Judul: Siapa Tuhan bagi kita?Kadang orang salah sangka terhadap Allah, mengira bahwa Allah mesti berkarya sesuai dengan cara yang mereka maui. Jika tidak, artinya Allah tidak ada. Mereka berasumsi, karena Allah Maha Kuasa, mestinya semua kehendak mereka bisa dilaksanakan. Teologi seperti ini memposisikan Allah sebagai Jongos Maha Kuasa, yang mesti siap meladeni segala kehendak mereka. Padahal Allah berdaulat dan berkehendak di dalam hikmat dan kekudusan-Nya.
Ketika bangsa Israel tiba di Rafidim dan tak menemukan air (1), sebenarnya mereka cukup meminta kepada Allah melalui Musa. Namun kekecewaan atas tidak terpenuhinya ekspektasi mereka ini membuat mereka menuduh Musa, dan dengan demikian, menuduh Allah membawa mereka keluar hanya untuk membiarkan mereka mati kehausan (3). Tampak bahwa ekspektasi mereka atas Allah didasari teologi yang dangkal. Karena itu, Allah lebih lanjut menyatakan diri melalui dua peristiwa ajaib: air yang keluar dari gunung batu di Horeb (6) dan kemenangan Israel atas Amalek (8-16). Di keduanya, Allah tidak begitu saja mengaruniakan air dan kemenangan, sementara bangsa Israel tinggal bersantai menunggu hasilnya. Allah menunjukkan bahwa diri-Nya memang benar-benar maha kuasa dan lebih dari sanggup untuk memelihara mereka. Namun, Ia menggunakan hamba-hamba-Nya untuk melaksanakan kehendak dan mukjizat-Nya. Allah memakai ketaatan Musa, Harun, dan Yosua, juga bangsa Israel sendiri, untuk melaksanakan mukjizat penyertaan-Nya.
Siapa Allah di dalam pandangan kita? Jika kita masih menganggap Allah sebagai Jongos Maha Kuasa, di mana sebagai orang Kristen kita cukup santai menikmati segala berkat dan hak yang dijanjikan-Nya, maka kita mesti bertobat. Allah menghendaki yang terbaik untuk kita, anak-anak-Nya, tetapi sesuai dengan hakikat diri-Nya dan berdasarkan kehendak-Nya. Kita adalah alat yang Dia pakai untuk menyatakan kehendak dan karya-Nya, tidak hanya bagi diri kita pribadi, tetapi juga bagi orang lain, bahkan seluruh kosmos ini. Marilah kita terus belajar mengenal-Nya, dan terus taat pada perintah-perintah-Nya.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/22/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar