Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juli 2012 -
Baca: Efesus 2:11-22
"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah," Efesus 2:19
Kepada jemaat Tesalonika paulus berkata, "Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus." (1 Tesalonika 5:26). Cium kudus adalah ucapan lazim gereja mula-mula untuk menyatakan kasih dan persekutuan yang erat di antara jemaat Tuhan.
Kunci kedua adalah persekutuan. Jemaat bukan sekedar perkumpulan organisasi saja, tapi lebih dari pada itu; setiap anggota jemaat menyadari bahwa mereka adalah 'satu tubuh' di dalam Kristus. Kesatuan dan kebersamaan orang-orang percaya di dalam Kristus inilah yang disebut persekutuan. Karena orang-orang percaya merupakan satu tubuh di mana setiap orang percaya adalah anggota tubuh itu, maka orang-orang Kristen dituntut untuk hidup sesuai dengan panggilan mereka. Dikatakan, "Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh." (1 Korintus 12:20). Jadi tubuh Kristus tidaklah terdiri dari satu anggota saja, melainkan banyak anggota yang telah dipersatukan dalam Kristus sebagai Kepala jemaat.
Gereja yang bertumbuh dikenal melalui persekutuan jemaatnya yang saling mengasihi. Mengasihi bukan hanya sekedar simpati atau dalam perkataan saja, tapi kasih itu dinyatakan dalam perbuatan nyata (baca 1 Yohanes 3:18). Dalam sebuah persekutuan masing-masing anggota harus saling melayani. Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita di mana ia rela membasuh kaki murid-muridNya dan berkata, "...Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." (Yohanes 13:15). Sebagai sesama anggota tubuh Kristus kita juga harus saling menanggung beban. "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." (Galatia 6:2). Jadi "...jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita." (1 Korintus 12:26). Karena itu, jangan sampai ada kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah di antara jemaat Tuhan (baca Efesus 4:31), sebaliknya kita harus selalu ramah, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.
Mustahil gereja bertumbuh jadi kesaksian bagi dunia jika jemaatnya tidak bersatu atau berjalan sendiri-sendiri!
Related Posts :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar