| ||
| ||
|
Senin, 30 April 2012
Renungan Harian Kita: Melibatkan Allah
Melibatkan Allah
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 121; 1 Korintus 10; 1 Samuel 8-9
Ungkapan ‘melibatkan Allah' sudah tidak asing lagi bagi orang percaya. ‘Melibatkan Allah dalam segala perkara', ‘melibatkan Allah dalam rumah tangga', ‘melibatkan Allah dalam pekerjaan' dan masih banyak lagi kalimat serupa itu. Apakah artinya? Tentu kita berharap Allah ‘turut bekerja' dalam setiap aspek kehidupan kita bukan? Namun coba direnungkan sejenak, siapakah yang aktif (melibatkan) dan siapakah yang pasif (dilibatkan)?
Seringkali yang terjadi terbalik. Ada kesan bahwa Allah menjadi pihak yang pasif, menunggu giliran untuk bertindak. Itupun kalau kita mengizinkan Dia bertindak, padahal sesungguhnya Dia berdaulat atas hidup kita. Dia berkuasa melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Kalau bukan atas izin Allah, kita tidak dapat melakukan apapun. Kebebasan kita mengambil keputusan hanya ada karena Dia yang mengizinkan.
Ketika kita ingin ‘melibatkan Dia' dalam setiap langkah hidup kita adalah terbaik jika disertai dengan sikap berserah dan patuh. Memutuskan untuk patuh dan taat di bawah kendali Allah bergantung sepenuhnya kepada keputusan dan rencana-Nya, dan menantikan apa yang hendak dinyatakan-Nya kadang tidak semudah yang dibayangkan. Tapi mari belajar bahwa bukan lagi kita yang berhak menentukan apakah Dia boleh turut bekerja atau tidak, tapi menyerahkan semuanya kepada Allah.
Atas kehendak Allah sendiri, Ia selalu terlibat dan aktif bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang percaya.
Renungan Harian Air Hidup: MEMPEROLEH BERKAT LEBIH (1)
| ||
| ||
|
Saat Teduh: Rindu akan keselamatan orang lain
| ||
| ||
|
Saat Teduh: Mengenal Sepintas Kitab Hagai
| ||
| ||
|
Saat Teduh: Sibuk dengan Urusan Sendiri
| ||
| ||
|
Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Rindu akan keselamatan orang lain
| ||
| ||
|
RSS Santapan Harian: Selasa, 1 Mei 2012 - Rindu akan keselamatan orang lain (Roma 9:1-5)
| ||
| ||
|
RSS Renungan Harian: Selasa, 1 Mei 2012 - HATI PENUH PUJIAN (1 Tesalonika 5:12-22)
| ||
| ||
|
Saat Teduh: Hati Penuh Pujian
| ||
| ||
|
Nyanyian Burung Menyambut Pagi
====================
"Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan."
Satu hal yang saya suka ketika bangun pagi adalah kicauan burung. Burung-burung berkicau riang bagai penyanyi yang bersukacita menyambut datangnya hari yang baru. Pagi terasa sangat indah dengan hadirnya suara burung-burung ini. Begitu merdu, hingga sukacita mereka mampu membawa perasaan bahagia dan damai dalam hati. Pagi ini saya bangun cepat karena saya punya jadwal mengajar pagi, dan saya mengambil waktu sejenak untuk menikmati udara pagi yang segar, menatap cerahnya hari baru diiringi suara kicauan burung-burung dan mengucap syukur kepada Tuhan atas keindahan hari di pagi ini. Jika kita tanyakan mengapa dan untuk apa sebenarnya burung bernyanyi kepada ahli biologi maka mereka akan menjawab: karena mereka bisa dan harus. Secara naluri burung bernyanyi guna menarik perhatian pasangannya dan untuk mempertahankan teritori mereka. Tapi lebih dari fungsi burung bernyanyi ini, apa yang kita dengar adalah lebih dari itu. Bagi saya pribadi ini mengingatkan saya betapa alam ini diciptakan Tuhan secara luar biasa indahnya dan penuh dengan nyanyian.
Organ yang membuat burung bernyanyi itu bernama syrinx, dan bukan larynx seperti yang dimiliki manusia. Syrinx terletak lebih dalam di dalam tubuh burung jika dibandingkan larynx pada manusia. Syrinx menurut para ahli biologi adalah kotak suara burung yang menimbulkan suara kicauan merdu seperti nyanyian ini. Meski secara ilmiah demikian, masih banyak hal yang tidak bisa kita ketahui dengan pasti mengapa suara yang keluar bisa sedemikian merdu. Sebagai orang awam, apabila pertanyaan mengapa burung bernyanyi ditanyakan pada saya, saya akan menjawab bahwa itu adalah anugrah Tuhan yang sangat indah. Tuhan menaruh lagu dalam hati mereka, membuat mereka berkicau riang atau bernyanyi lagu yang terdengar indah di telinga kita.
Jika Tuhan menaruh lagu di dalam hati burung, hal yang sama sebenarnya juga diberikan Tuhan pada kita dan itu bisa kita baca dalam kitab Mazmur. "Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan." (Mazmur 40:3). Lihatlah dengan jelas Alkitab mengatakan bahwa Tuhan sendiri yang memberi inspirasi pada kita, meletakkan nyanyian baru dalam mulut kita untuk kembali dipakai memujiNya. Sama seperti kita yang menyukai lagu, Tuhan pun demikian. God loves music. Bagi saya musik adalah salah satu anugerahNya yang terindah, karena saya tidak bisa membayangkan bagaimana suram dan keringnya hidup jika tidak ada musik atau lagu di dalamnya. Dan lihat pula bahwa lewat lagu kita bisa membawa orang untuk mengenalNya, bertobat dan percaya kepadaNya. Sampai hari ini hal tersebut masih kerap terjadi. Begitu banyaknya orang yang dijamah Tuhan lewat lagu-lagu pujian atau penyembahan, bahkan lagu-lagu biasa yang inspiratif. Semua itu berasal dari Tuhan, dan hendaknya itu kita pakai kembali untuk memuliakan Tuhan.
Begitu banyak ciptaan Tuhan yang kita nikmati setiap saat, begitu banyak karyaNya yang sangat indah, sehingga sudah selayaknya kita memberikan pujian kepada Tuhan, dan salah satunya adalah lewat nyanyian penuh sukacita. Kitab Mazmur berbicara banyak tentang keindahan ciptaan Tuhan dan semua berkatNya, perlindunganNya dan kasihNya bagi kita, dan berkali-kali pula dalam kitab Mazmur kita mendapatkan ajakan untuk bernyanyi memanjatkan syukur bagi Tuhan. "Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada." (Mazmur 104:33) Ajakan untuk memuji segala perbuatan ajaib Tuhan lewat nyanyian baru pun berkumandang di banyak ayat pada Mazmur. "Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus." (Mazmur 98:1). Lalu Pemazmur pun berseru: "Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!" Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan: "Make a joyful noise to the Lord, all the earth; break forth and sing for joy, yes, sing praises!" (Mazmur 98:4). Sing praises, nyanyikan puji-pujian bagiNya. Itu jauh lebih baik ketimbang kita hanya mengisi mulut kita dengan keluh kesah, umpatan atau hal-hal negatif lainnya. Selain itu bisa meneguhkan semangat kita dan membuat kita penuh sukacita, itupun akan besar artinya bagi Tuhan.
Kicauan merdu burung yang saya dengar hari ini menjadi peringatan bagi saya bahwa sebenarnya kita pun telah dianugrahkan oleh Tuhan suara dengan nyanyian-nyanyian yang bisa kita pakai untuk memuliakan Tuhan.Kita bisa berterimakasih atas semua berkatNya dalam hidup kita lewat puji-pujian yang indah. Allah kita adalah Allah yang luar biasa dan sangat mengasihi kita. Dia layak untuk itu! "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan" (Wahyu 4:11). Mendengar burung-burung yang bernyanyi riang di pagi hari, mari kita pun melakukan hal yang sama. Beri persembahkan pujian-pujian yang terbaik lewat nyanyian yang penuh sukacita. Teruslah bernyanyi dan muliakan Tuhan lewat itu.
Let's sing for joy at the work of His hands
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
renungan harian online: Nyanyian Burung Menyambut Pagi
| ||
| ||
|
renungan harian online: Nyanyian Burung Menyambut Pagi
| ||
| ||
|
30 April
"Ia memanggil domba-dombanya menurut namanya dan menuntunnya ke luar"
(Kis 11:1-18; Yoh 10:1-10)
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika "semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yoh 10:1-10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Warta Gembira hari ini sedikit banyak meneruskan atau memperdalam warta gembira kemarin. Perumpamaan periha gembala sebagaimana dikisahkan dalam kutipan di atas hemat saya bagus sekali untuk direnungkan dan dicecap dalam-dalam oleh siapapun yang berprofesi sebagai pemimpin, guru atau pendidik, pendamping dst.. dalam kehidupan bersama apapun. "Cura personalis" (= pemeliharaan atau perawatan secara pribadi), demikian salah satu semangat Ignatian yang kiranya sangat bagus untuk mewujudkan panggilan sebagai gembala baik yang "memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar". Para orangtua kiranya mengenal cukup baik anak-anak yang dianugerahkan oleh Tuhan bagi mereka, maka kami harapkan dalam semangat cintakasih dan kebebasan Injili mendidik dan mendampingi anak-anak demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anak di masa depan. Dalam dan dengan semangat cintakasih pula kami dambakan kepada para guru atau pendidik dalam mendidik dan mendampingi para peserta didik, selain itu hendaknya guru atau pendidik juga mengenal dengan baik semua peserta didik yang dipercayakan oleh orangtuanya untuk dididik dan dibina lebih lanjut. Hendaknya juga dihayati motto bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, yaitu "ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani". Kepada para pemimpin atau atasan dalam hidup dan kerja bersama dalam bentuk apapun kami harapkan sungguh mengenal para pembantu atau anak buahnya. "Tak kenal tak sayang", demikian kata sebuah pepatah, yang berarti semakin mengenal akan semakin menyayangi. Marilah kita 'tuntun' anak-anak, peserta didik, bawahan atau anggota, menuju ke tempat yang menyuburkan dan menyehatkan kehidupan phisik maupun spiritual.
· "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." (Kis 11:18). Warta Gembira atau karya penyelamatan yang menuntut pertobatan memang tidak terbatas pada suku dan bangsa tertentu, melainkan bagi seluruh umat manusia di bumi ini, tanpa pandang bulu. Maka kepada segenap umat katolik kami harapkan di dalam hidup bermasyarakat dapat menjadi saksi keselamatan atau warta gembira bagi segenap warga masyarakat. Demikian juga kepada para pegawai atau pekerja katolik di perusahaan atau kantor kami harapkan juga dapat menjadi saksi keselamatan dan warta gembira. Tentu saja kita sendiri senantiasa bertobat terus-menerus, artinya siap sedia untuk terus-menerus diperbaharui sesuai dengan perkembangan tuntutan zaman. Kiranya kita semua dapat belajar atau bercermin pada para misionaris yang dengan penuh pengorbanan serta pelayanan telah meninggalkan tanah tumpah darahnya guna mewartakan kabar baik atau karya penyelamatan ke tempat yang jauh. Memang mewartakan karya penyelamatan butuh pengorbanan dan pelayanan, sebagaimana juga telah dilakukan Sang Penyelamat yang telah melepaskan kebesaranNya (ke –Allah-anNya) mendatangi umat manusia di bumi ini. Kami berharap semangat berkorban dan melayani sedini mungkin dididikkan atau dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret dari para orangtua. Saling melayani dan berkorban hendaknya terjadi dalam hidup berkeluarga, dihayati oleh seluruh anggota keluarga.
"Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?"
(Mzm 42:2-3)
Ign 30 April 2012
1Mei
"Aku dan Bapa adalah satu"
(Kis 11:19-26; Yoh 10:22-30)
" Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh 10:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Orang-orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus, bahwa Ia adalah Penyelamat Dunia, maka semakin Yesus menyingkapkan jatidiriNya mereka semakin bimbang, semakin tidak percaya. Bagaimana kita yang beriman kepadaNya, apakah mengalami kebimbangan dalam penghayatan iman? Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan dengan demikian senantiasa bersatu denganNya dalam situasi atau kondisi apapun, kapan pun dan dimana pun. Maka marilah kita meneladan Yesus, yang senantiasa setia melakukan pekerjaan yang diserahkan oleh Bapa yang mengutusNya serta bersabda bahwa "Aku dan Bapa adalah satu". Jika kita senantiasa bersatu dan bersama dengan Tuhan, maka meskipun harus menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan berat, kita tak akan pernah takut dan bimbang. Tak seorang pun dapat memisahkan kita dari Tuhan jika kita sungguh percaya dan menyerahkan diri kepadaNya, karena Tuhan maha kuat dan maha kuasa, sehingga siapapun yang senantiasa bersatu denganNya akan mampu menguasai dan mengalahkan aneka tantangan, hambatan maupun masalah. Kebetulan hari ini kita memasuki bulan Mei, yaitu bulan Maria, maka marilah kita tingkatkan juga devosi kita kepada Bunda Maria, antara lain dengan berdoa rosario. Ingatlah dan sadari bahwa berdoa rosario berarti kita mengulang-ulang doa-doa pokok atau utama, yang tidak lain berisi iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Maka rajin berdoa rosario , iman kita pasti diteguhkan dan dikuatkan serta diperdalam, semakin handal dan tangguh dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan.
· "Tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan" (Kis 11:21), demikian berita perihal apa yang dialami oleh para rasul dalam rangka mewartakan Injil atau Kabar Gembira, Kabar Baik. Menjadi pewarta kabar baik atau kabar gembira berarti senantiasa berada dalam keadaan baik dan gembira, kerena Tuhan senantiasa menyertainya. Bagi orang yang sungguh beriman tidak ada alasan untuk tidak baik dan tidak gembira. Orang yang senantiasa kelihatan gembira di dunia ini adalah orang gila, yang senyum dan tertawa terus dimana-mana, karena mereka telah melintasi stress-nya, sehingga semua orang, besar-kecil, tua-muda atau anak-anak tertarik kepadanya. Tentu kami tidak mengharapkan anda menjadi gila atau sakit jiwa, melainkan marilah meneladan kegembiraan dan keceriaan orang gila, yang menarik dan memikat. Jika kita senantiasa dalam keadaan gembira maka kita juga tak akan mudah jatuh sakit, kita akan berada dalam keadaan segar bugar, baik jiwa, hati, akal budi maupun tubuh kita, tentu saja kegembiraan kita sungguh asli bukan sandiwara, sebagai wujud atau penghayatan kesatuan dengan Tuhan. Biarlah melakukan kesaksian kegembiraan kita kemudian semakin banyak orang 'berbalik kepada Tuhan' alias bertobat, meninggalkan cara hidup dan cara bertindak yang berlawanan dengan kehendak Tuhan serta kemudiaan dengan setia melaksanakan kehendak Tuhan. Setia melaksanakan kehendak Tuhan berarti setia menghayati panggilan dan tugas pengutusan, entah terpanggil sebagai imam, bruder, suster maupun bapak-ibu atau suami-isteri. Kami percaya ketika kita ditahbiskan menjadi imam, mengucapkan kaul kekal hidup membiara, atau saling berjanji sebagai suami-isteri berada dalam kegembiraan luar biasa, maka marilah kegembiraan tersebut terus menerus kita hayati sampai mati atau dipanggil Tuhan.
"Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya:TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub.Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah. Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia: "Ini dilahirkan di sana." Tetapi tentang Sion dikatakan: "Seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya," dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya." (Mzm 87:1-5)
Ign 1 Mei 2012
Minggu, 29 April 2012
Renungan Harian Air Hidup: SALOMO: Hati yang Mulai Berubah!
| ||
| ||
|
Saat Teduh: Kitalah umat pemenang
| ||
| ||
|
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
April
(152)
- Renungan Harian Kita: Melibatkan Allah
- Melibatkan Allah
- Renungan Harian Air Hidup: MEMPEROLEH BERKAT LEBIH...
- Saat Teduh: Rindu akan keselamatan orang lain
- Saat Teduh: Mengenal Sepintas Kitab Hagai
- Saat Teduh: Sibuk dengan Urusan Sendiri
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Rindu akan ...
- RSS Santapan Harian: Selasa, 1 Mei 2012 - Rindu ak...
- RSS Renungan Harian: Selasa, 1 Mei 2012 - HATI PEN...
- Saat Teduh: Hati Penuh Pujian
- Nyanyian Burung Menyambut Pagi
- renungan harian online: Nyanyian Burung Menyambut ...
- renungan harian online: Nyanyian Burung Menyambut ...
- 30 April
- 1Mei
- Renungan Harian Air Hidup: SALOMO: Hati yang Mulai...
- Saat Teduh: Kitalah umat pemenang
- Saat Teduh: Iman dalam Tindakan
- Saat Teduh: Sudah Tahu Akhirnya
- RSS Santapan Harian: Senin, 30 April 2012 - Kitala...
- RSS Renungan Harian: Senin, 30 April 2012 - SUDAH ...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Kitalah uma...
- Saat Teduh: Sudah Tahu Akhirnya
- Ikat Pinggang
- renungan harian online: Ikat Pinggang
- renungan harian online: Ikat Pinggang
- Saat Teduh: Perlombaan Iman
- Saat Teduh: Kesempatan Bersaksi
- Saat Teduh: Hidup dengan Iman
- Saat Teduh: Roh menguatkan dan menolong
- Saat Teduh: Hanya anjing menggonggong
- Saat Teduh: Perlombaan Iman
- Saat Teduh: Hanya anjing menggonggong
- Renungan Harian Air Hidup: MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK...
- RSS Santapan Harian: Minggu, 29 April 2012 - Hanya...
- RSS Renungan Harian: Minggu, 29 April 2012 - KESEM...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Hanya anjin...
- Saat Teduh: Kesempatan Bersaksi
- Mari dan Lihatlah (2)
- renungan harian online: Mari dan Lihatlah (2)
- renungan harian online: Mari dan Lihatlah (2)
- Minggu Paskah IV
- Saat Teduh: Roh menguatkan dan menolong
- Saat Teduh: Hidup dengan Iman
- Renungan Harian Air Hidup: MENGUATKAN HATI KEPADA ...
- RSS Santapan Harian: Sabtu, 28 April 2012 - Roh me...
- RSS Renungan Harian: Sabtu, 28 April 2012 - APA PE...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Roh menguat...
- Saat Teduh: Apa Pertanyaannya?
- Mari dan Lihatlah (1)
- renungan harian online: Mari dan Lihatlah (1)
- renungan harian online: Mari dan Lihatlah (1)
- 28 April
- Saat Teduh: Hidup dipimpin Roh Allah
- Saat Teduh: Perjanjian yang Baru (3)
- Saat Teduh: Pertemuan Ilahi
- Saat Teduh: Perjanjian yang Baru (3)
- Saat Teduh: Hidup dipimpin Roh Allah
- 27 April
- Renungan Harian Air Hidup: MEMBALAS KASIH DAN KEBA...
- RSS Santapan Harian: Jumat, 27 April 2012 - Hidup ...
- RSS Renungan Harian: Jumat, 27 April 2012 - PERTEM...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Hidup dipim...
- Saat Teduh: Pertemuan Ilahi
- renungan harian online: Terburu-buru Menyimpulkan
- Terburu-buru Menyimpulkan
- renungan harian online: Terburu-buru Menyimpulkan
- Renungan Harian Kita: Berapa Tinggi Anda?
- Berapa Tinggi Anda?
- 26 April
- 25 April
- Hindari Sikap Munafik
- RS: Awasi Keputusan Kita
- Menghindari Gesekan dalam Pelayanan (2)
- Menghindari Gesekan dalam Pelayanan (1)
- 24 April
- RS: Karena Kasih Karunia
- Berat Masalah
- 23 April
- Create Your Own God?
- Minggu Paskah III
- Sepasang Telinga untuk Menjadi Pendengar yang Baik
- RS: Pikirkan yang Terbaik
- 21 April
- Protect Your Heart
- Wanita di mata Allah
- Pimpinan Tuhan
- 20 April
- RS: Kasih Karunia-Nya Cukup
- Ambient
- Urusan Kecil
- 19 april
- Sang Pemancing
- Pengusaha & Malaikat
- RS: Tiap Hari Dia Tanggung
- Mendoakan Pemimpin
- 18 April
- RS: Selalu Baru Tiap Pagi
- Kriteria Pemimpin dan/atau Gembala
- What A Needle Can Do?
-
▼
April
(152)