Oleh: Shawn Quah
(artikel asli dalam bahasa Inggris: Why Do We Love New Things?)
Semua atau setidaknya kebanyakan orang suka dengan sesuatu yang baru. Apalagi jika hal yang baru itu dapat menunjang penampilan kita. Entah hal itu benar-benar diperlukan atau tidak, keinginan kita untuk memiliki hal-hal yang baru seolah tidak ada habisnya (kita ingin hp baru, sepatu baru, memulai sesuatu yang baru, dan seterusnya).
Gereja tempat aku berjemaat belum lama ini merenovasi aula kebaktian. Baru satu bulan ini kami mulai dapat memakainya untuk kebaktian. Sangat menyenangkan ketika akhirnya bisa menikmati aroma yang baru, ruang yang lebih luas, juga perasaan menjadi bagian dari sesuatu yang baru sekaligus yang sudah begitu dekat dengan kami.
Adakalanya aku bertanya-tanya, apakah selalu menginginkan sesuatu yang baru itu adalah perasaan yang sewajarnya kita miliki? Mengapa kita begitu senang memiliki sesuatu yang segar dan baru? Apakah itu berarti hal-hal yang dulunya “baru” bagi kita telah kehilangan nilainya seiring dengan waktu yang berlalu?
Mungkin kerinduan kita untuk sesuatu yang lebih baik dan baru sudah dimulai sejak kejatuhan manusia dalam dosa. Kita membaca tulisan Paulus di kitab Roma, bahwa sejak kejatuhan manusia, kondisi segala makhluk terus memburuk, baik dalam aspek jasmani maupun rohani, dan sebab itu selalu mengharapkan datangnya sesuatu yang lebih baik.
“Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.” —Roma 8:22-23
Tubuh yang baru, yang sempurna dan tidak bercela. Semua kita tentu menginginkannya, bukan? Jadi, menurut standar Alkitab, menginginkan sesuatu yang baru bukanlah sesuatu yang keliru. Pertanyaannya adalah, “hal baru” apa yang kita kejar? Apakah kita mencari hal-hal baru yang bersifat materi belaka? Ataukah kerinduan kita tertuju pada “langit baru”, “bumi baru”, dan “tubuh baru” yang dijanjikan Allah?
Setiap hari kita ditantang untuk tidak beralih fokus pada berbagai hal menarik dari dunia ini yang dapat membuat Firman Tuhan tampak tidak relevan dan ketinggalan zaman. Namun, mari terus menjaga fokus kita kepada hidup kekal yang dijanjikan oleh Tuhan dan Pencipta kita bersama-Nya.
Di tahun yang baru ini, mari mengingat kembali saat-saat pertama kita mengenal Tuhan. Ingatlah selalu apa alasan kita percaya dan mengikut Dia. Kiranya perspektif kekekalan menyertai keinginan kita akan “hal-hal yang baru”—pertemuan di surga, bersama dengan orang-orang yang kita kasihi, dalam tubuh yang baru, dan bersama Tuhan yang telah lebih dulu mengasihi kita!
Menanti
Namun tak pernah menemukan
Terus mencari, tak kunjung menjumpai
Apa gerangan yang kukejar selama ini?
Hal-hal yang sia-sia
Mimpi-mimpi yang kosong
Adakah sesuatu di dunia ini
yang akan dapat memuaskan jiwaku ini?
Aku berdiri di sana dan mengingat
Hari ketika aku datang dengan tangan hampa
Namun dipenuhi Tuhanku dengan luapan kerinduan
Yakin teguh akan janji-janji-Nya
Sembari menanti
Menanti ….
Artikel ini termasuk dalam kategori 01 - Januari 2015: Awal yang Baru, Artikel, Pena Kamu, Tema 2015
from WarungSaTeKaMu.org
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar