Judul: Kebesaran TuhanMazmur 104, seperti Mazmur 103 mulai dengan ajakan pemazmur kepada jiwanya sendiri untuk memuji Tuhan. Alasan memuji Tuhan diarahkan pada kebesaran Tuhan dan kuasa-Nya atas alam semesta milik-Nya. Hal ini yang membedakannya dari Mazmur 103 yang fokus pada karya dan kasih setia Allah.
Yang pertama (ayat 1-9), Tuhan itu Mahabesar, Dia Pencipta alam semesta. Di ayat 1-4, Allah digambarkan sebagai Raja dengan segala keperkasaan dan kuasa-Nya yang mengendalikan segala ciptaan-Nya yang di atas.Dialah Raja dengan segala kemegahan-Nya. Pakaian kebesaran-Nya adalah terang.Langit, atap istana-Nya, dan kamar-kamarnya pada air yang di atas cakrawala. Kendaraan perang-Nya adalah awan dengan angin dan api sebagai alat perang-Nya.
Sedangkan di ayat 5-9, segala ciptaan-Nya yang di bawah menjadi tumpuan kaki-Nya. Bagian ini fokus kepada Allah yang mengendalikan samudera dengan segala airnya. Bagi dunia purba, air yang bergolak merupakan kenyataan yang menakutkan bahkan gambaran kuasa jahat yang mengacau. Namun, di mata Sang Pencipta, tidak ada kuasa yang tidak berada di bawah kendali-Nya. Dia yang menciptakan segala sesuatu, berdaulat dan berkuasa atas segala ciptaan-Nya.
Segala sesuatu yang ada di atas di langit maupun yang ada di bawah, di bumi takluk kepada Sang Pencipta. Siapakah manusia yang menyombongkan dirinya di hadapan Sang Khalik? Dengan kemajuan teknologi masa kini, kedahsyatan alam tetap merupakan momok bagi manusia. Lalu bagaimana bisa dibandingkan dengan Allah yang Maha dahsyat, yang menciptakannya? Oleh karena itu, sembahlah Allah dan tunduklah pada kedaulatan-Nya.Sesuai dengan mandat Ilahi, kelolalah alam dengan bertanggung jawab demi hormat dan kemuliaan-Nya.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/04/21/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar