-cengang", "terkejut", lalu "lari kebingungan". Dalam sejarah Israel, tahun 701 SM Yerusalem pernah dikepung oleh pasukan Asyur di bawah pimpinan raja Sanherib selama berbulan-bulan. Namun, secara tidak terduga pengepungan dihentikan dan Sanherib kemudian terbunuh. Kelepasan Yerusalem bukan karena bentengnya kokoh dan pasukannya kuat, melainkan karena Allah Pembela Sion. Mazmur ini merayakan kemahakuasaan Allah yang jauh lebih tinggi dan berdaulat daripada semua ilah yang disembah bangsa lain. Gunung Sion sebenarnya lebih tepat bukit. Tingginya secara geografis tidak signifikan. Akan tetapi karena di sanalah Allah bertakhta memimpin umat-Nya maka gunung itu jauh lebih "tinggi" daripada semua gunung tempat dewa-dewi bangsa-bangsa kafir disembah. Hal ini terungkap dalam kalimat "gunung Sion itu, jauh di sebelah utara". Kepercayaan bangsa-bangsa nonIsrael adalah Gunung Zafon (harf. utara) adalah tempat bersemayam dewa-dewi sesembahan mereka. Mazmur ini memuji Tuhan karena keperkasaan-Nya dan perlindungan-Nya atas umat-Nya melalui kota kudus-Nya. Tidak ada yang dapat menerobos apalagi menguasainya. Saat kini, kita bisa mengatakan bahwa gereja adalah tempat kudus Allah, tempat perlindungan bagi umat-Nya. Tentu bukan gedung gerejanya atau organisasinya, akan tetapi persekutuannya yang dipimpin oleh Tuhan Yesus. Atau memakai ilustrasi Paulus, gereja sebagai tubuh Kristus. Tugas Anda dan saya adalah memberitakan dan menceritakan keperkasaan Allah yang memimpin dan memelihara hidup kita di dalam Kristus. Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/02/05/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar