"Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih."
(Yeh 36:23-28; Mat 22:1-14)
"Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." (Mat 22:1-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Seleksi senantiasa diadakan dalam aneka pendaftaran anggota-anggota baru dalam kehidupan, panggilan atau kerja atau belajar. Usaha seleksi tersebut diadakan dalam rangka memilih pribadi-pribadi yang dianggap layak dan mampu, misalnya untuk menjadi imam, bruder atau suster. Apa yang terjadi di dalam perjalanan karya Seminari Menengah Mertoyudan, misalnya, kiranya apa yang disabdakan oleh Yesus di atas sungguh menjadi kenyataan: rata-rata mereka yang sampai ditabiskan menjadi imam, terhitung sejak masuk Seminari Menengah Mertoyudan pada umumnya tidak lebih dari 20%. Hal yang senada kiranya juga dapat terjadi dalam pemilihan jodoh, khususnya bagi rekan-rekan perempuan yang cantik: banyak pemuda berusaha mendekatinya, namun akhirnya hanya satu yang terpilih. Yang lebih jelas lagi adalah dalam hal pembuahan, dimana ada jutaan sperma ingin bersatu dengan sel telor dan hanya satu yang berhasil. Sabda hari ini kiranya mengajak kita semua untuk lebih menekankan kwalitas daripada kwantitas, mutu daripada jumlah. Pertama-tama dan terutama kami berharap di karya pendidikan atau sekolah masalah kwantitas lebih diutamakan daripada kwantitas, khususnya dalam hal kurikulum. Ingat bahwa jika kurikulum 'terlalu gemuk' maka akan sulit berjalan atau bergerak, sedangkan ketika langsing akan lebih mudah berjalan dan bergerak.
· "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya" (Yeh 36:26-27). Kutipan ini mengingatkan dan mengajak kita semua perihal 'hidup baru' yang telah kita tempuh dan geluti, misalnya pelajar/mahasiswa baru, suami-isteri baru, pekerja baru, imam, bruder atau suster baru. Diharapkan dalam menempuh hidup baru juga dengan cara baru, sesuai dengan ketetapan atau peraturan yang dianugerahkan Tuhan, antara lain berupa janji-janji yang diikrarkan ketika mengawali hidup baru. Semoga janji-janji tersebut merasuk ke dalam hati dan batin, sehingga mempengaruhi atau menjiwai cara hidup dan cara bertindak sebagai orang yang terpilih untuk menempuh hidup baru. Ingatlah dan sadari bahwa apa yang ada dalam hati dan batin kita mempengaruhi pikiran kita dan apa yang kita pikirkan pada umumnya menjadi nyata dalam apa yang akan kita kerjakan. Kita semua juga diharapkan tidak memiliki hati yang keras, membatu, yang berarti tak mungkin dimasuki apapun; milikilah hati yang empuk sehingga mudah ditusuk, sebagaimana sering menjadi symbol 'hati yang tertusuk panah' berarti saling mengasihi. Biarlah hati kita ditusuk atau disakiti sebagaimana Hati Yesus ditusuk oleh tombak dan mengalirkan darah dan air segar, lambang anugerah-anugerah atau sakramen-sakramen yang menyelamatkan. Semoga dari hati kita senantiasa keluar apa yang menghidupkan dan menggairahkan.
"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu" (Mzm 51:12-15)
Ign 23 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar