Ayat bacaan: Matius 5:37 =============== "Let your Yes be simply Yes, and your No be simply No; anything more than that comes from the evil one." Berjanji itu mudah, tapi menepatinya bagi banyak orang bisa jadi sulit. Hampir setiap hari kita bertemu dengan orang yang dengan cepat memberi janji tetapi kemudian mangkir dengan berbagai alasan. Selalu ada saja alasan yang mereka pakai sebagai pembenaran untuk melanggar janjinya. Tidakkah anda kesal apabila anda sudah menunggu lama tapi ternyata orang yang anda tunggu itu tidak jadi datang? Apalagi kalau tanpa pemberitahuan. Ini baru salah satu contoh yang mungkin hanya menimbulkan rasa kesal dan tidak terlalu merugikan. Tapi bayangkan apabila hal seperti ini terjadi dalam pekerjaan. Anda sudah berjanji untuk menyelesaikan pesanan pada tanggal sekian misalnya, tapi kemudian pelanggan harus bolak balik karena pekerjaan itu molor tanpa alasan jelas. Ini tentu bisa merugikan konsumen dan akibatnya merugikan kita sendiri juga. Kita terkadang bisa terjebak pada situasi demikian. Dalam kasus lain, karena segan, tidak mau membuat orang lain kecewa, atau alasan lain, kita bisa melakukan "lips-service" dengan membuat sebuah janji atau dengan ringan mengatakan ya. Soal ditepati atau tidak itu soal nanti, yang penting janjikan saja dulu. Alasan bisa dicari belakangan. Sakit, kurang enak badan, urusan keluarga, mogok, mungkin menjadi alasan paling favorit bagi banyak orang untuk melanggar janjinya. Bagi kebanyakan orang perilaku seperti ini mungkin dianggap manusiawi dan wajar. Bagaimana menurut Tuhan? Perilaku ini tidak diperbolehkan bagi orang percaya. Mengapa demikian? Karena perilaku ingkar janji ini tidak berbeda jauh dengan berbohong. Yesus berkata tegas: "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." (Matius 5:37). Atau dalam bahasa Inggrisnya: "Let your Yes be simply Yes, and your No be simply No; anything more than that comes from the evil one." Aturannya jelas. Jika kita sudah mengatakan ya, tepatilah, sebelum si jahat menemukan sebuah lahan bermain yang menyenangkan dalam diri kita dan kemudian membuat kita terus bertumbuh menjadi pembohong-pembohong kelas kakap yang tidak lagi merasa bersalah ketika melakukannya. Yesus mengatakan hal ini dalam konteks menasihati kita untuk tidak bersumpah,yang mengacu kepada 10 Perintah Allah: "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu" (Keluaran 20:16). Pada kenyataannya, manusia terkadang begitu mudah bersumpah demi segala sesuatu, bahkan berani bersumpah dengan mengatasnamakan Tuhan untuk sesuatu kebohongan. Ini jelas-jelas merupakan sebuah pelanggaran. Tuhan sangat tidak suka, begitu tidak sukanya sampai dikatakan jijik dengan sikap/kebiasaan seperti ini. Lewat kitab Mazmur kita bisa melihat ayatnya. "Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu." (Mazmur 5:7). Dari ayat ini kita melihat bahwa menipu bukanlah pelanggaran ringan. Seorang penipu itu disamakan dengan pembunuh. Hal ini masuk akal, karena dengan menipu atau ingkar janji kita bisa membunuh harapan dan kepercayaan orang dan bisa merugikan orang lain. Ada seorang teman saya yang mengalami masalah untuk mempercayai orang lain karena semasa kecilnya ia sering diberi janji-janji kosong oleh orang tuanya. Lihatlah bahwa menipu bisa membawa kerusakan berat dalam gambar diri atau kepribadian seseorang yang akan butuh waktu lama untuk dipulihkan. Tidak mengherankan apabila Tuhan memberi hukuman berat kepada orang yang gemar berbohong atau menipu. Salomo mengingatkan lebih lanjut akan hal ini. "Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar." (Amsal 19:5). Pada saatnya, orang-orang pembohong tidak akan luput dari hukuman. Begitu seriusnya, hingga ketika seseorang berbohong, maka Tuhan pun akan menjadi lawannya. (Yehezkiel 13:9). Belajarlah sejak dini untuk menepati dan menganggap serius sebuah janji. Orang yang selalu menepati janji dengan sendirinya menjadi saksi kuat akan dirinya sendiri dalam hal kebenaran, sehingga mereka tidak lagi perlu mengucapkan sumpah-sumpah lewat bibirnya untuk meyakinkan orang lain. Demikian pula dengan nazar, yang merupakan janji kita terhadap Tuhan ketika memohon sesuatu. Jangan pernah menunda atau lupa membayar nazar, karena itu juga akan menjadi sebuah kebohongan yang sangatlah tidak berkenan di hadapan Tuhan. "Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu." (Pengkotbah 5:4). Seperti apa yang diajarkan Yesus, hendaklah kita mau menghormati janji dengan menepatinya. Jika ya, katakanlah ya. Jika tidak, katakan tidak. Diluar itu adalah kebohongan yang datang dari si jahat. Ketika mengatakan ya, peganglah itu dengan sungguh-sungguh. Jangan biasakan untuk memberi janji-janji palsu dengan alasan apapun. Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Inggris yang berbunyi "never make a promise you can't keep", dan ini baik untuk kita ingat. Hendaklah kita selalu mengutamakan kejujuran agar tidak membuka peluang bagi iblis untuk berpesta pora menghancurkan segala yang sudah kita bangun dengan susah payah. Ingatlah bahwa janji yang dibuat asal-asalan dan tidak ditepati akan mengakibatkan ketidakpercayaan orang pada kita, dan juga sebuah dosa menjijikkan di hadapan Tuhan. Never make a promise you can't keep Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar