Judul: Kamis, 25 April 2013Di dalam surat ini, Paulus sering menggunakan kata yang bermakna arogan. Frekuensi penggunaan kata ini mengidentifikasi salah satu masalah utama yang ada di dalam jemaat Korintus.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus bahwa mereka tidaklah superior bila dibandingkan dengan orang lain. Sikap superior itu dapat membuat mereka menghakimi orang lain, bahkan menghakimi hamba Tuhan. Meskipun mereka memiliki banyak hal, harus disadari bahwa semuanya itu adalah pemberian Allah. Sebab itu mereka seharusnya mengucap syukur dan bukan malah menyombongkan diri serta merendahkan Paulus yang mengalami kesukaran dan penderitaan dalam pelayanannya.
Paulus memberi contoh tentang dirinya dan para rasul yang lain tentang bagaimana mereka harus mengalami hinaan dan direndahkan oleh karena Kristus. Iman dan pelayanan mereka kepada Kristus tidak menghasilkan sesuatu yang membawa kebanggaan dan kesenangan bagi diri mereka sendiri. Yang diperoleh para rasul justru hal-hal yang menyengsarakan dan menyakitkan (11-13). Melalui pengalaman ini, Paulus bermaksud menegur mereka agar menyadari sikap mereka dan tahu bagaimana seharusnya mereka bersikap. Karena itu mereka harus mengikuti teladan Paulus sebab ia telah terlebih dahulu mempraktikkan apa yang dia ajarkan (16).
Teguran Paulus kepada jemaat Korintus jadi teguran juga bagi kita. Kita bisa saja membanggakan diri karena jadi anggota suatu gereja besar atau bila gereja kita dipimpin oleh pendeta besar yang terkenal. Kebanggaan itu membuat kita jadi merasa seolah-olah kita sama besarnya dengan pendeta tersebut. Atau kita telah memilih jalan yang benar dengan menjadi anggota gereja tersebut. Kebanggaan seperti ini dapat melahirkan perasaan superioritas yang tidak pada tempatnya serta dapat membuat kita merendahkan gereja-gereja yang beranggotakan orang-orang yang berstatus ekonomi rendah. Ingatlah bahwa esensi iman kita adalah memikul salib dan mengikut Kristus.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/04/25/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar