"Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
(Yer 28:1-17; Mat 14:13-21)
"Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak" (Mat 14:13-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Peristiwa penggandaan 'lima roti dan dua ikan' dalam Warta Gembira hari ini menggambarkan Yesus yang mempersembahkan Diri seutuhnya bagi keselamatan seluruh bangsa dengan wafat di kayu salib dan kemudian bangkit dari mati, yang setiap kali kita kenangkan dalam Perayaan Ekaristi. Sebagaimana Yesus mencoba menyepi, namun banyak orang senantiasa berusaha bertemu denganNya karena aneka macam muzijat yang telah dilakukanNya, demikian juga sebagai umat Allah yang percaya kepada Yesus Kristus, kita senantiasa juga tergerak untuk berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi, dimana kita diberi kesempatan untuk menerima 'TubuhNya' dalam rupa roti. Roti yang digandakan oleh Yesus telah membuat kenyang ribuan orang, demikian juga 'Tubuh Kristus'/komuni kudus yang telah kita terima membuat kita merasa damai dan dikuatkan dalam iman. Karena kita telah menerima 'Tubuh Kristus" maka dipanggil untuk hidup dan bertindak dengan meneladan Yesus antara lain dengan membagikan kekayaan kita kepada saudara-saudari kita yang miskin dan berkekurangan.serta menjauhkan diri dari aneka macam bentuk keserakahan atau kemewahan alias hidup dan bertindak sederhana. Jika kita semua hidup sederhana kiranya tiada lagi yang kelaparan atau kehausan, bahkan pasti akan berlebihan. Maka dengan ini kami mengingatkan siapapun yang hidup serakah atau bermewah-mewah/berfoya-foya untuk meninggalkan cara hidup yang mencelakakan diri sendiri atau orang lain tersebut.
· "Dengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap TUHAN."(Yer 28:15-16), demikian firman Tuhan kepada Hananya melalui nabi Yeremia. Firman ini juga berlaku bagi siapapun yang mengajak sesamanya murtad terhadap Tuhan, alias para penjahat entah kelas teri maupun kelas kakap. Sebenarnya para penjahat tidak perlu disingkirkan dari muka bumi ini, karena pada umumnya mereka telah menyingkirkan dirinya sendiri atau bersembunyi terus menerus, hidup dalam kegelapan dan senantiasa merasa dirinya terancam. Maka kepada para penjahat kami ajak untuk bertobat, meninggalkan aneka bentuk kejahatan yang telah dilakukan, dan jika telah mengambil atau merampok 'hak milik' orang lain hendaknya segera dikembalikan. Kejahatan yang memang cukup misterius adalah 'dusta' atau desakan bagi orang lain untuk berdusta. Sebagai contoh adalah ukuran obat yang berada di dalam kemasan: saya pernah menerima keluh kesah seorang pegawai produksi obat di bagian kemasan. Ia merasa tidak enak karena ada kebijakan dari piimpinan pabrik agar botol obat yang tertulis bervolume 100cc, setiap botol dikurangi 5cc sehingga tinggal 95cc. Kiranya jarang atau mungkin tidak konsumen obat berusaha mengukur kembali atau mencek apapun yang tertulis sesuai dengan isinya. Ajakan berdusta macam itu dapat terjadi dimana-mana, yang pada umumnya dilakukan oleh mereka yang bersikap mental materialistis atau hanya mencari keuntungan diri sendiri tanpa mempedulikan keselamatan orang lain.
"Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu." (Mzm 90:3-6)
Jakarta, 2 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar