Selasa, 27 Januari 2015
63:2 Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
63:3 Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
63:4 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
63:5 Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
63:6 Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
63:7 Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, –
63:8 sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
63:9 Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. —Mazmur 63:9
Ketika NASA (Lembaga Aeronautik dan Ruang Angkasa Amerika Serikat) mulai menggunakan sebuah teleskop ruang angkasa jenis baru untuk menangkap spektrum-spektrum cahaya yang berbeda, para peneliti dikejutkan oleh salah satu foto yang dihasilkannya. Foto itu menunjukkan sesuatu yang tampak seperti jari-jari tangan, sebuah jempol, dan telapak tangan yang terbuka dengan perpaduan warna biru, ungu, hijau, dan emas yang sangat spektakuler. Beberapa orang menyebutnya sebagai “Tangan Allah”.
Pemikiran bahwa Allah akan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita pada saat kita membutuhkan adalah tema utama dari Kitab Suci. Dalam Mazmur 63 kita membaca: “Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku” (ay.8-9). Pemazmur merasakan pertolongan dari Allah itu bagaikan tangan kanan yang menopangnya. Sejumlah pengajar Alkitab percaya bahwa Raja Daud menulis mazmur itu di tengah padang gurun Yehuda sepanjang masa-masa kelam dari pemberontakan Absalom, putranya. Absalom telah bersekongkol untuk menggulingkan sang ayah, dan Daud pun melarikan diri ke padang gurun (2Sam. 15-16). Bahkan sepanjang masa sulit itu, Allah hadir dan Daud percaya kepada-Nya. Ia berkata, “Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau” (Mzm. 63:4).
Terkadang hidup ini memang bisa terasa menyakitkan, tetapi Allah terus mengulurkan tangan-Nya yang memberikan penghiburan di tengah masa-masa sulit tersebut. Kita tidak pernah jauh dari jangkauan tangan-Nya. —HDF
Di bawah pengawasan mata-Nya
Umat-Nya yang kudus aman berdiam;
Tangan yang menopang seluruh alam
Akan sanggup menjaga anak-anak-Nya. —Doddridge
Allah menanggung beban dunia di atas bahu-Nya, tetapi memegang anak-anak-Nya dengan telapak tangan-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 16-18, Matius 18:1-20
Artikel ini termasuk dalam kategori Santapan Rohani, SaTe Kamu
from WarungSaTeKaMu.org
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar