Ayat bacaan: Efesus 4:26-27
==================
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis."
Miris rasanya membaca koran setahun terakhir ini. Situasi tidak kunjung membaik malah bisa dikatakan memburuk. Orang bisa bertindak seenaknya tanpa batas. Membunuh, menganiaya menjadi sesuatu yang dianggap biasa hanya karena ingin memaksakan kehendak atau karena memiliki pandangan berbeda. Payung hukum tidak lagi bisa memayungi warganya sendiri. Para pelaku tindak kekerasan leluasa bergerak tanpa kendali, dan aparat berusaha mencari alasan apapun asal tidak menindak mereka. Menyaksikan berita di televisi, surat kabar dan sebagainya saat ini sama seperti menyaksikan luapan kemarahan yang tak terkendali sehingga membunuh pun dianggap pantas dan dibenarkan oleh Tuhan. Setiap hari kita disuguhi berbagai gambaran anarkis dengan wajah-wajah penuh kemarahan, dan itu adalah sebuah gambaran kehidupan di dunia saat ini yang semakin lama semakin menganggap wajar untuk memupuk kemarahan. Semua bertambah parah ketika negara memalingkan muka sejauh-jauhnya. Berbagai alasan pun bisa timbul sebagai dasar mentolerir kemarahan ini. Aspirasi yang tidak kunjung didengar, diperlakukan tidak adil, merasa dirugikan, bahkan ada pula yang menjadi murka karena merasa orang lain tidak sepaham dengan mereka. Alasan-alasan dipakai untuk jadi pembenaran. Kemarahan membuat orang tidak lagi bisa berpikir jernih, dan pada akhirnya bukan saja kemarahan itu bisa merugikan orang lain, tetapi untuk diri sendiri pun kemarahan bisa menimbulkan banyak masalah yang pada suatu ketika kelak akan kita sesali. Jika tidak di dunia, ingatlah kelak kita harus mempertanggungjawabkan perbuatan kita kepada Sang Pencipta segalanya.
Harus diakui bahwa ada saat-saat dimana kita terpaksa harus marah, sebagai ungkapan dari perasaan atau emosi yang terdapat di dalam diri kita. Tetapi sesungguhnya kemarahan tidak dianjurkan sama sekali di dalam Kekristenan. Sedapat mungkin kita harus menghindarinya. Apabila kita harus marah kita harus menjaga jangan sampai kita membiarkan kemarahan itu terus menguasai diri kita secara berkepanjangan sehingga iblis bisa berpesta pora di balik itu. Firman Tuhan berkata: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:26-27). Perhatikan baik ayat ini. Seringkali ayat ini diambil hanya ayat 26 saja, padhal ayat 27 menunjukkan sebuah akibat yang fatal dari keputusan kita untuk memupuk kemarahan. Lihatlah bahwa ada dosa mengintip dibalik kemarahan kita. Kita amat sangat tidak dianjurkan untuk berlama-lama marah dan jangan lupa pula bahwa kemarahan yang kita biarkan akan menjadi lahan permainan yang sangat menarik buat iblis. It will be a perfect devil's playground. Alkitab mengingatkan dalam begitu banyak kesempatan agar kita tidak membiarkan amarah menguasai diri kita. "Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan." (Mazmur 37:8). Panas hati penuh rasa marah hanya akan mengarahkan kita masuk kepada berbagai kejahatan yang nanti akan menyusahkan kita juga. Sementara dalam Pengkotbah kita bisa melihat ayat lainnya yang berbunyi: "Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh." (Pengkotbah 7:9). Amarah menetap dalam dada orang bodoh. Oleh karena itu jika kita tidak mau dikatakan bodoh, maka berhentilah memupuk amarah.
Yesus tidak mengajarkan kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang pemarah. Yesus tidak mengajarkan kita untuk menjadi orang yang memupuk emosi dan tidak akan pernah memberi alasan apapun untuk membenarkan kita merugikan orang lain, apalagi melukai atau membunuh. Sebaliknya dengan sangat jelas kita diharuskan untuk bersikap lemah lembut di muka bumi ini dalam menyatakan kasih. "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." (Matius 5:5). Singkat dan jelas bukan? Hanya orang-orang yang lemah lembutlah yang akan memiliki bumi. Orang-orang lemah lembut bukan berarti bersikap loyo atau lembek, melainkan menggambarkan orang yang mau tunduk kepada otoritas Tuhan, mau menyerahkan diri sepenuhnya ke dalam rencana Tuhan dalam segala aspek kehidupan, apakah itu dalam pikiran, perbuatan, perasaan dan perkataan, dan menyerahkan sepenuhnya dalam tuntunan Roh Kudus sembari mengasihi semua orang tanpa terkecuali, meski mereka mungkin berbeda pandangan atau apapun dari kita.
Salah satu contoh orang yang dikatakan lemah lembut adalah Musa, seperti yang tertulis dalam Alkitab: "Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." (Bilangan 12:3). Bagaimana Alkitab bisa menulis seperti itu? Tentu saja ada alasannya, bahkan sangat jelas. It's so obvious. Bayangkan pergumulan emosional yang dihadapi Musa dalam memimpin bangsa yang keras kepala, degil, bebal dan tegar tengkuk ini selama 40 tahun. Itu tentu sangat tidak mudah. Disindir, dihina, dilawan, itu sudah menjadi makanannya sehari-hari meski bangsa yang dipimpinnya ini sudah berulang kali menyaksikan langsung bagaimana Tuhan menyertai mereka secara nyata. Tapi Musa ternyata sanggup menahan diri hingga sekian lama. Mudahkah itu? Tentu saja tidak. Tapi Musa menunjukkan bahwa ia bisa. Dan kalau kita melihat bagaimana tingkat kemarahan orang di jaman sekarang, maka Musa terlihat semakin bersinar di dalam kelembutan hatinya.
Menahan diri agar tetap lemah lembut memang tidak mudah. Berbagai situasi dan kondisi bisa dengan cepat membuat amarah kita meluap. Ada begitu banyak orang-orang sulit disekitar kita yang akan terus memprovokasi kita lewat perkataan maupun perbuatan mereka. Tapi apapun alasannya, Tuhan tidak pernah mengijinkan kita untuk merugikan orang lain, apalagi menyiksa, menganiaya atau membunuh. Apapun alasannya, itu tidak akan pernah dibenarkan. Malah Tuhan mengatakan bahwa kita harus mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka. (Matius 5:44). Sebagai anak-anak Tuhan hendaklah kita tidak terpancing dan tetap tenang. Miliki hati yang sepenuhnya berpegang pada Tuhan, miliki hati yang lembut yang siap dibentuk, dan cepat atau lambat dunia akan melihat bahwa ajaran kasih dalam Kekristenan sungguh mampu membawa perbedaan ke arah yang lebih baik.
Menjadi pribadi lemah lembut yang penuh kasih adalah gambaran anak-anak Tuhan seperti yang Dia kehendaki
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(1879)
-
▼
November
(165)
- Menghadapi Masalah Ala Daniel (1)
- Menghadapi Masalah Ala Daniel (1)
- 1 des
- 1 des
- RS: Run With Goal
- Serius Menepati Janji
- Serius Menepati Janji
- Fwd: 30 Nov
- Fwd: 30 Nov
- 29 Nov
- 29 Nov
- Terhubung Dengan Tuhan
- Terhubung Dengan Tuhan
- 28 Nov
- 28 Nov
- RS: Tahan Segala Cuaca
- Tak Kenal Maka Tak Sayang
- Tak Kenal Maka Tak Sayang
- First Love
- Akrab Yuk..!
- Blues
- Blues
- Mg Adven I
- Mg Adven I
- 26 Nov
- 26 Nov
- MENGENAKAN SIFAT-SIFAT SEORANG HAMBA
- Semakin Pendek Atau Semakin Panjang
- Lemah Lembut
- Lemah Lembut
- Hikmat 006
- RS: Asumsi atau Komunikasi
- 25 Nov
- 25 Nov
- 24 Nov
- 24 Nov
- 23 Nov
- 23 Nov
- Mempersembahkan Yang Terbaik
- Mempersembahkan Yang Terbaik
- Menjaga Kekudusan
- Relatifnya Waktu
- Relatifnya Waktu
- Semak Duri Kekuatiran
- Musik Merdu tanpa Makna
- Musik Merdu tanpa Makna
- Cuci Otak
- KETIKA TUHAN MENGUNDANGMU
- MENGUBUR MENTAL FARISI
- Keadaan Sentosa
- Keadaan Sentosa
- Prioritas
- Be The Light
- 22 Nov
- 22 Nov
- 21 Nov
- 21 Nov
- Sombong
- Sombong
- HR Kristus Raja
- HR Kristus Raja
- Rendah Hati (1)
- Rendah Hati (2)
- Rendah Hati (1)
- Rendah Hati (2)
- Peduli Terhadap Hewan
- Peduli Terhadap Hewan
- Semangkuk Nasi Putih
- Kesaksian Welyar Kauntu
- Cermin Yang Retak
- Duka dan Suka
- 19 Nov
- 19 Nov
- 18 Nov
- 18 Nov
- Sikap Orang Sukses
- Belajar dan Berlatih
- Belajar dan Berlatih
- 17 nov
- 17 nov
- 16 Nov
- 15 Nov
- 15 Nov
- 16 Nov
- Sikap Terhadap Musuh
- Sikap Terhadap Musuh
- RS: Waktu adalah Kesempatan
- Dosa Mengaburkan Visi
- Bintang pun Tidak Cukup
- Bintang pun Tidak Cukup
- Pohon Korma dan Pohon Aras (2)
- Pohon Korma dan Pohon Aras (2)
- RS: Pikirkan yang Baik
- Pohon Korma dan Pohon Aras (1)
- Pohon Korma dan Pohon Aras (1)
- 14 Nov
- 14 Nov
- Minggu Biasa XXXIII
- Minggu Biasa XXXIII
- Kunci Hidup Menjadi Pemenang
-
▼
November
(165)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar