Judul: Pilihan yang berisiko Siapa sangka Tamar, berani menipu mertuanya? Yehuda kena batunya. Jika dulu, ia menipu ayah bersama saudara-saudaranya, sekarang ia pun ditipu. Tamar yang disuruh pulang ke rumah orang tuanya, diam-diam merencanakan sesuatu. Ia menyusun strategi agar dapat menjumpai Yehuda karena Yehuda pun tidak menyerahkan Syela.
Bukan sekadar menjumpai mertuanya, tetapi tindakan Tamar berikutnya adalah tindakan yang berisiko besar. Karena Tamar berpakaian seperti perempuan sundal, Yehuda tertipu dan lagi-lagi ia melakukan dosa berikutnya, yaitu menghampiri Tamar (15-16). Akibatnya Tamar mengandung bayi dari mertuanya sendiri. Lebih lanjut, Tamar pun berani 'mengikat' Yehuda.
Beberapa hal kontras antara Tamar dan Yehuda dalam peristiwa ini bisa dilihat sebagai berikut: Pertama, Tamar mengetahui risiko yang akan ia tanggung sementara Yehuda, tidak. Bagi Yehuda, menghampiri seorang seperti perempuan sundal adalah hal biasa dengan risiko biasa pula. Kedua, Tamar berupaya keras untuk membangun keturunan sementara Yehuda, tidak (11, 23). Ketiga, Tamar memiliki bukti kepemilikan, Yehuda tidak. Padahal kepemilikan sangat penting karena mengarah pada si pemilik. Jika Tamar mendapatkan semuanya itu, hal sebaliknya terjadi pada Yehuda yang kehilangan semua.
Memang kebiasaan dosa seseorang mengakibatkan lumpuhnya hati nurani sehingga kehilangan banyak anugerah Allah dalam hidupnya. Namun luar biasa karya Allah bekerja dalam situasi yang sudah rusak sekalipun, dan ini melampaui batas pikiran manusia. Selanjutnya kita dapat melihat bahwa melalui keturunan Tamarlah, garis sejarah keselamatan manusia ditorehkan.
Mungkin Anda menghadapi banyak pilihan berisiko tinggi yang harus diambil dalam hidup ini, tetapi sebagai anak Tuhan, mari segera datang terlebih dulu kepada-Nya untuk mencari apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita. Janganlah kita melakukan segala sesuatu dengan hanya mengikuti keinginan hati sendiri.
Diskusi renungan ini di Facebook: http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/07/24/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar