Ayat bacaan: Amsal 6:6
===================
"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak"
Ketika menulis renungan kemarin saya ditemani secangkir kopi hangat yang saya letakkan di lantai. Karena keasikan menulis kopi menjadi lupa saya nikmati. Dan ketika saya teringat akan kopi itu, saya pun melihat ternyata cangkir kopi itu sudah dirubungi semut. Saya pun segera memindahkannya ke atas. Satu kali angkut bagi saya, tetapi pasti menjadi sangat merepotkan bagi semut-semut itu untuk kembali mendatangi cangkir. Bayangkan tadinya sudah tepat di depan mata, tapi sekarang berpindah jauh ke atas. Tetapi semut-semut itu ternyata tidak putus asa. Perhatian saya pun kemudian beralih memperhatikan perilaku semut-semut itu. Sebuah perjalanan panjang dari lantai, ke terali pun mereka jalani untuk bisa kembali mencapai gelas. Benar-benar usaha yang luar biasa. Saya pun tertegun.. betapa hebatnya usaha semut-semut ini. Saya berpikir, alangkah baiknya seandainya kita bisa memiliki sedikit saja dari ketekunan dan kegigihan semut ini. Tidak bersungut-sungut, tidak mengeluh dalam menghadapi problema hidup, tetapi terus berjuang dengan semangat yang tidak mudah patah.
Etos kerja seperti semut itu sudah menjadi perhatian sejak dahulu kala. Lihatlah bagaimana Salomo mengingatkan kita untuk mengikuti sikap semut, hewan yang ukurannya jauh lebih kecil dari kita. Hewan yang lemah, yang bahkan sekali pencet saja sudah tamat riwayatnya. Salomo memakai semut untuk sindiran kepada orang-orang malas. Katanya: "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak." (Amsal 6:6). Seperti apa semut itu? "biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen." (ay 7-8). Semut adalah hewan rajin, giat dan gigih dengan etos kerjasama yang luar biasa. Semut sanggup mengangkat beban yang jauh lebih berat dari beratnya sendiri, jika tidak mampu mereka akan bekerjasama agar beban itu sanggup diangkut. Lebih dari itu, seperti contoh secangkir kopi di atas, semut menunjukkan semangat pantang mundur, tidak gampang patah semangat dan tidak mudah menyerah. Alangkah baiknya jika kita mau belajar dari semut demi kebaikan kita.
Masih dalam Amsal, Agur bin Yake pun menyinggung soal kerajinan semut ini. "Semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas." (Amsal 20:25). Semut, menurut Agur merupakan satu dari empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi sangatlah bijaksana. Sangat lemah, sangat kecil, tetapi sangat rajin dan sangat kuat kerjasamanya. Betapa malunya kita manusia yang berukuran jauh lebih besar dan lebih kuat cuma bisa mengeluh tanpa berusaha maksimal. Betapa rapuhnya kita yang terlalu cepat putus asa sebelum mengeluarkan kemampuan terbaik, tanpa memaksimalkan segala talenta yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita, terutama tanpa mengandalkan atau percaya kepada Tuhan.
Tuhan tidak suka kepada orang malas. Lihatlah satu lagi ayat dalam kitab Amsal berikut: "Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan." (Amsal 13:4). Tuhan bisa memberikan segalanya dengan instan, tetapi apakah itu mendidik buat kita? Apakah itu baik buat perkembangan mental kita terutama pertumbuhan rohani kita? Tuhan berkenan kepada orang-orang yang rajin, yang tidak mengisi hidupnya hanya dengan mengeluh, tetapi mau mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk berjuang. Hal seperti itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan. Itulah sebabnya kita harus belajar dari sikap seekor semut. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk serius mengerjakan segala sesuatu. Firman Tuhan menginginkan kita untuk terus bekerja dengan rajin, memastikan roh kita tetap bernyala-nyala meski dalam situasi seperti apapun. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Seperti itulah bunyi firman Tuhan yang seharusnya kita ingat baik-baik. Dalam keadaan apapun, tetaplah bersemangat, jangan pernah padamkan roh, dan muliakanlah Tuhan lewat segala sesuatu yang kita kerjakan. Dimana posisi kita saat ini? Sudahkah kita memiliki kerajinan dan kegigihan serta kekompakan seperti semut? Jika belum, tidak ada salahnya untuk belajar dari hewan kecil ini sekarang juga.
Ada banyak hal yang bisa diteladani dari seekor semut
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2010
(1807)
-
▼
Agustus
(157)
- Menghargai Waktu : Orang Kaya dan Lazarus
- Menghargai Waktu : Orang Kaya dan Lazarus
- Pengampunan yang Melimpah
- Menghargai Waktu
- Menghargai Waktu
- Keluar Dari Sumur Dengan Kemenangan
- 31 Agustus - 1Kor 2:10b-16; Luk 4:31-37
- 31 Agustus - 1Kor 2:10b-16; Luk 4:31-37
- Belajar
- Belajar
- God send His Word, and I was healed
- 30 Agustus - 1Kor 2:1-5; Luk 4:16-30
- 30 Agustus - 1Kor 2:1-5; Luk 4:16-30
- Seimbang dalam Kerja, Seimbang Dalam Hidup
- Menghargai Berkat Tuhan
- Menghargai Berkat Tuhan
- 29 Agustus - Mg Biasa XXII : Sir 3:17-18.20.28-29;...
- 29 Agustus - Mg Biasa XXII : Sir 3:17-18.20.28-29;...
- Siapa Tahu yang Terbaik?
- 28 Agustus - 1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30
- 28 Agustus - 1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30
- Tanpa Tali Kekang
- Tanpa Tali Kekang
- Musuh Membuat Anda Sukses
- 27 Agt - 1Kor 1:17-25; Mat 25:1-13
- 27 Agt - 1Kor 1:17-25; Mat 25:1-13
- Yusuf dan Istri Potifar: Diperlakukan Tidak Adil
- Yusuf dan Istri Potifar: Diperlakukan Tidak Adil
- Kritik
- Kirimkan Kapal
- Dari Ujian Menuju Kemenangan
- Mempertahankan Iman dan Keselamatan
- Yusuf dan Istri Potifar: Ketika Sendirian
- Yusuf dan Istri Potifar: Ketika Sendirian
- Ayo pasang iklan di RHK
- The Blessing of Thorns
- Blue
- Blue
- 25 Agustus - 2Tes 3:6-10.16-18; Mat 23:27-32
- 25 Agustus - 2Tes 3:6-10.16-18; Mat 23:27-32
- Menghargai Iman
- Mefiboset dan Daud (3) : God's Unconditional Love
- Mefiboset dan Daud (3) : God's Unconditional Love
- 24 Agustus - Why 21:9b-14; Yoh 1:45-51
- 24 Agustus - Why 21:9b-14; Yoh 1:45-51
- MUJIZAT TUHAN TAK PERNAH BERAKHIR
- Mefiboset dan Daud (2): Tidak Dendam
- Mefiboset dan Daud (2): Tidak Dendam
- Video Kolaborasi Brandon dan Last minute
- 23 Agustus - 2Tes 1:1-5.11b-12; Mat 23:13-22
- 23 Agustus - 2Tes 1:1-5.11b-12; Mat 23:13-22
- Mefiboset dan Daud (1): Rendah Diri
- Mefiboset dan Daud (1): Rendah Diri
- 22 Agustus - Yes 66:18-21; Ibr 12:5-7.11-13; Luk 1...
- 21 Agustus - Yeh 43:1-7a; Mat 23:1-12
- 21 Agustus - Yeh 43:1-7a; Mat 23:1-12
- 22 Agustus - Yes 66:18-21; Ibr 12:5-7.11-13; Luk 1...
- Tiga Tipe Pemberi: Batu Api, Spon dan Sarang Lebah
- Hal Kecil
- Kisah Baut Kecil
- Brandon de Angelo dan Last Minute street crew
- Firman dalam Lagu
- Firman dalam Lagu
- TUHAN YANG MENGUBAH ”MUNGKIN” MENJADI MUJIZAT NYATA
- Semut dan Secangkir Kopi
- Semut dan Secangkir Kopi
- 20 Agustus - Yeh 37:1-14; Mat 22:34-40
- 20 Agustus - Yeh 37:1-14; Mat 22:34-40
- Kesaksian: Choky Sitohang presenter sukses Indonesia
- Album terbaru True Worshippers - Glory to Glory
- 19 Agustus - Yeh 36:23-28; Mat 22:1-14
- 18 Agustus - Yeh 34:1-11; Mat 20:1-16
- 18 Agustus - Yeh 34:1-11; Mat 20:1-16
- 19 Agustus - Yeh 36:23-28; Mat 22:1-14
- Ketaatan Prajurit
- Ketaatan Prajurit
- DIAMPUNI CUMA-CUMA
- Great is the Lord
- Great is the Lord
- Penyingkapan Tuhan
- Penyingkapan Tuhan
- The Power of Prayer
- 17 Agustus - HR Kemerdekaan RI : Sir 10: 1-8; 1Ptr...
- 17 Agustus - HR Kemerdekaan RI : Sir 10: 1-8; 1Ptr...
- Rut yang Giat dan Rajin
- Rut yang Giat dan Rajin
- 16 Agustus - Yeh 24:15-24; Mat 19:16-22)
- 16 Agustus - Yeh 24:15-24; Mat 19:16-22)
- Rut yang Bertanggung Jawab
- Rut yang Bertanggung Jawab
- Andai Titanic Mendengar
- 15 Agustus - HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA: Why 11...
- 15 Agustus - HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA: Why 11...
- Kisah Sukses : Susan Bachtiar
- Rut dan Kesetiaannya
- Rut dan Kesetiaannya
- 14 Agustus - Yeh 18:1-10.13b.30-32; Mat 19:13-15
- 14 Agustus - Yeh 18:1-10.13b.30-32; Mat 19:13-15
- Lirik lagu rohani tentang mujizat
- 13 Agustus - Yeh 16:1-15.60.63; Mat 19:3-12
-
▼
Agustus
(157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar