Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juli 2012 -
Baca: Lukas 12:13-21
"Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." Lukas 12:21
Fakta telah membuktikan bahwa harta kekayaan seringkali membuat seseorang menjadi sombong atau tinggi hati, lupa bahwa semua itu karena anugerah Tuhan semata. Hal ini diakui oleh Daud, "Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya." (1 Tawarikh 29:12). Tidak ada alasan apa pun bagi kita untuk bermegah atau meninggikan diri.
Orang kaya sulit masuk ke dalam Kerajaan Sorga selama hatinya hanya terpaut kepada harta kekayaannya dan tidak lagi mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Ketika Tuhan Yesus berkata kepada anak muda yang kaya, "'...pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.' Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya." (Matius 19:21-22), ternyata anak muda ini lebih mencintai hartanya dari pada Tuhan. Ia enggan melepaskan keterikatannya pada harta. Namun ini bukan berarti seseorang harus dalam posisi miskin terlebih dahulu baru bisa masuk sorga. Juga bukan berarti bahwa orang miskin pasti akan masuk sorga. Yang menjadi pokok persoalan adalah hati kita, karena harta kekayaan seringkali memperhamba manusia. Itulah sebabnya Salomo dalam doanya berkata, "Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku." (Amsal 30:8b-9).
Tuhan tidak melarang seseorang menjadi kaya karena Ia sendiri ingin memberkati umatNya. Yang tidak dikehendaki adalah kita menjadi sombong dan hati kita terikat pada harta semata. Firman Tuhan mengingatkan, "...walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15).
Apalah gunanya memiliki harta melimpah jika akhirnya harus mengalami kebinasaan kekal; karena itu muliakan Tuhan dengan hartamu (baca Amsal 3:9).
Related Posts :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar