Ayat bacaan: Amsal 20:17
========================
"Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil."
Dalam bulan puasa di bulan yang lalu muncul kasus ayam glonggongan. Ayam glonggongan adalah penggelembungan ukuran ayam dengan cara memasukkan air lewat cara penyuntikan. Ukuran ayam akan meningkat karena tubuhnya dipenuhi air. Adanya kecenderungan masyarakat untuk membeli daging ayam yang gemuk dengan harga murah dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk mencari keuntungan. Bukan hanya ayam, tapi lalu muncul pula sapi glonggongan. Bedanya, jika ayam disuntik air setelah mati disembelih, pada sapi air dimasukkan melalui selang ketika sapi masih hidup. Sapi kemudian mati karena dijejali air terlalu banyak, baru kemudian disembelih. Saya tidak habis pikir bagaimana orang bisa bertindak seperti itu, seolah-olah mereka tidak perlu mempertanggungjawabkan apa-apa kelak di hadapan Tuhan.
hikmat Salomo ada yang berbicara mengenai perilaku penipuan. "Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil." (Amsal 20:17). Roti disini berbicara lebih luas dari sekedar roti biasa. Roti bisa mewakili kebutuhan-kebutuhan jasmani lainnya dan harta kekayaan. Sebuah peringatan yang cukup keras kepada orang-orang yang mencari keuntungan lewat tipuan atau cara-cara curang. Dalam kitab Ratapan kita kembali bertemu dengan penderitaan yang digambarkan dengan mulut penuh kerikil karena menempuh cara yang curang. "Ia meremukkan gigi-gigiku dengan memberi aku makan kerikil; Ia menekan aku ke dalam debu" (Ratapan 3:16). Begitu banyak orang yang tidak berpikir panjang dan hanya fokus untuk memperoleh keuntungan cepat lewat cara-cara yang tidak benar. Bencana dan kebinasaan pun menanti mereka-mereka ini. "Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa." (Amsal 22:8). Hal itu terjadi karena kecurangan adalah sebuah kekejian di mata Tuhan. "Sebab setiap orang yang melakukan hal yang demikian, setiap orang yang berbuat curang, adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu." (Ulangan 25:16). Betapa ironisnya jika keuntungan yang hanya bisa dinikmati sesaat lewat kecurangan nantinya berubah menjadi bencana penuh penderitaan menuju kebinasaan.
Dalam hidup kita, godaan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya akan selalu ada. Tuhan tidak melarang anak-anakNya untuk memiliki banyak harta, tapi yang salah adalah sikap cinta uang (1 Timotius 6:10), dan cara-cara mendapatkannya seperti melalui kejahatan dan kecurangan. Tidak akan pernah ada kata cukup bagi mereka yang mendasarkan hidup pada kecintaan terhadap harta benda, dan semua itu akan berakhir sia-sia. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:10). Jauhilah segala perilaku kecurangan agar kita selamat dari bencana dan kebinasaan.
Harta lewat kecurangan mungkin sedap rasanya, tapi akan berujung pada penderitaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2008
(1183)
-
▼
Oktober
(133)
- Sekawanan Angsa Dan Badai Salju
- Tidak Semua Orang Farisi....
- Tidak Semua Orang Farisi....
- What Should I Do In Everydays?
- Kadangkala Hidupmu Menangis
- Mari dan Lihatlah
- Mari dan Lihatlah
- Bangkit Dari Kegagalan
- Berhenti Saja ?
- Terburu-buru menarik Kesimpulan
- Terburu-buru menarik Kesimpulan
- Cepatlah bertumbuh "dewasa"
- Kentang
- Unity
- Unity
- EMAS DAN KEKASIH
- Rahmat Tuhan
- Berserah
- Mengejar Yang Tidak Kelihatan
- Mengejar Yang Tidak Kelihatan
- Kekuatan Sebuah Pujian
- Humor : TIGA ORANG MISIONARIS
- Jangan Mengungkit Masa Lalu
- Jangan Mengungkit Masa Lalu
- RAHMAT TUHAN
- Jejak-Jekak Kaki : Behind The Footprints Story
- Butir Padi Pertanda Kasih
- Maju Kena Mundur Kena
- Maju Kena Mundur Kena
- Delapan Kado Indah
- Dimanakah Kebahagiaan ?
- LUKISAN BAHAGIA
- The Gift
- Tempat Yang Disediakan Bagi Orang-Orang Penakut
- Tempat Yang Disediakan Bagi Orang-Orang Penakut
- BERSERAH
- Tumpangan Bagi Orang Asing
- Tumpangan Bagi Orang Asing
- Menikmati Kebosanan
- Kunci Pertama Berkat
- Pagar dan Sahabat
- Mewaspadai Tiga Hal (3) : Keangkuhan
- Mewaspadai Tiga Hal (3) : Keangkuhan
- Ketika Tuhan Mengatakan "Tidak"
- BERHENTI SAJA ?
- Mewaspadai Tiga Hal (2) : Keinginan Mata
- Mewaspadai Tiga Hal (2) : Keinginan Mata
- Batu, Kerikil dan Pasir
- APAKAH DOA MENGUBAH SESUATU ?
- JANGAN PERNAH MENUKAR KEBAHAGIAAN DENGAN KEMEWAHAN
- Mewaspadai Tiga Hal (1) : Keinginan Daging
- Mewaspadai Tiga Hal (1) : Keinginan Daging
- Cara Pandang Terhadap Beban Hidup
- Under Construction
- Under Construction
- Biola
- DON’T EVER GIVE UP
- Live Life To The Fullest
- Live Life To The Fullest
- Bersyukurlah Senantiasa Atas Kasih SetiaNya
- Bersyukurlah Senantiasa Atas Kasih SetiaNya
- LEBAR-SEMPIT, DUNIA-SURGA, FANA-KEKAL. MAU YANG MANA?
- Proses Panjang Sajian Makanan
- Proses Panjang Sajian Makanan
- Sebelum Kamu Mengeluh
- HADIAH PALING BERHARGA
- Produk Produk Berbahaya
- Produk Produk Berbahaya
- Berkat Yang Tersamar
- Ayam Glonggongan
- Ayam Glonggongan
- Dua Elang Dan Seekor Katak
- 7 Ways To Save A Relationship
- Filosofi Semut
- Ember Dan Pasir
- Dua Buah Ember
- Tanpa Mukjizat
- Tanpa Mukjizat
- Pohon Apel
- Batu Ajaib
- Batang Gelagah
- Cobalah Periksa
- Cobalah Periksa
- KASIH
- Semua Karena Anugerah Nya
- Bibit Kacang Hijau Yang Tak Bertumbuh
- Allah Bapa Seperti Pemulung
- Kapan Kawin? Surga dan Kita...
- Tuhan Selalu Beserta Kita
- Tuhan Selalu Beserta Kita
- Bola Masuk Ke Kantong Kertas
- Bobot Sebuah Doa
- Monumen Kebanggaan Nasional
- Monumen Kebanggaan Nasional
- Aku Berharga di Mata-NYA
- Kebahagiaan Ditukar Dengan Kemewahan
- Kau Melihat Dunia Hanya Sebatas Pandanganmu
- PELAJARAN DARI MASALAH
- Berdoalah Sampai Sesuatu Terjadi
- Fountain Of Life
-
▼
Oktober
(133)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar