Judul: Ketidaktaatan dan kasih setiaApa yang pantas kita terima dari Tuhan, kalau kita sering tidak taat kepada-Nya? Masihkah kita merasa layak diampuni, dipulihkan, dan diberkati dengan limpah?
Di padang gurun, ketidaksetiaan umat ternyata tidak membatalkan kasih setia Tuhan. Ia tetap memimpin mereka memasuki tanah Kanaan. Namun, di tanah pusaka ini kembali mereka memberontak terhadap Tuhan. Mereka menolak taat kepada perintah Tuhan, yaitu membinasakan penduduk Kanaan (34-35). Akibatnya mereka pun dipengaruhi oleh penduduk Kanaan, terutama dalam beribadah. Mereka melakukan perzinaan rohani, dengan menyembah ilah-ilah bangsa-bangsa di Kanaan (36-39). Ibadah Kanaan merupakan ibadah yang menjijikkan dan mengerikan (37-38). Lebih mengerikan lagi umat Israel ikut-ikutan dalam ibadah tersebut!
Namun demikian, kasih setia Tuhan tetap menopang mereka, walau dengan cara yang keras, yaitu dengan menyerahkan mereka kepada bangsa-bangsa musuh yang menjajah dan menyengsarakan. Ya, kejahatan mereka dibalas dengan pendisiplinan dari Tuhan.Berulang kali mereka jatuh ke dalam dosa, berulang kali pula Tuhan menghajar mereka.Semua itu Tuhan lakukan karena Perjanjian-Nya dengan mereka.Ia tetap Allah mereka, dan mereka tetap umat-Nya. Hal itu dilakukan-Nya agar mereka sadar bahwa ketidaktaatan mereka menyedihkan hati-Nya.Ia ingin mereka bertobat.
Kalau Tuhan berlaku keras terhadap kita yang gampangan dalam menjaga kekudusan kita, itu tandanya Ia mengasihi kita. Kita sudah ditebus dengan harga yang mahal, yaitu darah Kristus. Masak kita bermain-main dengan dosa, sepertinya pengurbanan-Nya tidak berarti bagi kita? Sebelum hajaran-Nya menimpa kita dengan keras, bertobatlah! Taat firman-Nya, hidup kudus dan jauhi godaan untuk melampiaskan hawa nafsu.
Diskusi renungan ini di Facebook:http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/23/
Sumber : www.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar