(sambungan)
Sikap sebaliknya dilakukan Musa ketika ia menerima panggilan Tuhan. Berbeda dengan Yesaya yang langsung merespon positif, Musa langsung mengarahkan pandangan kepada keterbatasannya sebagai pribadi dan kelemahan yang dimilikinya. Lihat responnya berikut ini: "Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" (Keluaran 3:11). Dan di pasal berikutnya kita bisa melihat bagaimana Musa memandang rendah dirinya sendiri. "Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (4:10). I am slow of speech and have a heavy and awkward tounge, dalam bahasa Inggrisnya.
Apakah Musa gagap, atau maksudnya ia tidak pintar berbicara atau malah sering salah-salah? Entahlah. Tapi yang pasti Musa segera mengarah kepada kelemahannya dan lupa bahwa Tuhanlah sebenarnya yang menjadi aktor utamanya, bukan dia. Itulah yang kemudian diingatkan Tuhan. "Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." (3:14). Dalam versi bahasa Inggrisnya dikatakan "I AM WHO I AM and WHAT I AM, and I WILL BE WHAT I WILL BE." Tuhan secara jelas menyatakan bahwa siapa Tuhan itu jauh lebih penting daripada siapa diri Musa. "Akulah Aku", itu jauh lebih penting dari "siapa aku".
Tuhan tidak melihat kemampuan, kepandaian dan sebagainya dari diri kita, tetapi apa yang Dia minta adalah kemauan atau kesediaan kita. Itu saja. Selebihnya, Dialah yang akan melakukan semuanya lewat diri kita. Keraguan bisa saja hadir ketika kita dihadapkan kepada sebuah panggilan, tugas atau katakanlah tantangan. Logika kita biasanya akan segera mengukur batas kemampuan kita, dan di saat ukuran menurut kita tidak sebanding dengan besarnya tanggungjawab yang dibebankan, maka keraguan pun segera muncul. Hal seperti itu pula yang dirasakan Musa ketika ia dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan untuk menuju tanah yang dijanjikan. Tapi Tuhan menegur dan mengingatkan Musa akan cara pandang yang benar. Singkatnya, bukan soal mampu atau tidak, tapi kemauan kita, kesediaan atau kerelaan kita, itulah yang diminta Tuhan.
Kemampuan kita sangat terbatas, tetapi "Tuan" yang meminta sesungguhnya tidak terbatas. Itu penting untuk kita sadari. Kita tidak harus menunggu menjadi orang paling sempurna terlebih dahulu untuk mau merespon positif panggilan Tuhan. Jika Dia memberi tugas, Dia pula yang akan memampukan. Jika anda taat dan mau segera merespon dengan baik, anda akan terkejut melihat bagaimana anda bisa berperan jauh lebih besar dari ukuran yang anda tetapkan sendiri selama ini akan diri anda. Saya mengalami hal itu secara langsung. Masuk akalkah orang yang baru bertobat, tidak pernah mengenal Alkitab sebelumnya bisa terus menulis selama 5 tahun setiap harinya tanpa henti? Saya memilih untuk taat terhadap panggilanNya, dan hingga hari ini selalu ada pengalaman-pengalaman indah bersama Tuhan setiap harinya dalam hidup saya. Ada begitu banyak rahasia Kerajaan Allah yang disingkapkan secara perlahan kepada saya. Oh, itu luar biasa. Semakin saya mendalami, semakin besar pula kerinduan saya untuk semakin mengenalNya lebih jauh. Adakah panggilan Tuhan kepada anda yang hingga hari ini masih anda tunda karena anda ragu akan kemampuan anda? Jangan tunda lagi. Berhentilah mengukur diri terlalu rendah, berhentilah untuk terus menganggap bahwa anda tidak bisa melakukan apa-apa. Terimalah segera dan beranilah berkata seperti Yesaya: "Ini aku, utuslah aku!" (Yesaya 6:8). Ingatlah bahwa Yesus sudah mengingatkan bahwa tuaian ada banyak, tapi pekerjanya sedikit. (Matius 9:37a). Ini hal yang seharusnya bisa kita sikapi dengan turut mengambil bagian sesuai dengan panggilan kita masing-masing. Ingatlah bahwa sesungguhnya bukan kemampuan kita yang dibutuhkan, tetapi kemauan kita, itulah yang bisa dipakai Tuhan untuk menyatakan kemuliaanNya dimanapun kita berada saat ini.
Bukan kemampuan kita, tetapi kemauan kita, itulah yang diminta Tuhan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
Juli
(207)
- Berdiam diri di hadapan Allah
- Renungan Harian Air Hidup: TUHAN SANGGUP: Mengubah...
- RSS Santapan Harian: Rabu, 1 Agustus 2012 - Konsek...
- 1 Agustus
- renungan harian online: Melayani (2)
- Melayani (2)
- Kebaikan v.s. Kejahatan
- RSS Santapan Harian: Selasa, 31 Juli 2012 - Sabar ...
- 31 Juli
- Renungan Harian Air Hidup: KESUNGGUHAN RAJA ASA
- renungan harian online: Melayani (1)
- Melayani (1)
- RSS Santapan Harian: Senin, 30 Juli 2012 - Sumber ...
- Motivasi dalam Pelayanan
- renungan harian online: Motivasi dalam Pelayanan
- Renungan Harian Air Hidup: SUKA MENOLONG, AKAN MEN...
- Biji Sesawi dan Ragi
- LECTIO DIVINA
- Memberi Semangat dan Dukungan
- Renungan Harian Air Hidup: KESABARAN TUHAN TERHADA...
- RSS Santapan Harian: Minggu, 29 Juli 2012 - Minta ...
- renungan harian online: Kuasa Dibalik Doa
- Kuasa Dibalik Doa
- Minggu Biasa XVII
- Hidup Bijak
- Renungan Harian Air Hidup: GEREJA BERTUMBUH: Mela...
- 28 Juli
- RSS Santapan Harian: Sabtu, 28 Juli 2012 - Jangan ...
- renungan harian online: Dipandu Damai Sejahtera
- Dipandu Damai Sejahtera
- 27 Juli
- Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, mengha...
- Renungan Harian Air Hidup: GEREJA BERTUMBUH: Melal...
- Sepakat!
- Mentari Takkan Pudar
- Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu ...
- Renungan Harian Air Hidup: GEREJA BERTUMBUH: Melal...
- RSS Santapan Harian: Kamis, 26 Juli 2012 - Hidup d...
- 26 Juli
- Duri-Duri Kecil yang Membinasakan
- renungan harian online: Duri-Duri Kecil yang Membi...
- Renungan Harian Kita: Susahnya Menjaga Integritas
- Susahnya Menjaga Integritas
- Pemimpin yang Melayani
- Renungan Harian Air Hidup: TUGAS KITA ADALAH BERSA...
- 25 Juli
- RSS Santapan Harian: Rabu, 25 Juli 2012 - Penyerta...
- renungan harian online: Perhatikan Ucapan Kita (2)
- Perhatikan Ucapan Kita (2)
- Renungan Harian Kita: Iman Seperti Anak Kecil
- Iman Seperti Anak Kecil
- Confirm your unsubscription from 'Renungan Harian ...
- Sebab Siapapun yang Melakukan Kehendak Bapa-Ku di ...
- Renungan Harian Air Hidup: ORANG KAYA SUKAR MASUK ...
- RSS Santapan Harian: Selasa, 24 Juli 2012 - Piliha...
- renungan harian online: Perhatikan Ucapan Kita (1)
- Perhatikan Ucapan Kita (1)
- 24Juli
- Renungan Harian Kita: Mujizat-Mujizat Kecil
- Pohon Apel dan Anak Lelaki
- Mujizat-Mujizat Kecil
- Berjalan Dengan Keong
- Garam dan Telaga
- Kuatkanlah Hatimu, karena Imanmu
- Renungan Harian Air Hidup: ORANG KAYA SUKAR MASUK ...
- RSS Santapan Harian: Senin, 23 Juli 2012 - Dosa ha...
- Internet: Forum Baru bagi Pewartaan Injil
- Doa Keluarga
- Bekerja dengan Gembira
- renungan harian online: Bekerja dengan Gembira
- 23 Juli
- Rumah Retret / Rekoleksi di Jakarta dan Sekitarnya
- Renungan Harian Air Hidup: BERKAT ROHANI: Lebih Be...
- RSS Santapan Harian: Minggu, 22 Juli 2012 - Mohon ...
- Doa Koronka (Kerahiman Ilahi)
- NOVENA TIGA SALAM MARIA
- NOVENA KEPADA HATI KUDUS YESUS
- renungan harian online: Bapa Sayang AnakNya
- Bapa Sayang AnakNya
- Renungan Harian Kita: Mengatasi Kesalahan
- Mengatasi Kesalahan
- Doa-Doa Kepada Bunda Maria
- Salam Maria
- Bapa Kami
- Aku Percaya
- Renungan Harian Air Hidup: ORANG KRISTEN: Harus Bi...
- 21 Juli
- RSS Santapan Harian: Sabtu, 21 Juli 2012 - Tetap t...
- renungan harian online: Belajar lewat Sikap Atlit ...
- Belajar lewat Sikap Atlit Sejati (2)
- Renungan Harian Air Hidup: HORMAT DAN PUJIAN UNTUK...
- RSS Santapan Harian: Jumat, 20 Juli 2012 - Respons...
- Belajar lewat Sikap Atlit Sejati (1)
- renungan harian online: Belajar lewat Sikap Atlit ...
- 20 Juli
- Renungan Harian Kita: Pintu Tertutup
- Pintu Tertutup
- Renungan Harian Air Hidup: HIDUP KUDUS DAN TAK BER...
- RSS Santapan Harian: Kamis, 19 Juli 2012 - Raihlah...
- renungan harian online: Penyembah yang Benar
-
▼
Juli
(207)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar