Ayat bacaan: Filipi 2:5
=================
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus"
Rasanya baru saja kita memasuki tahun baru 2011, tanpa terasa sekarang kita sudah memasuki bulan terakhir, bulan Desember. Perayaan Natal pun akan segera tiba, demikian pula masa liburan yang akan terasa sangat menyenangkan bagi kita yang sudah bekerja keras selama setahun penuh. Desember adalah bulan dimana biasanya anak-anak Tuhan akan lebih bersemangat dalam bekerja karena sebentar lagi akan ada libur, beberapa pesta menyambut Natal atau tukar menukar kado dan berbagai kegiatan-kegiatan yang menggembirakan bersama keluarga dan sahabat-sahabat dekat. Sebagian dari anda mungkin seperti saya, mulai mengumpulkan lagu-lagu Natal dari para penyanyi terkenal agar bisa merasakan indahnya semangat Natal sejak awal bulan. Mungkin ada yang sudah menghias rumah dengan gemerlap pohon terang. Ada yang sudah bersiap untuk menentukan kemana akan menghabiskan liburan bersama anak-anak, makan bersama keluarga besar, berkirim kartu ucapan, semua terasa begitu indah. Tidaklah mengherankan jika di saat mendekati Natal biasanya senyuman akan lebih mudah dijumpai di kalangan anak-anak Tuhan. Jika anda tinggal di luar negeri seperti Eropa atau sebagian dari Asia dan Amerika, mungkin anda tengah menantikan turunnya salju yang disana sangat identik dengan Natal. Pusat-pusat perbelanjaan mulai berbenah dengan dekorasi dan lagu-lagu yang diputar pun tidak akan jauh dari lagu-lagu Natal. Salahkah itu semua? Tentu saja tidak. Kelahiran Yesus memang sepantasnya kita sikapi dengan sukacita. KedatanganNya ke dunia ini menggenapi tugas penting dari Bapa untuk menebus kita semua, sebagai bukti nyata betapa Bapa Surgawi mengasihi manusia dan tidak ingin satupun dari kita untuk binasa. Dengan begitu indahnya Alkitab mencatat sebuah ayat emas: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Oleh sebab itu wajarlah apabila sukacita hadir di dalam diri kita, dan sebagai manusia tentu kita akan merayakannya melalui berbagai kegiatan yang diisi dengan kegembiraan. Pertanyaannya, apakah semangat Natal hanyalah berbicara atau berkaitan dengan pesta, tukar menukar kado, mendengar dan menyanyikan lagu-lagu Natal dari saja? Jika kegiatan kita hanya berkutat dalam hal-hal tersebut, maka itu tandanya kita belumlah sepenuhnya mengerti apa yang seharusnya menjadi semangat Natal yang sesungguhnya.
Natal adalah saat dimana kita merayakan kelahiran Yesus Kristus ke dunia. Seperti yang saya sebutkan di atas tadi, Natal ada karena kasih Tuhan yang begitu besar atas kita. Tuhan merelakan AnakNya yang tunggal turun ke dunia, mengambil rupa sama seperti kita, menebus dosa-dosa kita semua agar kita tidak binasa, melainkan bisa memperoleh kehidupan yang kekal. Hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan, sehingga hari ini kita bisa "dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia" (Ibrani 4:16). Ini sebuah anugerah luar biasa yang bisa kita nikmati hanya oleh penebusan Kristus. Mari kita lihat bagaimana Paulus menggambarkan hal ini "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" (Filipi 2:5). Pertama, lihatlah bahwa Yesus tidak menganggap bahwa kesetaraanNya dengan Allah harus dipertahankan. Yesus adalah Allah. Tapi meski demikian, Yesus "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (ay 6-7) Yesus rela mengosongkan diriNya. Maknanya? Dia bersedia mengambil rupa seorang hamba dan dilahirkan seperti manusia. Kedua, Yesus mau merendahkan diriNya untuk taat sepenuhnya menjalankan misi yang digariskan Tuhan sampai kepada kematianNya di atas kayu salib. Semua dilakukan demi kita semua manusia. "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (ay 8). Ini semua Dia lakukan karena kasih yang begitu besar kepada kita. Dan kita sebagai manusia yang sudah ditebus, sudah selayaknyalah kita meneladani apa yang telah diperbuat Kristus untuk menjangkau sesama kita pula. Kita menaruh pikiran dan perasaan kita seperti halnya Yesus. We think the way He thinks, we give love the way He loves us. Tuhan Yesus memikirkan nasib manusia, Dia peduli dan mengasihi kita, karena itulah Natal ada. Jika Dia mau memikirkan nasib kita, tidakkah itu berarti bahwa kita pun harus merepresentasikan itu dengan mengasihi sesama kita juga?
Lewat pertobatan kita meninggalkan kehidupan lama kita yang penuh noda untuk diperbaharui dalam roh dan pikiran, dan menggantikannya dengan sebentuk hidup sebagai manusia baru yang telah sesuai kehendakNya dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya sesuai kehendak Tuhan. Ayatnya berbunyi sebagai berikut: "yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (Efesus 4:22-24). Be constantly renewed in the spirit of your mind. Roh kita sudah diperbaharui, maka pemikiran kita pun seharusnya mengikuti itu. Ironis sekali jika kita yang seharusnya sudah diubahkan menjadi manusia baru tapi masih juga belum bisa menanggalkan berbagai pemikiran-pemikiran lama, masih terpusat pada kepentingan dan hal-hal yang menyenangkan atau memuaskan secara pribadi saja, tanpa tergerak sedikitpun untuk memikirkan saudara-saudara kita lainnya yang tengah menghadapi penderitaan termasuk di bulan ini.
Ketika kita merencanakan berbagai kegiatan seperti pesta, liburan ke luar kota atau ke luar negeri atau bentuk-bentuk perayaan lainnya, di saat yang sama ada banyak saudara kita yang mungkin makan sehari sekali saja masih sulit. Ada banyak yang tengah menangis memohon belas kasih akibat beratnya beban hidup yang harus mereka tanggung. Ketika Yesus sudah melakukan itu semua lewat kedatanganNya ke dunia ini, sudahkah kita merepresentasikan semangat Kristus itu bagi sesama kita? Apakah kita mau merendahkan diri kita juga untuk berkorban, melayani dan membantu saudara-saudara kita yang sedang menderita seperti halnya Yesus? Itulah yang menjadi semangat Natal yang sesungguhnya. Memasuki Natal tahun ini, marilah kita lebih peka dan peduli lagi terhadap sesama kita. Tidak akan ada perayaan Natal jika Kristus tidak datang ke dunia untuk menebus kita. Dia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati di kayu salib sehingga memungkinkan kita untuk menikmati hadirat Tuhan hari ini dan mendapat jaminan keselamatan dalam kehidupan kekal. Demikian pula seharusnya kita bersikap. Semangat Natal sesungguhnya adalah semangat yang meneladani Kristus, dimana kita mau meluangkan waktu, tenaga dan sebagian dari yang kita miliki untuk membantu sesama kita yang menderita. Mereka pun ada dalam kasih Tuhan, mereka pun terlukis dalam telapak tanganNya dan tergambar dalam ruang mataNya. Tuhan mengasihi mereka sama seperti Tuhan mengasihi kita. Dan jika Tuhan saja mengasihi mereka, kita pun sudah selayaknya mengasihi mereka juga. Membantu mereka yang kekurangan, membagi sukacita dan berkat kepada mereka, sehingga mereka bisa tersenyum dan dapat merayakan kelahiran Kristus bersama kita tanpa harus menangis lagi, itulah semangat Natal yang sesungguhnya. Tidak ada salahnya bagi kita untuk merayakan Natal seperti yang kita inginkan, tapi jangan lupakan mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Mumpung ini masih awal bulan Desember, marilah kita masuki masa Natal dengan semangat Natal yang sesungguhnya.
Portret sesungguhnya dari semangat Natal tergambar dari kepedulian terhadap sesama
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
Desember
(143)
- 1 Jan 2012
- 1 Jan 2012
- RS: Starting New Year
- Bintang sebagai Tanda Penyertaan Allah
- RS: Ending This Year
- Bersukacita Menyambut Tahun Baru
- Finally, Year End
- 31 des
- 31 des
- RS: Hukum Tabur Tuai
- Dari Mulut Yang Sama
- 30 des
- 30 des
- RS: Dilarang Goblok Lagi
- Tahun Baru, Visi Baru
- Tenggat Waktu
- Tetapi Tuhan...
- 29 des
- 29 des
- 28 des
- 28 des
- JANGAN TEMPATKAN YESUS PADA PALUNGAN YANG KE DUA
- Kepatuhan (2)
- Sampai Di Sini...
- Bayi Yesus Membawa Rekonsiliasi
- Kepatuhan (1)
- 27 des
- 27 des
- 26 Des
- 26 Des
- Palungan
- Menolong Orang Miskin
- Hari Raya Natal
- Hari Raya Natal
- Saya Adalah Sebuah Hadiah
- Mencari Alasan
- 24 des
- 24 des
- 23 Des
- 23 Des
- Kita Adalah Tamu Di Dunia
- Pertanyaan
- Momen
- Pintu Kerendahan Hati
- Lepas Dari Dosa
- 22 Des
- 22 Des
- Hadiah Buat Yesus
- Karunia Kasih
- 21 Des
- 20 Des
- 20 Des
- 21 Des
- Berikan Kasih di Hari Natal
- Sukacita Natal yang Sejati
- RS: Berencana dalam Doa
- Merdeka secara Spiritual
- Bagaimana Membuat Sebuah Hubungan Menjadi Lebih Ba...
- Tanggung Jawab Sebagai Orang Tua
- 19 Des
- 19 Des
- Minggu Adven IV
- 17 Des
- 17 Des
- Minggu Adven IV
- Marah-Marah
- Natal Yang Indah
- Tamak
- Hikmat 008
- RS: Vision need Action
- Indah namun Mematikan
- Hidup Sederhana
- 16 Des
- 16 Des
- Menantikan Natal
- Menemui Raja di TahtaNya
- 15 Des
- 15 Des
- RS: Menyadari Berkat Allah
- 14 Des
- 14 Des
- Kepahitan...
- Kasih Karunia (2)
- Kasih Karunia (1)
- Kebaikan Yang Tak Terlihat
- 13 Des
- 13 Des
- RS: Menabur dengan Iman
- 12 Des
- 12 Des
- Menjadi Buah Bernilai Tinggi
- Buah Masam
- Buah Masam
- Minggu Adven III
- Minggu Adven III
- Penghalang Mata
- Penghalang Mata
- So don't quit !
- 10 Des
- 10 Des
-
▼
Desember
(143)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar