Ayat bacaan: Kejadian 2:19
======================
"Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu."
"Ah sayang saya tidak kreatif... saya bukan seniman." kata seorang teman dengan ringan ketika ia diminta untuk ikut membantu dekorasi ruangan. Mungkin benar bahwa kreativitas orang berbeda-beda. Ada yang dikaruniai bakat seni yang tinggi disertai kreativitas tinggi pula, ada yang tidak. Tapi itu bukan berarti bahwa ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas dalam dirinya. Salah satu tugas saya sebagai pengajar desain adalah menemukan dan mengembangkan kreativitas dari anak-anak didik saya. Satu hal yang selalu saya dapati sebagai kesimpulan pada tiap angkatan adalah bahwa semua manusia memiliki kreativitasnya sendiri. Dari satu tugas yang sama hasilnya bisa berbeda-beda, dan semuanya tetap menarik untuk dilihat. Jika kita perhatikan dalam Alkitab, Tuhan yang Maha kreatif sesungguhnya menuntut kita untuk menjadi orang-orang yang kreatif pula. Kita tidak dianjurkan untuk mempergunakan alasan tidak kreatif sebagai celah untuk tidak melakukan apa-apa. Dengan otak, nalar, ketrampilan, kemampuan dan berbagai talenta khusus yang sudah disediakan Tuhan kepada kita, sudah seharusnya kita bisa berpikir kreatif dalam melakukan sesuatu. Tuhan adalah sosok yang sangat kreatif, dan manusia dikatakan diciptakan menurut gambar dan rupaNya. Maka itu artinyakreatifitas sejatinya merupakan bagian dari manusia.
Dari proses penciptaan alam semesta beserta isinya kita bisa melihat kreativitas Tuhan dalam mengisi alam ini. Jutaan jenis binatang dari berbagai spesies, jenis-jenis tanaman yang berbeda-beda di berbagai belahan bumi, atau yang juga sederhana dan bisa kita lihat setiap saat, perhatikanlah wajah manusia yangtidak pernah sama persis meski kembar sekalipun. Komponen pengisi muka boleh sama, namun tidak akan ada yang pernah sama persis hasilnya. Lalu kemudian kita bisa melihat pula bagaimana kreatifnya Tuhan memberikan jawaban bagi berbagai permasalahan hidup manusia. Sebagai contoh saja kita bisa melihat kreativitas Tuhan dalam membantu umat Israel dari Mesir menuju tanah Kanaan yang subur. Tuhan memberi Tiang awan, tiang api, manna, daging dari burung puyuh, membelah Laut Teberau dan seterusnya. Ini semua memperlihatkan kreativitas tinggi Tuhan dalam memberi solusi bagi manusia.
Yesus dalam pelayananNya di dunia pun banyak menggunakan metode kreatif. Dalam misi pelayananNya Yesus banyak menggunakan perumpamaan, berdiskusi, tanya jawab, menyembuhkan bahkan membangkitkan, memberi contoh keteladanan, dan seterusnya. Yesus tidak pernah monoton dalam pelayananNya. Sehubungan dengan diciptakannya manusia sebagai sosok yang istimewa, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri, sudah selayaknya kita pun mewarisi kreativitas ini. Alangkah ironisnya jika kita terlalu malas untuk mempergunakan sisi-sisi kreativitas yang telah Dia sediakan bagi kita. Dari mana kita tahu bahwa Tuhan menuntut kita juga untuk menjadi manusia-manusia kreatif? Kita bisa melihatnya dalam kitab Kejadian.
Sebelum proses pembentukan Hawa, Tuhan terlebih dahulu membentuk segala binatang hutan dan burung-burung. Dan semua ini dibawa kepada Adam untuk ia beri nama. "Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu." (Kejadian 2:19). Dengan kata lain, Tuhan ingin melihat bagaimana kreativitas manusia untuk menamainya. Jika kita mundur beberapa ayat sebelumnya, Tuhan juga menempatkan Adam di taman Eden bukan untuk berleha-leha dan bersantai, tapi untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. "TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu." (ay 15). Perhatikan kata mengusahakan dan memelihara. Manusia bukan saja ditugaskan untuk memelihara kelestarian lingkungan, tapi juga mengembangkan apa yang sudah ada untuk menjadi lebih baik lagi. Ini membutuhkan proses kreatif. Memaksimalkan, mengembangkan dan menciptakan inovasi atau kreasi baru menuju suatu kehidupan yang lebih baik melalui segala sesuatu yang telah disediakan Tuhan. Itu yang harus dilakukan manusia, bukan sebaliknya merusak alam dengan segala isinya.
Kreativitas ada di dalam diri setiap orang. Tapi tidak semua orang mau mempergunakannya. Sebagian orang terlalu malas untuk mengolah kreativitas yang ada di dalam mereka. Kemalasan tidak akan pernah bisa membawa orang mengalami peningkatan dalam hidupnya. Yang ada malah keruntuhan, seperti apa yang dikatakan Pengkotbah. "Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah." (Pengkotbah 10:18). Semua yang disediakan Tuhan di dunia ini bagi kita hendaklah dikelola dengan baik, dipelihara, dijaga dan dikembangkan untuk kebaikan kita semua. Agar kita tetap bisa bertumbuh dan mengalami peningkatan, tetaplah rajin bekerja, dan kreatiflah dalam setiap yang anda usahakan. Tuhan akan selalu melihat bagaimana usaha kita, apakah kita selalu berusaha melakukan yang terbaik atau tidak, sebelum Tuhan mempercayakan perkara-perkara yang lebih besar lagi.
Tuhan mengharapkan manusia agar selalu berpikir kreatif dalam bekerja
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar