Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Mei 2012 -
Baca: 1 Timotius 3:1-7
"Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis." 1 Timotius 3:7
Menjadi berkat bagi orang lain adalah syarat mutlak bagi seorang pemimpin rohani. Karena itulah kita mempunyai tugas menunjukkan prinsip-prinsip hidup ilahi secara nyata kepada orang lain sehingga mereka melihat bahwa kehidupan orang Kristen itu baik dan memiliki perilaku yang bersih. Dikatakan pula bahwa seorang pemimpin rohani haruslah "seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?" (ayat 4-5). Artinya, ia harus dapat mengatur rumah tangganya dengan baik: dapat mendidik anak-anak untuk memiliki rasa takut akan Tuhan dan juga punya rasa hormat kepada orangtua. Salomo menasihatkan, "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:15, 17).
Jika seseorang tidak tahu bagaimana mengatur rumah tangganya, bagaimana mungkin ia bisa mengatur jemaat? Mengatur rumah tangga yang dimaksud bukan berbicara tentang bagaimana ia menerapkan aturan-aturan yang keras, ketat dan otoriter, tetapi bagaimana ia sebagai pemimpin mampu membimbing, memperlakukan dan juga mengarahkan seisi keluargaya dengan kasih Kristus. Di samping itu seorang pemimpin rohani "Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis." (1 Timotius 3:6). Seorang pemimpin rohani haruslah orang yang sudah memiliki pengalaman alias punya "jam terbang" tinggi, terbukti kemampuannya dan telah teruji kesetiaan dan ketekunannya melalui proses waktu. Itulah sebabnya rasul Paulus melarang untuk menempatkan seseorang yang masih baru pada posisi kepemimpinan. Ia harus ditempa dan dipersiapkan terlebih dahulu melalui ujian demi ujian supaya karakternya benar-benar kuat, dan yang lebih penting lagi dia harus dewasa secara rohani. Jika tidak, itu akan sangat berbahaya!
Tanpa persiapan yang matang seorang pemimpin akan mudah menjadi sombong dan membanggakan diri sendiri.
Pemimpin rohani yang benar selalu menjadi teladan dalam segala hal dan teguh mengerjakan panggilan Tuhan!
Related Posts :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar