Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juni 2012 -
Baca: Pengkotbah 7:1-22
"Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya." Pengkotbah 7:2
Sungguh benar kata Salomo: pergi ke rumah duka adalah lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta. Saat kita ditinggalkan orangtua, saudara, kerabat, sahabat dan orang-orang yang kita kasihi, hati kita sedih karena tidak bisa bertemu mereka lagi untuk selamanya. Namun saat di rumah duka inilah kita mendapatkan pelajaran yang sangat berharga: hidup di dunia ini hanyalah sementara; sekaya apa pun seseorang, harta dan kekayaannya tak dibawa mati. Ini peringatan bagi yang ditinggalkan agar hidup tidak sembrono.
Tentang kematian ada hal yang harus kita perhatikan: 1. Kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi. Suatu saat semua orang tanpa terkecuali akan menghadapi kematian. "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi," (Ibrani 9:27). Kita tahu bahwa kematian tidak mengenal usia, jenis kelamin dan juga status sosial yang dimiliki oleh seseorang, dan tak seorang pun dari kita dapat menolak atau melarikan diri dari kematian. Kematian juga tidak dapat kita wakilkan.
2. Kematian bukan akhir dari segalanya. Banyak orang berpikir bahwa kematian adalah akhir dari segala sesuatu. Memang, kematian berarti segala hal yang kita kerjakan di dunia yang fana ini usai. Tapi bukan berarti semuanya sudah kelar, beres dan tidak ada apa-apanya lagi. Justru kematian adalah jembatan yang menghubungkan antara yang fana menuju kepada kekekalan. Pengkotbah 12:7 mengatakan, "dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya." Perhatikan bagaimana orang kaya ini: "... Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?" (Lukas 12:19-20). Semuanya sia-sia, bukan? Siap atau tidak siap, pada saatnya setiap kita akan menghadapi kematian.
Bagi orang percaya yang selama hidupnya tekun dan setia kepada Tuhan, kematian adalah keuntungan karena akan bertemu dengan Tuhan Yesus dalam kekekalan!
Related Posts :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar