Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juli 2012 -
Baca: Yohanes 20:11-18
"Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: 'Aku telah melihat Tuhan!' dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya." Yohanes 20:18
Seseorang yang mengalami kebaikan Tuhan dan memiliki pengalaman pribadi bersama Tuhan pasti mempunyai 'gelora' yang meluap-luap dalam hatinya untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan karena ia sangat mengasihi Tuhan dan sebagai respons atas apa yang telah diterimanya, sebab "Dosanya yang banyak itu telah diampuni," (Lukas 7:47a). Bahkan Tuhan berfirman, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18b).
Apakah tanda-tanda orang mengasihi Tuhan? Ia tidak hitung-hitungan dengan Tuhan, suka memberi dan tidak menahan berkat untuk dirinya sendiri melainkan sangat terbeban mendukung pekerjaan Tuhan dengan kekayaan yang dimilikinya, seperti yang dilakukan maria magdalena ini. Minyak wangi yang ia gunakan untuk meminyaki Yesus itu berharga sangat mahal, bahkan pada waktu itu hanya bisa dibeli dengan gaji seorang pekerja selama setahun; tapi Maria rela mempersembahkan harta miliknya untuk Yesus sebagai wujud betapa ia mengasihiNya. Terbukti pagi-pagi buta ia datang ke kubur Yesus dan Yesus melihat ketulusan hatinya, karena itu ketika Ia bangkit, orang pertama yang dijumpaiNya adalah Maria Magdalena.
Perjumpaan pribadi dengan Yesus telah mengubah hidupnya. Harta kekayaan dan segala yang ada di dunia ini tidak berarti apa-apa, hanya Yesus yang utama dan lebih dari segala-galanya. Hal ini juga dirasakan oleh Rasul Paulus, setelah bertemu dengan Yesus hidupnya diubahkan dan dia berkata, "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus," (Filipi 3:7-8). Apakah Saudara pernah mersakan pertolongan Tuhan? Bahkan karena kasihNya Ia rela mati bagi Saudara.
Sudahkah Saudara berbuat sesuatu untuk membalas kebaikan Tuhan itu?
Related Posts :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar