| ||
| ||
|
Kamis, 31 Mei 2012
Renungan Harian Kita: Perbaikan Dini
Perbaikan Dini
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 147; Yohanes 7; 2 Samuel 21-22
AIDS adalah salah satu epidemik terbesar di dunia dan kita tidak memeranginya dengan cukup baik karena pada awalnya sering ditutup-tutupi dan dianggap memalukan. Cina baru mau mengakuinya tahun 2002 setelah angka statistik penderitanya yang sangat tinggi. India sempat ngotot kalau penyakit ini hanya diderita pekerja seks komersial dan pelaku seks bebas. Presiden Mbeki dari Afrika Selatan mengatakan pada New York Times bahwa dia tidak pernah kenal seorangpun mengidap AIDS padahal lebih dari 30 juta penduduk Afrika terkena AIDS (HIV positif).
Menurut laporan UNAIDS, badan PBB yang menangani masalah AIDS dan HIV, penyakit ini telah membunuh lebih dari 25 juta orang. Secara global, pada tahun 2007, 46 juta orang hidup dengan HIV. Menurut UNFPA (United Nations Population Fund) pengidap HIV/AIDS bisa mencapai 290 juta orang pada tahun 2050. Dari Depkes Indonesia, lebih dari 2.000 orang meninggal karena AIDS pada tahun lalu. Wabah ini telah memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membunuh sumber daya manusia termasuk anak-anak. Coba saja jika masalah ini diakui dan dhtangani dari awal mungkin akibatnya tidak separah ini.
Hal yang sama juga bisa berlaku dengan karakter dan kebiasaan buruk kita. Seringkali kita tidak mau menangani kelemahan kita dengan segera karena menganggapnya cuma sesuatu yang sepele yang bisa ditutup-tutupi. Padahal jika kita mau menanganinya dengan segera, ia akan meminimalisasikan kerusakan hidup yang lebih berat lagi. Banyak kebiasaan buruk dalam pekerjaan seperti kebiasaan datang terlambat, rajin melihat situs porno, korupsi kecil-kecilan, bekerja asal selesai saja, atau sifat yang tidak mau belajar yang jika dibiarkan terus, lama-kelamaan bisa menghancurkan kehidupan, karir maupun keluarga kita.
Lakukan perbaikan sedini mungkin sebelum terlambat.

Saat Teduh: Firman Tuhan yang Berkuasa
| ||
| ||
|
Saat Teduh: Diubah untuk melayani
| ||
| ||
|
Renungan Harian Air Hidup: DARI BIASA MENJADI LUAR BIASA
| ||
| ||
|
Saat Teduh: Selamat Hidup Bermakna
| ||
| ||
|
RSS Santapan Harian: Jumat, 1 Juni 2012 - Diubah untuk melayani (Kisah Para Rasul 10:9-16)
| ||
| ||
|
Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Diubah untuk melayani
| ||
| ||
|
1 Juni
"Kamu adalah garam dunia"
(1Kor 1:18-25; Mat 5:13-19)
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga." (Mat 5:13-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Yustinus, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Garam sedikit sebagai kelengkapan bumbu makanan membuat makanan yang bersangkutan enak dan nikmat, demikian juga api yang kecil dapat menjadi besar ketika digunakan untuk membakar sampah atau bangunan. "Saya sendiri tak ingin tergolek begittu saja seperti dalam museum. Saya ingin hidup di tengah pergolakan kehidupan", demikin kutipan dalam Majalah Tempo, dalam rangka mengenangkan almarhum Yustinus Kardinal Darmojuwono pr, setelah Yang Mulia dipanggil Tuhan pada tanggal 3 Februari 1994. Bapak Kardinal Darmojuwono pr ketika dibaptis menjadi katolik diberi nama pelindung St.Yustinus, dan kiranya kita semua tahu bahwa Yang Mulia sungguh menjadi 'garam dan terang dunia' dalam rangka menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusannya. Maka dalam rangka mengenangkan pesta St.Yustinus hari ini kami mengajak segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus untuk dapat menjadi 'garam dan terang dunia' dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Menjadi 'garam dan terang dunia' berarti cara hidup dan cara bertindaknya senantiasa membuat lingkungan hidupnya enak dan nikmat untuk didiami serta dapat membantu orang lain semakin menemukan jati diri dan panggilannya alias menerangi mereka yang berada di dalam kegelapan atau kebingungan. Maka marilah kita mawas diri apakah derap langkah dan kinerja kita senantiasa membuat lingkungan hidup semakin enak dan nikmat didiami maupun membantu orang lain untuk semakin menemukan jati diri dan panggilan hidupnya. Kita semua juga dipanggil untuk mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib atau aturan dengan sepenuh hati, betapapun sederhana atau kecil tata tertib atau aturan tersebut.
· "Pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah" (1Kor 1:18). Taat dan setia dalam melaksanakan aneka tata tertib atau aturan tak akan pernah terlepas dari perjuangan dan pengorbanan maupun penderitaan. Orang yang taat dan setia memang menunjukkan bahwa kekuatan atau rahmat Allah hidup dan bekerja dalam dirinya yang lemah dan rapuh alias yang bersangkutan dengan sepenuh hati, jiwa, pikiran dan tenaga melaksanakan tata tertib atau aturan maupun menghayati panggilan. Kita yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk setia meneladan Dia, yang telah rela menderita, wafat di kayu salib dan dibangkitkan dari mati demi keselamatan seluruh dunia. Kami percaya bahwa para ibu yang telah mengandung dan melahirkan anaknya memiliki pengalaman akan pendeitaan sebagai konsekwensi pada jati diri dan panggilannya, dan penderitaan yang telah dialaminya merupakan jalan menuju kesejahteraan atau kebahagiaan sejati. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, kiranya setiap hari kita membuat tanda salib, dengan harapan hidup dan bertindak meneladan Yang Tersalib, dengan kata lain mempersembahkan diri seutuhnya pada panggilan maupun tugas pengutusan. Setia pada tugas dan panggilan tak akan pernah terlepas dari penderitaan dan pengorbanan, maka hendaknya ketika harus menderita dan berkorban demi tugas dan panggilan, kami harapkan untuk terus gembira dan ceria menghadapinya, karena dengan demikian penderitaan dan pengorbanan tersebut tidak akan sia-sia. Kami berharap anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dilatih dan dibiasakan dalam hal kesetiaan, yang mungkin harus disertai dengan penderitaan dan pengorbanan.
"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN. Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan," (Mzm 33:2-7) Ign 1 Juni 2012
Mengalami Pendisiplinan Tuhan
========================
"Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?"
Ketika anda masih kecil tentu ada waktu-waktu dimana anda dihukum orang tua karena berbuat salah. Hukuman bisa terasa menyakitkan, bahkan sebagian orang masih mengingat pengalaman tersebut hingga dewasa. Meski tidak enak, tapi itu semua adalah demi kebaikan sendiri juga. Ada yang mengatakan bahwa tanpa pernah jatuh seseorang tidak akan pernah bisa naik sepeda, dan sama seperti itu, kita tidak akan bisa menjadi siapa diri kita hari ini tanpa pernah mendapatkan hukuman dari orang tua di saat kita masih kecil, atau dalam proses perjalanan hidup kita hingga hari ini.
Sama seperti orang tua yang terpaksa harus mendisiplinkan anaknya lewat hukuman, Tuhan sebagai Bapa yang penuh kasih pun terkadang perlu untuk mendisiplinkan kita. Ketika menjalaninya bisa jadi terasa menyakitkan. Kita terkadang mengeluh bahkan berteriak karena menganggap Tuhan terlalu keras atau malah menuduhNya tidak adil. Ketika Dia menghukum kita, kita menganggap bahwa Tuhan berlaku kasar dan tidak sesuai dengan sosokNya yang penuh kasih. Tentu tidak seperti itu. Kita harus tahu bahwa terkadang kita bisa melakukan kesalahan, dan karenanya kita butuh ditegur atau bahkan dihukum. Itu bukan dengan tujuan menyakiti kita, melainkan untuk membangun diri kita agar menjadi layak di hadapanNya, seperti apa yang Dia rindukan bagi kita semua. All for our own sake. Dan itu akan jauh lebih baik ketimbang kita dibiarkan terus melenceng dan kemudian harus kehilangan keselamatan yang sudah diberikan Kristus bagi kita.
Penulis Ibrani menjelaskan mengenai bentuk pendisplinan dan pengajaran Tuhan serta tujuannya. "Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:5-6). Tuhan menegur kita bukan karena punya sifat kejam, namun justru karena Dia mengasihi kita. Justru karena kita dianggapNya sebagai anak-anakNya, yang harus diajar agar benar hidupnya, tidak melenceng keluar jalur. Para orang tua tentu paham pentingnya mengganjar anak-anak mereka yang masih kecil dengan hukuman sekali waktu, agar mereka bisa belajar dari kesalahannya dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Seperti itu pula-lah kita dimata Tuhan. Betapa inginnya Tuhan menjadikan kita anak-anakNya yang tidak bercela, karenanya Tuhan menganggap perlu untuk mendisplinkan kita jika berbuat salah. "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." (ay 7,8). It shows His concern and His love. Kalau begitu, seharusnya bukan saat kita ditegur dan didisplinkan kita harus bersedih, tapi bersedihlah jika Tuhan justru tidak menunjukkan teguran apapun, dan membiarkan kita terus terseret arus kesesatan semakin jauh.
Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma berkata: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Kita sering melihat ayat ini dan menganggap bahwa ini adalah ayat yang berbicara hanya soal "kebaikan" seperti kenyamanan, pertolongan Tuhan, hidup tanpa masalah dan sebagainya. Tapi ingatlah bahwa sebentuk teguran, peringatan atau hukuman, lembut atau keras, semua itupun termasuk hal-hal yang bertujuan untuk mendatangkan kebaikan. Kita ditegur agar lebih baik, kita dimarahi agar tidak terus melakukan kesalahan, kita dihukum agar tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Itu juga mendatangkan kebaikan. Tuhan menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak, menghajar anak-anakNya agar menjadi pribadi yang benar, sehingga layak di hadapanNya dan bisa menerima janji-janjiNya secara utuh. Tidak selamanya hidup ini mudah dan menyenangkan.
Ada masa-masa dimana kita harus menangis akibat dihukum. Jangan bersungut-sungut, jangan menyerah, jangan putus asa, jangan pula mengeraskan hati dan membangkang. Yakobus mengingatkan hal ini, dan menganjurkan agar kita merasa beruntung dan tetap bertekun ketika mengalami pencobaan. "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:2-4). Mengalami pendisiplinan Tuhan harusnya kita pandang sebagai sesuatu yang membahagiakan. Itu diingatkan Yakobus untuk kita cermati. Itu merupakan "masa-masa di padang gurun" yang harus kita lewati agar layak memasuki "tanah terjanji". Jika anda tengah mengalaminya, tetaplah bertekun hingga memperoleh buah yang matang, hingga anda kembali ke jalur jalan yang benar dan bisa mencapai garis akhir dengan kemenangan yang gilang gemilang. Pada saatnya, anda akan diangkat keluar dan dinyatakan lulus sebagai manusia baru yang telah layak untuk menerima kemuliaan Tuhan.
Bersyukurlah ketika Tuhan menegur, karena itu tandanya Dia mengasihi kita sebagai anak-anakNya
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
renungan harian online: Mengalami Pendisiplinan Tuhan
| ||
| ||
|
renungan harian online: Mengalami Pendisiplinan Tuhan
| ||
| ||
|
Rabu, 30 Mei 2012
Renungan Harian Kita: Pursuit Of Knowledge
| ||
| ||
|
Pursuit Of Knowledge
Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 146; Yohanes 6; 2 Samuel 19-20
Siapa memiliki pengetahuan, memiliki otoritas. Pertama kali saya mendengar kalimat tersebut dari Peter Drucker, the Father of Modern Marketing. Saya merasa bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang wajib dikejar dalam kehidupan ini. Tidak ada seorang pun ingin menjadi orang yang bodoh karena hampir seluruh posisi strategis dalam dunia usaha dikuasai oleh mereka yang memiliki intelektual tinggi. Tidak heran begitu banyak orang yang rela bekerja dan belajar berjam-jam demi mengejar sesuatu yang disebut pengetahuan, bahkan sekalipun hal tersebut mengorbankan kesehatan dan waktu mereka demi keluarga.
Ketika kita berbicara mengenai pengetahuan, ada kehidupan seorang tokoh yang patut menjadi perenungan dalam hal ini. Raja Salomo merupakan orang yang sangat pandai. Ia menjadi raja dalam usia muda dan menulis banyak buku serta amsal. Namun demikian, pada akhir kehidupannya ia berkata bahwa pengejaran akan pengetahuan adalah sia-sia tanpa hidup takut akan Tuhan. Sebagaimana para ahli Farisi, Salomo juga mengetahui banyak akan kebenaran, namun ia tidak melakukan apa yang diajarkannya tersebut.
Pengetahuan tidak pernah ada batasnya. Saya tidak sedang berbicara bahwa Anda tidak perlu belajar dan terus berusaha menjadi orang yang pandai. Tetapi jauh lebih dalam dari hal itu adalah jangan pernah mengijinkan pengejaran akan pengetahuan menghentikan pengejaran Anda akan pribadi dari Tuhan sendiri.
Intelektual dapat mempesona orang, namun hanya kasih yang mengubah hidup seseorang.

Saat Teduh: Belajar dari Sejarah
| ||
| ||
|
Saat Teduh: Anugerah Allah bagi semua bangsa
| ||
| ||
|
Renungan Harian Air Hidup: ORANG KRISTEN HARUS PUNYA KASIH (2)
| ||
| ||
|
Arsip Blog
-
▼
2012
(2175)
-
▼
Mei
(391)
- Renungan Harian Kita: Perbaikan Dini
- Perbaikan Dini
- Saat Teduh: Firman Tuhan yang Berkuasa
- Saat Teduh: Diubah untuk melayani
- Renungan Harian Air Hidup: DARI BIASA MENJADI LUAR...
- Saat Teduh: Selamat Hidup Bermakna
- RSS Santapan Harian: Jumat, 1 Juni 2012 - Diubah u...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Diubah untu...
- 1 Juni
- Mengalami Pendisiplinan Tuhan
- renungan harian online: Mengalami Pendisiplinan Tuhan
- renungan harian online: Mengalami Pendisiplinan Tuhan
- Renungan Harian Kita: Pursuit Of Knowledge
- Pursuit Of Knowledge
- Saat Teduh: Belajar dari Sejarah
- Saat Teduh: Anugerah Allah bagi semua bangsa
- Renungan Harian Air Hidup: ORANG KRISTEN HARUS PUN...
- Saat Teduh: Sentuhan Kasih
- RSS Santapan Harian: Kamis, 31 Mei 2012 - Anugerah...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Anugerah Al...
- renungan harian online: Ujian Dikala Sendirian
- Ujian Dikala Sendirian
- renungan harian online: Ujian Dikala Sendirian
- 31 Mei
- Renungan Harian Kita: Mahatinggi Tapi Tidak Mahajauh
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Dipakai dan...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Tanda-tanda...
- Mahatinggi Tapi Tidak Mahajauh
- Saat Teduh: Mengingat dan Menceritakan Keajaiban A...
- Saat Teduh: Dipakai dan dibentuk oleh Roh Kudus
- Saat Teduh: Kemuliaan Bagi Allah Yang Besar
- Saat Teduh: Dipakai dan dibentuk oleh Roh Kudus
- Saat Teduh: Pengurangan Resiko Bencana
- Renungan Harian Air Hidup: ORANG KRISTEN HARUS PUN...
- Saat Teduh: Pengurangan Resiko Bencana
- RSS Santapan Harian: Rabu, 30 Mei 2012 - Dipakai d...
- Kecantikan Sejati Memancar dari Dalam
- renungan harian online: Kecantikan Sejati Memancar...
- renungan harian online: Kecantikan Sejati Memancar...
- 30 mei
- 29 Mei
- Saat Teduh: Tanda-tanda kehidupan orang percaya
- Saat Teduh: Kemuliaan Bagi Allah Yang Besar
- Saat Teduh: Dihargai Siapa?
- Saat Teduh: Tanda-tanda kehidupan orang percaya
- Saat Teduh: Mengapa Kita Memuji Allah?
- Renungan Harian Air Hidup: YOHANES PEMBAPTIS: Bera...
- Saat Teduh: Dihargai Siapa?
- RSS Santapan Harian: Selasa, 29 Mei 2012 - Tanda-t...
- Kemiskinan yang Termiskin
- renungan harian online: Kemiskinan yang Termiskin
- renungan harian online: Kemiskinan yang Termiskin
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Jangan angg...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Keselamatan...
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Tanggung ja...
- Saat Teduh: Mengapa Kita Memuji Allah?
- Saat Teduh: Keselamatan adalah anugerah Allah
- Saat Teduh: MASA LALU TEOLOGIS VS BIOGRAFIS
- Saat Teduh: Bilamana Dia Turun
- Saat Teduh: Keselamatan adalah anugerah Allah
- Saat Teduh: Perlengkapan untuk Melayani
- Saat Teduh: Jangan anggap remeh pelayananmu
- Renungan Harian Air Hidup: YOHANES PEMBAPTIS: Prib...
- Saat Teduh: MASA LALU TEOLOGIS VS BIOGRAFIS
- RSS Santapan Harian: Senin, 28 Mei 2012 - Keselama...
- Hidup dalam Pengharapan
- renungan harian online: Hidup dalam Pengharapan
- renungan harian online: Hidup dalam Pengharapan
- 28 Mei
- Renungan Harian Air Hidup: INJIL ADALAH PENGHARAPA...
- Saat Teduh: Bilamana Dia Turun
- RSS Santapan Harian: Minggu, 27 Mei 2012 - Tanggun...
- Jarak Pandang Rajawali
- renungan harian online: Jarak Pandang Rajawali
- renungan harian online: Jarak Pandang Rajawali
- Hari Raya Pentekosta
- Saat Teduh: Perlengkapan untuk Melayani
- Saat Teduh: Jangan anggap remeh pelayananmu
- Renungan Harian Air Hidup: BERKORBAN UNTUK TUHAN (2)
- Saat Teduh: Syukurin!
- RSS Santapan Harian: Sabtu, 26 Mei 2012 - Jangan a...
- Rajawali Terbang Tinggi
- renungan harian online: Rajawali Terbang Tinggi
- renungan harian online: Rajawali Terbang Tinggi
- 26 Mei
- Renungan Harian Kita: Mahatinggi Tapi Tidak Mahajauh
- Mahatinggi Tapi Tidak Mahajauh
- Renungan Harian Air Hidup: BERKORBAN UNTUK TUHAN (1)
- Saat Teduh: Pemersatu Orang-orang Percaya
- Saat Teduh: Hubungan yang saling mengasihi
- Saat Teduh: Pemandu Misi
- Saat Teduh: Pemersatu Orang-orang Percaya
- Saat Teduh: Ampunilah dan Lupakanlah
- Saat Teduh: Gaya hidup pelayan Tuhan
- Saat Teduh: Gaya hidup pelayan Tuhan
- Scripture Union Indonesia (a.k.a PPA): Gaya hidup ...
- Saat Teduh: Ampunilah dan Lupakanlah
- RSS Santapan Harian: Jumat, 25 Mei 2012 - Gaya hid...
- 25 Mei
- Induk Rajawali dan Anak-Anaknya
-
▼
Mei
(391)