Ayat bacaan: Lukas 16:23
====================
"Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya."
Peraturan di sebuah travel biasanya mengharuskan calon penumpangnya untuk sudah tiba di pangkalan paling lambat 15 menit sebelum keberangkatan. Saya tahu itu, tetapi ternyata nikmatnya kasur membuat saya keterusan tidur. Ketika terbangun, ternyata waktu yang tersisa tinggal setengah jam sementara rumah saya jauh dari tempat keberangkatan. Saya pun buru-buru mandi dan langsung berangkat kesana. Ketika saya tiba, ternyata saya terlambat 5 menit, dan mobil travel sudah keburu berangkat. Gara-gara 5 menit itu saya kemudian harus menunggu 2 jam kemudian. Karena travel yang satu ini menuju area kota Jakarta lain, saya pun harus menyambung lagi dengan taksi di Jakarta dan harus mengeluarkan biaya hampir seratus lima puluh ribu. Gara-gara 5 menit telat saya harus membayar harga yang cukup lumayan. Kata terlambat memang bisa menimbulkan banyak masalah. Apa yang terjadi jika anda terlambat ke sekolah atau kampus, apalagi di saat ujian? Apa yang terjadi jika reaksi anda terlambat sedetik saja ketika mobil di depan anda tiba-tiba mengerem? Ada banyak hal yang akhirnya kita sesali hanya karena sebuah kata: terlambat. Dalam contoh keterlambatan saya di atas, masih untung itu bukanlah sebuah keterlambatan yang fatal akibatnya. Artinya saya masih punya kesempatan untuk mengambil jadwal keberangkatan lainnya. Ada keterlambatan-keterlambatan yang berakibat fatal dimana penyesalan tidak ada gunanya lagi, yang bisa menimpa diri kita jika kita terus membuang-buang atau menyia-nyiakan waktu.
Ingatkah anda tentang kisah "Orang kaya dan Lazarus yang miskin" dalam Lukas 16:19-31? Mari kita lihat kisah ini untuk melanjutkan apa yang sudah kita baca kemarin mengenai pentingnya menghargai waktu yang masih dipercayakan Tuhan kepada kita. Tersebutlah seorang pengemis bernama Lazarus, penuh borok dan sangat menderita. Ia menetap tepat di depan pintu rumah seorang kaya yang setiap hari bersukaria dalam kemewahan. Apakah Lazarus diperhatikan? Tampaknya tidak. Si orang kaya mungkin berpikir, "Masih syukur kamu tidak diusir. Aku mencari uang dengan keringatku sendiri, mengapa aku harus memberi kepadamu?" Dan Lazarus pun diabaikan begitu saja. Ia bahkan harus makan dari remah-remah yang jatuh dari atas meja si orang kaya, sambil membiarkan boroknya dijilati anjing-anjing. Benar-benar sebuah pemandangan yang kontras dan ironis. Lalu kemudian Lazarus mati. Demikian pula si orang kaya tersebut. Pemandangan kontras kembali tersaji di atas sana, tetapi keadaan kini berbalik! "..Dan sementara ia (orang kaya itu) menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya." (ay 23). Melihat hal itu, si orang kaya pun meratap. "Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini." (ay 24). "Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang." (ay 25-26). Betapa menyesalnya si orang kaya itu, tetapi nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan sekarang untuk mengubah keadaan. Semua sudah berakhir.
Terlambat. Itulah satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan kenyataan yang dihadapi si orang kaya. Ia terlambat untuk berbuat baik, terlambat untuk mengasihi sesamanya. Ia terlena hidup dalam kemewahan dan lupa untuk memanfaatkan waktu yang tersedia. Apakah ia punya kesempatan? Tentu saja. Bahkan ia tidak perlu repot-repot atau jauh-jauh pergi untuk menunjukkan kasih dalam perbuatan nyata karena Lazarus berbaring tepat di depan pintunya. Ia punya kesempatan, ia punya sesuatu yang bisa ia berikan, tetapi ia tidak melakukannya. Dan pada akhirnya ketika semua sudah terlambat ia pun menyesal. Sebuah penyesalan yang sayangnya tidak bisa lagi diperbaiki.
Ketika waktu masih dipercayakan Tuhan kepada kita saat ini, hendaklah kita memakai hikmat untuk mempergunakan waktu-waktu yang ada sebaik mungkin. Paulus berkata "Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:16). Jangan sia-siakan waktu yang ada, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. Kita tidak bisa melihat masa depan, kita tidak tahu kapan kesempatan bagi kita untuk bertobat akan berakhir. Kita harus benar-benar belajar menghargai waktu, mengisinya dengan segala perbuatan baik berdasarkan kasih dan terus memakainya untuk belajar untuk lebih dekat dan lebih taat lagi kepada Tuhan. Kita harus senantiasa berjaga-jaga sebab kita tidak akan pernah tahu kapan hari maupun saatnya akan tiba. (Matius 25:13). Ada begitu banyak yang ditawarkan dunia hari ini yang akan dengan mudah membuat kita terlena dan lupa melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai anak-anak Terang, sebagai ahli waris Tuhan di muka bumi ini. Sungguh kita hidup di hari-hari yang jahat, penuh dengan penyesatan. Ada keterlambatan yang masih bisa ditebus dengan sejumlah harga, tetapi ada pula keterlambatan yang benar-benar tidak bisa lagi kita tebus walau dengan harga sebesar apapun. Oleh karena itu kita harus benar-benar mewaspadai setiap langkah hidup kita dan berhenti menyia-nyiakan waktu. Pergunakanlah waktu yang tersisa ini untuk mengambil langkah nyata dalam ketaatan, dan lakukanlah segala sesuatu seperti apa yang dikehendaki Tuhan. Hendaklah kita dipenuhi kebijaksanaan dan kearifan dalam hikmat agar mampu menghitung hari-hari kita menghargai setiap detik yang Tuhan masih berikan kepada kita. Orang kaya itu tidak lagi punya kesempatan, tetapi kita masih punya. Jangan tunda lagi, mulailah hari ini juga agar kita tidak sampai berakhir di tempat yang sama dengan si kaya.
Hargai waktu sebaik mungkin karena ada keterlambatan tidak bisa lagi diperbaiki
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2010
(1807)
-
▼
Agustus
(157)
- Menghargai Waktu : Orang Kaya dan Lazarus
- Menghargai Waktu : Orang Kaya dan Lazarus
- Pengampunan yang Melimpah
- Menghargai Waktu
- Menghargai Waktu
- Keluar Dari Sumur Dengan Kemenangan
- 31 Agustus - 1Kor 2:10b-16; Luk 4:31-37
- 31 Agustus - 1Kor 2:10b-16; Luk 4:31-37
- Belajar
- Belajar
- God send His Word, and I was healed
- 30 Agustus - 1Kor 2:1-5; Luk 4:16-30
- 30 Agustus - 1Kor 2:1-5; Luk 4:16-30
- Seimbang dalam Kerja, Seimbang Dalam Hidup
- Menghargai Berkat Tuhan
- Menghargai Berkat Tuhan
- 29 Agustus - Mg Biasa XXII : Sir 3:17-18.20.28-29;...
- 29 Agustus - Mg Biasa XXII : Sir 3:17-18.20.28-29;...
- Siapa Tahu yang Terbaik?
- 28 Agustus - 1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30
- 28 Agustus - 1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30
- Tanpa Tali Kekang
- Tanpa Tali Kekang
- Musuh Membuat Anda Sukses
- 27 Agt - 1Kor 1:17-25; Mat 25:1-13
- 27 Agt - 1Kor 1:17-25; Mat 25:1-13
- Yusuf dan Istri Potifar: Diperlakukan Tidak Adil
- Yusuf dan Istri Potifar: Diperlakukan Tidak Adil
- Kritik
- Kirimkan Kapal
- Dari Ujian Menuju Kemenangan
- Mempertahankan Iman dan Keselamatan
- Yusuf dan Istri Potifar: Ketika Sendirian
- Yusuf dan Istri Potifar: Ketika Sendirian
- Ayo pasang iklan di RHK
- The Blessing of Thorns
- Blue
- Blue
- 25 Agustus - 2Tes 3:6-10.16-18; Mat 23:27-32
- 25 Agustus - 2Tes 3:6-10.16-18; Mat 23:27-32
- Menghargai Iman
- Mefiboset dan Daud (3) : God's Unconditional Love
- Mefiboset dan Daud (3) : God's Unconditional Love
- 24 Agustus - Why 21:9b-14; Yoh 1:45-51
- 24 Agustus - Why 21:9b-14; Yoh 1:45-51
- MUJIZAT TUHAN TAK PERNAH BERAKHIR
- Mefiboset dan Daud (2): Tidak Dendam
- Mefiboset dan Daud (2): Tidak Dendam
- Video Kolaborasi Brandon dan Last minute
- 23 Agustus - 2Tes 1:1-5.11b-12; Mat 23:13-22
- 23 Agustus - 2Tes 1:1-5.11b-12; Mat 23:13-22
- Mefiboset dan Daud (1): Rendah Diri
- Mefiboset dan Daud (1): Rendah Diri
- 22 Agustus - Yes 66:18-21; Ibr 12:5-7.11-13; Luk 1...
- 21 Agustus - Yeh 43:1-7a; Mat 23:1-12
- 21 Agustus - Yeh 43:1-7a; Mat 23:1-12
- 22 Agustus - Yes 66:18-21; Ibr 12:5-7.11-13; Luk 1...
- Tiga Tipe Pemberi: Batu Api, Spon dan Sarang Lebah
- Hal Kecil
- Kisah Baut Kecil
- Brandon de Angelo dan Last Minute street crew
- Firman dalam Lagu
- Firman dalam Lagu
- TUHAN YANG MENGUBAH ”MUNGKIN” MENJADI MUJIZAT NYATA
- Semut dan Secangkir Kopi
- Semut dan Secangkir Kopi
- 20 Agustus - Yeh 37:1-14; Mat 22:34-40
- 20 Agustus - Yeh 37:1-14; Mat 22:34-40
- Kesaksian: Choky Sitohang presenter sukses Indonesia
- Album terbaru True Worshippers - Glory to Glory
- 19 Agustus - Yeh 36:23-28; Mat 22:1-14
- 18 Agustus - Yeh 34:1-11; Mat 20:1-16
- 18 Agustus - Yeh 34:1-11; Mat 20:1-16
- 19 Agustus - Yeh 36:23-28; Mat 22:1-14
- Ketaatan Prajurit
- Ketaatan Prajurit
- DIAMPUNI CUMA-CUMA
- Great is the Lord
- Great is the Lord
- Penyingkapan Tuhan
- Penyingkapan Tuhan
- The Power of Prayer
- 17 Agustus - HR Kemerdekaan RI : Sir 10: 1-8; 1Ptr...
- 17 Agustus - HR Kemerdekaan RI : Sir 10: 1-8; 1Ptr...
- Rut yang Giat dan Rajin
- Rut yang Giat dan Rajin
- 16 Agustus - Yeh 24:15-24; Mat 19:16-22)
- 16 Agustus - Yeh 24:15-24; Mat 19:16-22)
- Rut yang Bertanggung Jawab
- Rut yang Bertanggung Jawab
- Andai Titanic Mendengar
- 15 Agustus - HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA: Why 11...
- 15 Agustus - HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA: Why 11...
- Kisah Sukses : Susan Bachtiar
- Rut dan Kesetiaannya
- Rut dan Kesetiaannya
- 14 Agustus - Yeh 18:1-10.13b.30-32; Mat 19:13-15
- 14 Agustus - Yeh 18:1-10.13b.30-32; Mat 19:13-15
- Lirik lagu rohani tentang mujizat
- 13 Agustus - Yeh 16:1-15.60.63; Mat 19:3-12
-
▼
Agustus
(157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar