Ayat bacaan: Rut 1:16
================
" Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku."
Ada seorang ibu yang dikenal oleh seorang teman saya saat ini hidup sendirian sakit-sakitan di sebuah rumah kecil. Ia hidup sebatang kara menjalani sisa hidupnya. Apakah ia tidak punya anak? Justru sebaliknya, ia punya 9 orang anak! Tapi tidak satupun punya cukup waktu untuk mengurusnya. Bahkan tidak satupun anaknya yang mau mengajaknya untuk tinggal di rumah mereka. "Betapa kasihan", kata teman saya. "Dulu ia sanggup membesarkan 9 orang anak seorang diri hingga sukses, tetapi sekarang 9 orang anak tidak sanggup merawat satu ibu." Memprihatinkan bukan? Panti jompo penuh dengan para orang tua yang terbuang seperti ini. Hanya sedikit yang dijenguk anak-anaknya secara reguler. Pertanyaannya, jika seorang anak saja sanggup untuk tidak mempedulikan sisa umur orang tuanya sendiri, bagaimana dengan menantu? Tidak jarang ada jurang membentang diantara mertua dan menantu, apalagi di zaman sekarang ketika orang yang berusia lebih muda sudah tidak lagi mementingkan untuk bersikap hormat kepada orang yang lebih tua.
Menyambung renungan kemarin tentang kerendahan hati, kesederhanaan dan kesungguhan Rut, hari ini mari kita lihat satu lagi kualitas luar biasa yang dimiliki Rut, yaitu kesetiaan. Rut orang Moab menikah dengan anak Naomi ketika Naomi sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Moab menghindari bencana kelaparan yang tengah melanda Israel saat itu. Sayang sekali usia pernikahan mereka cukup singkat karena suami, kakak ipar dan ayah mertuanya tidak lama kemudian meninggal. Naomi pun kemudian memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Sebelum berangkat, ia meminta kedua menantunya untuk kembali saja ke bangsanya Moab, tidak perlu ikut ke Betlehem. "Berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras." (Rut 1:8-9). Semula kedua menantu Naomi, Rut dan Orpa menolak untuk pulang. Tetapi atas desakan Naomi, Orpa kemudian kembali ke bangsanya, sedangkan Rut dengan tegas menolak. Ia mau tetap menunjukkan kesetiaan penuh sebagai seorang menantu, meski suaminya sudah tidak ada lagi. " Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku." (ay 16). Bahkan Rut berkata Tuhan akan menghukumnya dengan seberat-beratnya apabila ia memisahkan diri dari mertuanya selain daripada akibat kematian. (ay 17). Rut tentu tahu bagaimana kehidupan berat yang akan ia hadapi di negeri asing yang memusuhi bangsanya. Tetapi kesetiaan merupakan harga mati baginya, dan dia siap untuk menanggung apapun demi mempertahankan kesetiaan.
Itulah sebuah kualitas sikap dari Rut. Apa yang ia lakukan sungguh mengharukan untuk kita simak. Sebagai seorang janda yang sudah lanjut usia, Naomi tadinya tidak berharap banyak dari kedua menantunya. Ia bahkan sudah merelakan keduanya untuk kembali ke bangsanya masing-masing, memulai hidup baru tanpa perlu menderita lagi untuk hidup sulit bersamanya. Namun Rut mengasihi mertuanya, dan ia tahu kesetiaan memang terkadang memang mahal harganya. Tuhan sendiri menaruh perhatian khusus bagi para janda. He's deeply concern about them. Lihatlah perikop mengenai janda yang secara khusus disinggung dalam 1 Timotius 5:3-16. Diantaranya berbunyi seperti ini: "Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda." (ay 1) Benar-benar janda disini berarti tidak lagi memiliki siapapun yang mau mengurusi mereka, alias sebatang kara. Ayat berikutnya berbunyi: "Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah." (ay 2). Anak atau cucu mereka, itulah yang pertama wajib untuk memperhatikan nasib mereka yang menjanda, sebab hal seperti itu akan menyenangkan hati Allah. Rut melakukannya, dan tidak heran apabila Tuhan pun berkenan kepadanya.
Salah satu dari 10 Perintah Allah yang diturunkan lewat Musa berbunyi "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16). Ayah dan ibu, termasuk pula mertua harus kita hormati dan kasihi dengan sepenuh hati. Hal seperti itu berkenan di mata Tuhan, dan dengan demikianlah kita dikatakan akan diberkati hingga lanjut usia dalam keadaan baik. Sudahkah kita peduli terhadap orang tua kita? Apakah kita sudah membalas budi mereka membesarkan, menyekolahkan dan mengurus kita hingga kita bisa menjadi siapa kita hari ini? Jangan tunda lagi, nyatakan kasih dan kesetiaan anda sebagai anak dengan menyayangi dan memperhatikan mereka sepenuhnya. Jika dulu kita dibesarkan dengan penuh kasih hingga berhasil, mengapa kita tidak bisa menunjukkan bakti kita kepada mereka sekarang?
Tuhan berkenan kepada orang yang mengasihi orang tuanya seperti yang diperlihatkan Rut
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2010
(1807)
-
▼
Agustus
(157)
- Menghargai Waktu : Orang Kaya dan Lazarus
- Menghargai Waktu : Orang Kaya dan Lazarus
- Pengampunan yang Melimpah
- Menghargai Waktu
- Menghargai Waktu
- Keluar Dari Sumur Dengan Kemenangan
- 31 Agustus - 1Kor 2:10b-16; Luk 4:31-37
- 31 Agustus - 1Kor 2:10b-16; Luk 4:31-37
- Belajar
- Belajar
- God send His Word, and I was healed
- 30 Agustus - 1Kor 2:1-5; Luk 4:16-30
- 30 Agustus - 1Kor 2:1-5; Luk 4:16-30
- Seimbang dalam Kerja, Seimbang Dalam Hidup
- Menghargai Berkat Tuhan
- Menghargai Berkat Tuhan
- 29 Agustus - Mg Biasa XXII : Sir 3:17-18.20.28-29;...
- 29 Agustus - Mg Biasa XXII : Sir 3:17-18.20.28-29;...
- Siapa Tahu yang Terbaik?
- 28 Agustus - 1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30
- 28 Agustus - 1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30
- Tanpa Tali Kekang
- Tanpa Tali Kekang
- Musuh Membuat Anda Sukses
- 27 Agt - 1Kor 1:17-25; Mat 25:1-13
- 27 Agt - 1Kor 1:17-25; Mat 25:1-13
- Yusuf dan Istri Potifar: Diperlakukan Tidak Adil
- Yusuf dan Istri Potifar: Diperlakukan Tidak Adil
- Kritik
- Kirimkan Kapal
- Dari Ujian Menuju Kemenangan
- Mempertahankan Iman dan Keselamatan
- Yusuf dan Istri Potifar: Ketika Sendirian
- Yusuf dan Istri Potifar: Ketika Sendirian
- Ayo pasang iklan di RHK
- The Blessing of Thorns
- Blue
- Blue
- 25 Agustus - 2Tes 3:6-10.16-18; Mat 23:27-32
- 25 Agustus - 2Tes 3:6-10.16-18; Mat 23:27-32
- Menghargai Iman
- Mefiboset dan Daud (3) : God's Unconditional Love
- Mefiboset dan Daud (3) : God's Unconditional Love
- 24 Agustus - Why 21:9b-14; Yoh 1:45-51
- 24 Agustus - Why 21:9b-14; Yoh 1:45-51
- MUJIZAT TUHAN TAK PERNAH BERAKHIR
- Mefiboset dan Daud (2): Tidak Dendam
- Mefiboset dan Daud (2): Tidak Dendam
- Video Kolaborasi Brandon dan Last minute
- 23 Agustus - 2Tes 1:1-5.11b-12; Mat 23:13-22
- 23 Agustus - 2Tes 1:1-5.11b-12; Mat 23:13-22
- Mefiboset dan Daud (1): Rendah Diri
- Mefiboset dan Daud (1): Rendah Diri
- 22 Agustus - Yes 66:18-21; Ibr 12:5-7.11-13; Luk 1...
- 21 Agustus - Yeh 43:1-7a; Mat 23:1-12
- 21 Agustus - Yeh 43:1-7a; Mat 23:1-12
- 22 Agustus - Yes 66:18-21; Ibr 12:5-7.11-13; Luk 1...
- Tiga Tipe Pemberi: Batu Api, Spon dan Sarang Lebah
- Hal Kecil
- Kisah Baut Kecil
- Brandon de Angelo dan Last Minute street crew
- Firman dalam Lagu
- Firman dalam Lagu
- TUHAN YANG MENGUBAH ”MUNGKIN” MENJADI MUJIZAT NYATA
- Semut dan Secangkir Kopi
- Semut dan Secangkir Kopi
- 20 Agustus - Yeh 37:1-14; Mat 22:34-40
- 20 Agustus - Yeh 37:1-14; Mat 22:34-40
- Kesaksian: Choky Sitohang presenter sukses Indonesia
- Album terbaru True Worshippers - Glory to Glory
- 19 Agustus - Yeh 36:23-28; Mat 22:1-14
- 18 Agustus - Yeh 34:1-11; Mat 20:1-16
- 18 Agustus - Yeh 34:1-11; Mat 20:1-16
- 19 Agustus - Yeh 36:23-28; Mat 22:1-14
- Ketaatan Prajurit
- Ketaatan Prajurit
- DIAMPUNI CUMA-CUMA
- Great is the Lord
- Great is the Lord
- Penyingkapan Tuhan
- Penyingkapan Tuhan
- The Power of Prayer
- 17 Agustus - HR Kemerdekaan RI : Sir 10: 1-8; 1Ptr...
- 17 Agustus - HR Kemerdekaan RI : Sir 10: 1-8; 1Ptr...
- Rut yang Giat dan Rajin
- Rut yang Giat dan Rajin
- 16 Agustus - Yeh 24:15-24; Mat 19:16-22)
- 16 Agustus - Yeh 24:15-24; Mat 19:16-22)
- Rut yang Bertanggung Jawab
- Rut yang Bertanggung Jawab
- Andai Titanic Mendengar
- 15 Agustus - HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA: Why 11...
- 15 Agustus - HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA: Why 11...
- Kisah Sukses : Susan Bachtiar
- Rut dan Kesetiaannya
- Rut dan Kesetiaannya
- 14 Agustus - Yeh 18:1-10.13b.30-32; Mat 19:13-15
- 14 Agustus - Yeh 18:1-10.13b.30-32; Mat 19:13-15
- Lirik lagu rohani tentang mujizat
- 13 Agustus - Yeh 16:1-15.60.63; Mat 19:3-12
-
▼
Agustus
(157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar