(sambungan)
Setelah kiat melihat pohon korma dalam renungan kemarin, selanjutnya mari kita lihat seperti apa pohon aras yang tumbuh subur di Libanon itu. Pohon aras tidak lain adalah sejenis pohon cemara (the Lebanese cedar tree/the cedar of Lebanon) yang pada masa itu tumbuh subur di Libanon. Pohon aras ini dikenal sangat kuat dan tidak mudah lapuk. Semakin tua bukannya menjadi rapuh, malah kayunya semakin kuat. Pohon ini juga dikenal punya daya tahan kuat terhadap perubahan cuaca. Tidak heran pada masa itu pohon aras sering dipakai untuk tiang penyangga istana bahkan Bait Allah. Dalam kitab Raja Raja kita dapat mendapatkan gambaran mengenai pohon aras ini. Ketika Salomo membangun istananya, ia banyak menggunakan pohon aras ini yang berasal dari Libanon. Di dalam istananya, "Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", seratus hasta panjangnya dan lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya, disangga oleh tiga jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, empat puluh lima jumlahnya, yakni lima belas sejajar." (1 Raja Raja 7:2-3). Istana Salomo yang megah ternyata disangga oleh tiang-tiang kayu aras. Jadi demikianlah orang benar, diharapkan untuk menjadi pribadi-pribadi yang kuat yang bisa bertindak sebagai tiang penyangga bagi kehidupan sesama kita, demi kemuliaan Tuhan.
Dari fakta mengenai karakter pohon korma dan pohon aras ini kita bisa melihat dengan jelas bahwa Pemazmur tidak sembarangan mengambil perumpamaan. Ada maksud yang kuat dalam kedua hal ini, korma dan pohon aras untuk menggambarkan pribadi orang benar. Seperti itulah orang benar diharapkan untuk hidup. Berakar kuat, mampu mengatasi hambatan untuk terus bertumbuh, mampu hidup di tengah kesulitan, mampu berbuah dan menjadi penyegar yang mendatangkan sukacita bagi orang-orang disekitarnya. Kemudian mampu pula menjadi tiang penyangga yang kuat dalam kehidupan. Inilah yang bisa dicapai dan seharusnya dilakukan oleh orang-orang benar.
Bagaimana kita bisa tumbuh dan berbuah? Yesus memberikan caranya. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4). Yesus kemudian melanjutkan, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Ay 5). Untuk bisa berbuah dan menjadi berkat bagi sesama, kita hendaklah tinggal dan berakar kuat di dalam Kristus. Tanpa itu, semua hanyalah akan sia-sia. Itulah yang akan mendatangkan air hidup kepada kita, air yang akan diberikan oleh Yesus yang mampu membuat kita tidak akan haus untuk selama-lamanya, menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. (Yohanes 4:14). Dan hanya ketika kita berbuah banyaklah kita bisa memuliakan Tuhan. "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (ay 8).
Sampai kapan kita bisa berbuah? Secara hukum alam tenaga manusia memang akan menurun, demikian pula kemampuan-kemampuan lainnya seperti penglihatan, pendengaran, daya pikir dan sebagainya. Kita memang tidak bisa melawan hukum alam mengenai kondisi fisik manusia sejalan dengan usia. Namun itu bukan berarti kita harus pula berhenti berbuah. Bagaimana bisa? Tuhan sudah menyatakan hal ini sejak dahulu kala. "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4). Kekuatan kita terbatas dan akan menurun, tetapi kita harus ingat bahwa kekuatan Tuhan tidak akan pernah berkurang. Dan Tuhan menyatakan siap menggendong dan memikul serta menyelamatkan kita sampai seluruh rambut kita putih sekalipun. Ini janji Tuhan. Artinya jelas, Tuhan tetap memiliki rencana bahkan ketika kita sudah tua dan lemah, Tuhan tetap mau pakai kita tanpa melihat umur dan kemampuan kita.
Menjadi garam (Matius 5:13) dan terang (ay 14-16) sudah menjadi tugas orang-orang benar. Agar bisa menjadi garam dan terang kita harus mampu memiliki prinsip bertunas seperti pohon korma dan tumbuh subur pohon aras. Orang-orang benar akan mampu menjadi saluran berkat bagi sesamanya, dan tidak akan pernah menyimpan berkat itu sendirian saja untuk kepentingan diri sendiri. Ingatlah firman Tuhan bahwa hakekat kita menerima berkat sesungguhnya adalah untuk memberkati orang lain. "....hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat." (1 Petrus 3:9) Mari kita periksa diri kita. Sudahkah kita menjadi oase di padang gurun, menjadi pohon korma berbuah lebat yang memberi sukacita dan berkat bagi banyak orang atau kita malah ikut-ikutan menjadi tandus dan kering? Sudahkah kita menjadi tiang penyangga yang kuat bagai kayu pohon aras, tumbuh subur dengan kekuatan yang luar biasa, atau sebaliknya kita masih gampang goyang diterpa angin bahkan yang kecil saja, dan justru selalu goyah butuh penyangga dari orang lain. Orang benar pada hakekatnya haruslah bisa mengacu kepada kekuatan akar dan kekayaan nutrisi pohon korma dan kesuburan serta kekuatan pohon aras. Hanya dengan inilah kita bisa menjadi orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan di dunia ini dan memuliakanNya dengan segala yang kita lakukan.
Seperti kekuatan akar dan kekayaan nutrisi pohon korma dan kekuatan pohon aras, demikianlah hakekatnya kehidupan orang benar
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
November
(165)
- Menghadapi Masalah Ala Daniel (1)
- Menghadapi Masalah Ala Daniel (1)
- 1 des
- 1 des
- RS: Run With Goal
- Serius Menepati Janji
- Serius Menepati Janji
- Fwd: 30 Nov
- Fwd: 30 Nov
- 29 Nov
- 29 Nov
- Terhubung Dengan Tuhan
- Terhubung Dengan Tuhan
- 28 Nov
- 28 Nov
- RS: Tahan Segala Cuaca
- Tak Kenal Maka Tak Sayang
- Tak Kenal Maka Tak Sayang
- First Love
- Akrab Yuk..!
- Blues
- Blues
- Mg Adven I
- Mg Adven I
- 26 Nov
- 26 Nov
- MENGENAKAN SIFAT-SIFAT SEORANG HAMBA
- Semakin Pendek Atau Semakin Panjang
- Lemah Lembut
- Lemah Lembut
- Hikmat 006
- RS: Asumsi atau Komunikasi
- 25 Nov
- 25 Nov
- 24 Nov
- 24 Nov
- 23 Nov
- 23 Nov
- Mempersembahkan Yang Terbaik
- Mempersembahkan Yang Terbaik
- Menjaga Kekudusan
- Relatifnya Waktu
- Relatifnya Waktu
- Semak Duri Kekuatiran
- Musik Merdu tanpa Makna
- Musik Merdu tanpa Makna
- Cuci Otak
- KETIKA TUHAN MENGUNDANGMU
- MENGUBUR MENTAL FARISI
- Keadaan Sentosa
- Keadaan Sentosa
- Prioritas
- Be The Light
- 22 Nov
- 22 Nov
- 21 Nov
- 21 Nov
- Sombong
- Sombong
- HR Kristus Raja
- HR Kristus Raja
- Rendah Hati (1)
- Rendah Hati (2)
- Rendah Hati (1)
- Rendah Hati (2)
- Peduli Terhadap Hewan
- Peduli Terhadap Hewan
- Semangkuk Nasi Putih
- Kesaksian Welyar Kauntu
- Cermin Yang Retak
- Duka dan Suka
- 19 Nov
- 19 Nov
- 18 Nov
- 18 Nov
- Sikap Orang Sukses
- Belajar dan Berlatih
- Belajar dan Berlatih
- 17 nov
- 17 nov
- 16 Nov
- 15 Nov
- 15 Nov
- 16 Nov
- Sikap Terhadap Musuh
- Sikap Terhadap Musuh
- RS: Waktu adalah Kesempatan
- Dosa Mengaburkan Visi
- Bintang pun Tidak Cukup
- Bintang pun Tidak Cukup
- Pohon Korma dan Pohon Aras (2)
- Pohon Korma dan Pohon Aras (2)
- RS: Pikirkan yang Baik
- Pohon Korma dan Pohon Aras (1)
- Pohon Korma dan Pohon Aras (1)
- 14 Nov
- 14 Nov
- Minggu Biasa XXXIII
- Minggu Biasa XXXIII
- Kunci Hidup Menjadi Pemenang
-
▼
November
(165)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar